ESQ Business Sambut 71 Mahasiswa Generasi Emas
A
A
A
JAKARTA - ESQ Business School menggelar welcoming reception dengan tema ”IQRABelajar dari Kearifan Lokal untuk Mewujudkan Peradaban Emas” saat menyambut mahasiswa baru generasi emas III tahun akademik 2015/2016.
Di hadapan ratusan undangan yang terdiri atas para orang tua mahasiswa, founder ESQ Business School dan pakar pembangunan karakter Ary Ginanjar Agustian meminta para orang tua untuk mau bekerja sama dalam membangun karakter mahasiswa, terutama di lingkungan rumah.
”Kami ingin jadikan mereka (mahasiswa) pada malam hari bersujud seperti sufi dan siang berdiri seperti singa. Kami berharap kelak ESQ Business School bisa menjadi kampus yang mampu mencetak putra dan putri terbaik dengan ketakwaan yang tinggi dan juga kampus yang menjadi pusat pendidikan menuju Indonesia Emas,” katanya di Granada Ballroom, Menara 165, Cilandak, Jakarta Selatan, kemarin.
Chief Executive Officer (CEO) ESQ Business School Dwitya Agustina menambahkan, untuk tahun ajaran baru ini, sebanyak 71 orang telah terdaftar menjadi mahasiswa dengan perincian 48 orang di Jurusan Bisnis Manajemen (BM), dan 23 orang di Bisnis Informasi Sistem (BIS). ”Mereka datang dari berbagai daerah yang ada di Indonesia seperti dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi, bahkan Papua,” ujarnya. Pada kesempatan yang sama, Direktur Kemahasiswaan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Didin Wahidin memberikan arahan mengenai maraknya kegiatan ospek yang menyalahi aturan kampus.
”Saya berharap kegiatan ospek memang benar-benar untuk membentuk karakter mahasiswa, bukan seperti yang sudah terjadi hingga memakan korban jiwa. Kami mengimbau agar pendidikan bukan sekadar ilmu pengetahuan, tetapi dikembangkan agar bisa betul-betul dimanfaatkan,” tegasnya.
Rektor Universitas Islam Makasar itu juga berharap ESQ dapat mencetak generasi bangsa yang berilmu, berakhlak mulia, cinta Tanah Air, serta menjadi kontributor nyata majunya Indonesia. Selaku perwakilan pemerintah, Didin yang juga aktif di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tingkat wilayah itu juga menyampaikan permohonan maafnya. Menurut dia, pemerintah saat ini belum mampu secara maksimal dalam proses pencerdasan bangsa.
”Atas nama pemerintah, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh perguruan tinggi negeri maupun swasta atas sumbangsihnya selama ini dalam kegiatan proses pendidikan,” ucapnya.
Faisal
Di hadapan ratusan undangan yang terdiri atas para orang tua mahasiswa, founder ESQ Business School dan pakar pembangunan karakter Ary Ginanjar Agustian meminta para orang tua untuk mau bekerja sama dalam membangun karakter mahasiswa, terutama di lingkungan rumah.
”Kami ingin jadikan mereka (mahasiswa) pada malam hari bersujud seperti sufi dan siang berdiri seperti singa. Kami berharap kelak ESQ Business School bisa menjadi kampus yang mampu mencetak putra dan putri terbaik dengan ketakwaan yang tinggi dan juga kampus yang menjadi pusat pendidikan menuju Indonesia Emas,” katanya di Granada Ballroom, Menara 165, Cilandak, Jakarta Selatan, kemarin.
Chief Executive Officer (CEO) ESQ Business School Dwitya Agustina menambahkan, untuk tahun ajaran baru ini, sebanyak 71 orang telah terdaftar menjadi mahasiswa dengan perincian 48 orang di Jurusan Bisnis Manajemen (BM), dan 23 orang di Bisnis Informasi Sistem (BIS). ”Mereka datang dari berbagai daerah yang ada di Indonesia seperti dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi, bahkan Papua,” ujarnya. Pada kesempatan yang sama, Direktur Kemahasiswaan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Didin Wahidin memberikan arahan mengenai maraknya kegiatan ospek yang menyalahi aturan kampus.
”Saya berharap kegiatan ospek memang benar-benar untuk membentuk karakter mahasiswa, bukan seperti yang sudah terjadi hingga memakan korban jiwa. Kami mengimbau agar pendidikan bukan sekadar ilmu pengetahuan, tetapi dikembangkan agar bisa betul-betul dimanfaatkan,” tegasnya.
Rektor Universitas Islam Makasar itu juga berharap ESQ dapat mencetak generasi bangsa yang berilmu, berakhlak mulia, cinta Tanah Air, serta menjadi kontributor nyata majunya Indonesia. Selaku perwakilan pemerintah, Didin yang juga aktif di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tingkat wilayah itu juga menyampaikan permohonan maafnya. Menurut dia, pemerintah saat ini belum mampu secara maksimal dalam proses pencerdasan bangsa.
”Atas nama pemerintah, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh perguruan tinggi negeri maupun swasta atas sumbangsihnya selama ini dalam kegiatan proses pendidikan,” ucapnya.
Faisal
(ars)