Propam Polri Amankan Dua Anggota
A
A
A
JAKARTA - Dua anggota polisi diduga pelaku penembakan yang menewaskan anggota TNI Kompi B Yonif 721 Makkasau, Prada Yuliadi, di Sirkuit Balap Motor Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, Minggu (30/8), diamankan. Mereka kini menjalani pemeriksaan di Propam Polri.
Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wuryanto, TNI dan Polri langsung melakukan koordinasi setelah insiden penembakan Prada Yuliadi. Termasuk, pemeriksaan saksi-saksi. Bahkan, Propam Polri sudah mengamankan dua anggotanya yang diduga pelaku penembakan.
”Ada dua orang yang dicurigai. Kemungkinan mereka pelakunya. Kedua orang itu juga sebelumnya sempat bersinggungan dengan korban. Mereka kini ditahan di Propam,” ujar Wuryanto. Diketahui, insiden itu bermula dari perkelahian anggota Patroli Motor (Patmor) dengan anggota Yonif 721 saat menonton balap motor di Sirkuit BalapMotor, StadionSMengga. Persoalan itu kemudian selesai dengan sendirinya setelah Kapolres Polman AKBP Agoeng Adi Koerniawan turun tangan mendamaikan kedua pihak.
Namun, selang beberapa jam, bentrokan terjadi lagi yang berakhir dengan kematian Yuliadi. Korban meninggal akibat dua timah panas bersarang di perutnya. Kapolda Sulselbar Irjen Pol Anton Setiadji menyebutkan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, tembakan yang dikeluarkan anggotanya itu karena merasa terdesak dengan situasi di lokasi kejadian. Namun, Kapolda berjanji akan tetap memproses kasus itu sesuai hukum yang berlaku. ”Bahkan, sanksi kode etik juga ada. Tetapi, itu setelah proses pidananya selesai,” ujar Kapolda kemarin.
Yang menarik, pasca kejadian juga terjadi beberapa pengrusakan terhadap kendaraan dinas Polres Polman. Diduga tindakan itu sebagai serangan balasan. ”Enam motor dinas Polres Polman bersama satu motor barang bukti, dan motor milik anggota dibakar habis. Totalnya ada 8 motor. Sedangkan mobil boks dirusak dengan memecah kaca bagian depan dan samping,” ujar Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Muhammad Bachtiar membenarkan adanya pengrusakan mobil boks dan motor dinas polisi tersebut. ”Kendaraan yang dirusak itu mobil satu dipecah kacanya, pembakaran satu motor oleh satu orang anggota. Tapi, lima motor lainnya dibakar masyarakat karena mereka kan saling dorong dan kena pukul juga,” ujar Bachtiar di Gedung Bulog, kemarin.
Senjata TNI Digudangkan
Untuk langkah antisipasi, Bachtiar telah memerintahkan anggotanya untuk siaga satu. Bahkan, semua senjata telah digudangkan, termasuk amunisinya. ”Anggota saya kandangin semua. Sudah siaga satu, senjata juga telah digudangkan,” ujarnya. Pangdam juga memerintahkan agar pos polisi dijaga oleh anggota TNI. Bahkan, ada satu pos dijaga empat orang.
”Ini antisipasi kalau ada anggota yang brutal. Tapi, saya yakin tidak akan ada,” pungkasnya. Sementara Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat ini Kapolda Sulselbar dan Pangdam VII/Wirabuana telah melakukan langkah-langkah penyelesaian. Diajugameminta publik tidak khawatir dengan insidenitukarenabentrokanitu tidak terlalu serius. Meski begitu, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu tetap menyesalkan terjadinya insiden penembakan itu. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu meminta insiden bentrokan TNI-Polri tidak boleh terjadi lagi di masa depan.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo juga menginstruksikan seluruh prajurit TNI untuk bisa menahan diri dan mencegah gesekan sekecil apa pun dengan Polri. ”Tidak ada toleransi terhadap tindakan prajurit TNI yang merusak hubungan yang terjalin baik antara TNI dan Polri,” katanya.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti juga mengatakan bahwa proses penyelidikan masih terus dilakukan. ”Kan jelas orang-orangnya tinggal diceksaja siapa yang melakukan penembakan,” ujarnya.
Sucipto/khairil anwar/ andi indra
Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wuryanto, TNI dan Polri langsung melakukan koordinasi setelah insiden penembakan Prada Yuliadi. Termasuk, pemeriksaan saksi-saksi. Bahkan, Propam Polri sudah mengamankan dua anggotanya yang diduga pelaku penembakan.
”Ada dua orang yang dicurigai. Kemungkinan mereka pelakunya. Kedua orang itu juga sebelumnya sempat bersinggungan dengan korban. Mereka kini ditahan di Propam,” ujar Wuryanto. Diketahui, insiden itu bermula dari perkelahian anggota Patroli Motor (Patmor) dengan anggota Yonif 721 saat menonton balap motor di Sirkuit BalapMotor, StadionSMengga. Persoalan itu kemudian selesai dengan sendirinya setelah Kapolres Polman AKBP Agoeng Adi Koerniawan turun tangan mendamaikan kedua pihak.
Namun, selang beberapa jam, bentrokan terjadi lagi yang berakhir dengan kematian Yuliadi. Korban meninggal akibat dua timah panas bersarang di perutnya. Kapolda Sulselbar Irjen Pol Anton Setiadji menyebutkan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, tembakan yang dikeluarkan anggotanya itu karena merasa terdesak dengan situasi di lokasi kejadian. Namun, Kapolda berjanji akan tetap memproses kasus itu sesuai hukum yang berlaku. ”Bahkan, sanksi kode etik juga ada. Tetapi, itu setelah proses pidananya selesai,” ujar Kapolda kemarin.
Yang menarik, pasca kejadian juga terjadi beberapa pengrusakan terhadap kendaraan dinas Polres Polman. Diduga tindakan itu sebagai serangan balasan. ”Enam motor dinas Polres Polman bersama satu motor barang bukti, dan motor milik anggota dibakar habis. Totalnya ada 8 motor. Sedangkan mobil boks dirusak dengan memecah kaca bagian depan dan samping,” ujar Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Muhammad Bachtiar membenarkan adanya pengrusakan mobil boks dan motor dinas polisi tersebut. ”Kendaraan yang dirusak itu mobil satu dipecah kacanya, pembakaran satu motor oleh satu orang anggota. Tapi, lima motor lainnya dibakar masyarakat karena mereka kan saling dorong dan kena pukul juga,” ujar Bachtiar di Gedung Bulog, kemarin.
Senjata TNI Digudangkan
Untuk langkah antisipasi, Bachtiar telah memerintahkan anggotanya untuk siaga satu. Bahkan, semua senjata telah digudangkan, termasuk amunisinya. ”Anggota saya kandangin semua. Sudah siaga satu, senjata juga telah digudangkan,” ujarnya. Pangdam juga memerintahkan agar pos polisi dijaga oleh anggota TNI. Bahkan, ada satu pos dijaga empat orang.
”Ini antisipasi kalau ada anggota yang brutal. Tapi, saya yakin tidak akan ada,” pungkasnya. Sementara Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat ini Kapolda Sulselbar dan Pangdam VII/Wirabuana telah melakukan langkah-langkah penyelesaian. Diajugameminta publik tidak khawatir dengan insidenitukarenabentrokanitu tidak terlalu serius. Meski begitu, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu tetap menyesalkan terjadinya insiden penembakan itu. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu meminta insiden bentrokan TNI-Polri tidak boleh terjadi lagi di masa depan.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo juga menginstruksikan seluruh prajurit TNI untuk bisa menahan diri dan mencegah gesekan sekecil apa pun dengan Polri. ”Tidak ada toleransi terhadap tindakan prajurit TNI yang merusak hubungan yang terjalin baik antara TNI dan Polri,” katanya.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti juga mengatakan bahwa proses penyelidikan masih terus dilakukan. ”Kan jelas orang-orangnya tinggal diceksaja siapa yang melakukan penembakan,” ujarnya.
Sucipto/khairil anwar/ andi indra
(ars)