Tak Dipacking, Kursi Roda Jamaah Indonesia Banyak Tercecer
A
A
A
MADINAH - Kedatangan puluhan ribu jamaah haji asal Indonesia di Madinah diprediksi akan mencapai puncak pada 3 September. Sejumlah persoalan ditemukan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Di antaranya berupa kursi roda jamaah haji yang tercecer di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah.
Puluhan kursi roda itu awalnya tak terangkut bus pengangkut jamaah, lantaran tidak dibungkus dengan plastik. “Kalau jamaah haji mengetahui dari awal bahwa kursi roda harus di-packing atau dibungkus plastik, maka pasti akan di-packing. Tapi ini belum jaminan, tergantung dari bandara sini (Madinah),” ujar Kasi Perlindungan Jamaah Daerah Kerja (Daker) Bandara Jedah-Madinah, Jajang Hasan Basri, Minggu (30/8/2015).
Diakuinya, ada sebagian kursi roda yang dikeluarkan dari bandara berbarengan dengan koper jamaah. Namun, lebih banyak yang tertahan.
“Kita awalnya tidak tahu posisi kursi roda ada di mana. Di hari ketiga kedatangan jamaah kita mengeluarkan 15 kursi roda dari gudang bandara.”
"Di hari berikutnya ada yang berbarengan dengan koper. Besoknya ada lagi yang tertahan. Kemarin bahkan ada 30 kursi roda yang tertahan di imigrasi,” urainya.
Setelah diurus oleh PPIH, kursi roda yang menumpuk di ruang imigrasi itu dikeluarkan. “Namun tidak bisa langsung kita ambil. Karena oleh petugas bandara kursi roda tersebut diangkut ke gudang terlebih dahulu. Baru setelah itu bisa kita ambil dan dibawa ke Kantor Misi Haji Indonesia,” imbuhnya.
Kursi roda itu diidentifikasi berdasarkan identitas yang tercantum dan mencocokkannya dengan data di Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) untuk selanjutnya diantarkan kepada jamaah. Jajang menegaskan bahwa seluruh kursi roda itu merupakan milik jamaah haji yang sudah tiba di Madinah.
“Kita sudah berkoordinasi dengan embarkasi. Tapi persoalannya kan kursi roda itu dipakai saat jamaah turun dari bus dan ketika akan masuk ke pesawat. Jadi susah di-packingnya. Kemungkinan masalah ini akan terjadi terus,” tuturnya.
Sedangkan Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daker Madinah, Maskat Ali Jasmun menambahkan, jika jumlah kursi roda jumlahnya banyak maka akan diantar dengan bus coaster.
“Kami antarkan langsung sampai ke jamaah secepat mungkin. Namun kami perlu mencocokkan identitas di koper dengan data di Siskohat terlebih dahulu untuk mengetahui hotel tempat jamaah pemilik koper tinggal,” tandasnya.
PILIHAN:
Eks Jubir Gus Dur Yakin Indonesia Tak Tertular Malaysia
Tersangkakan Capim KPK, Polri Cegah Cicak Vs Buaya Berulang
Puluhan kursi roda itu awalnya tak terangkut bus pengangkut jamaah, lantaran tidak dibungkus dengan plastik. “Kalau jamaah haji mengetahui dari awal bahwa kursi roda harus di-packing atau dibungkus plastik, maka pasti akan di-packing. Tapi ini belum jaminan, tergantung dari bandara sini (Madinah),” ujar Kasi Perlindungan Jamaah Daerah Kerja (Daker) Bandara Jedah-Madinah, Jajang Hasan Basri, Minggu (30/8/2015).
Diakuinya, ada sebagian kursi roda yang dikeluarkan dari bandara berbarengan dengan koper jamaah. Namun, lebih banyak yang tertahan.
“Kita awalnya tidak tahu posisi kursi roda ada di mana. Di hari ketiga kedatangan jamaah kita mengeluarkan 15 kursi roda dari gudang bandara.”
"Di hari berikutnya ada yang berbarengan dengan koper. Besoknya ada lagi yang tertahan. Kemarin bahkan ada 30 kursi roda yang tertahan di imigrasi,” urainya.
Setelah diurus oleh PPIH, kursi roda yang menumpuk di ruang imigrasi itu dikeluarkan. “Namun tidak bisa langsung kita ambil. Karena oleh petugas bandara kursi roda tersebut diangkut ke gudang terlebih dahulu. Baru setelah itu bisa kita ambil dan dibawa ke Kantor Misi Haji Indonesia,” imbuhnya.
Kursi roda itu diidentifikasi berdasarkan identitas yang tercantum dan mencocokkannya dengan data di Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) untuk selanjutnya diantarkan kepada jamaah. Jajang menegaskan bahwa seluruh kursi roda itu merupakan milik jamaah haji yang sudah tiba di Madinah.
“Kita sudah berkoordinasi dengan embarkasi. Tapi persoalannya kan kursi roda itu dipakai saat jamaah turun dari bus dan ketika akan masuk ke pesawat. Jadi susah di-packingnya. Kemungkinan masalah ini akan terjadi terus,” tuturnya.
Sedangkan Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daker Madinah, Maskat Ali Jasmun menambahkan, jika jumlah kursi roda jumlahnya banyak maka akan diantar dengan bus coaster.
“Kami antarkan langsung sampai ke jamaah secepat mungkin. Namun kami perlu mencocokkan identitas di koper dengan data di Siskohat terlebih dahulu untuk mengetahui hotel tempat jamaah pemilik koper tinggal,” tandasnya.
PILIHAN:
Eks Jubir Gus Dur Yakin Indonesia Tak Tertular Malaysia
Tersangkakan Capim KPK, Polri Cegah Cicak Vs Buaya Berulang
(kri)