Bisnis Sekaligus Berdakwah

Minggu, 30 Agustus 2015 - 11:41 WIB
Bisnis Sekaligus Berdakwah
Bisnis Sekaligus Berdakwah
A A A
Alquran dengan desain cover yang indah lahir dari kreativitasnya. Ya, Milla Lapeda, yang sempat berbisnis kapal pesiar, belakangan justru dikenal sebagai kreator penerbitan Alquran yang inovatif dari sisi konsep sampul.

Usaha Milla ini sejatinya sudah dirintis sejak beberapa puluh tahun lalu, dengan membuka bisnis percetakan. Bisnis tersebut lantas gulung tikar lantaran terkena dampak krisis ekonomi pada 1997. Sempat beralih profesi menjadi pembuat kapal pesiar pada rentang 1998 -2000, Milla kembali membuka bisnis percetakan pada tahun-tahun berikutnya.

Hingga pada 14 Februari lalu, ia mulai menekuni usaha penerbitan Alquran yang memiliki konsep desain berbeda. Setiap konsep desain diklaim Milla memiliki nilai spiritual dan dakwah. Mengapa akhirnya ia tertarik untuk menerbitkan Alquran? Seperti apa perjalanannya? Berikut kutipan wawancara KORAN SINDOdengan pria kelahiran 14 Februari 1957 itu.

Bagaimana ide Anda untuk menerbitkan Alquran dengan desain coveryang berbeda muncul?

Berawal ketika saya banyak mendapat pesanan dari berbagai penerbitan untuk mencetak Alquran. Hanya, desain-desain yang mereka buat selalu sama. Ada tulisan Alquran, kemudian dikasih ornamen-ornamen sehingga lama-kelamaan orang juga menjadi jenuh untuk membeli Alquran. Dampaknya terjadi penurunan minat beli masyarakat karena kebanyakan para penerbit mencetak Alquran dengan coveryang sama. Alquran kanisinya tidak boleh diubah.

Maka itu, yang saya coba adalah membuat terobosan baru dengan memberikan desain coveryang berbeda dari yang ada di pasaran. Desain yang fleksibel untuk dibuat multiwarna. Alhamdulillah, animo masyarakat baik terhadap desain-desain Alquran ini. Baru empat bulan kami hadir, sudah terjual 400.000 eksemplar. Sampai saat ini kami telah menerbitkan 116 item. Jika melihat di toko-toko buku seperti Gramedia, cover mushaf Alquran buatan kami jauh berbeda dengan yang lain.

Dari mana Anda memperoleh ide untuk desain-desain cover Alquran tersebut?

Saya bisa mendapatkan ide dari mana saja. Tidak sulit bagi saya menemukan ide-ide untuk membuat desain cover. Bisa dari tempat ibadah dan lain-lain. Hanya, sebagian besar ide didapat dari kota suci umat Islam yaitu Mekkah dan Madinah. Makanya, desain coverpertama kami adalah pintu Kakbah area Multazam. Multazam saya ambil karena menjadi salah satu tempat yang paling mustajab jika berdoa.

Kemudian, kami juga menciptakan desain traveling, yang dibuat sesuai ciri khas anak muda. Berwarna-warni dan simpel untuk dibawa. Untuk edisi ini, sengaja saya buat agar remaja tidak malu lagi membawa Alquran ke mana-mana. Bagi mereka para traveler, Alquran ini pun enak dan mudah untuk dibawa. Ada lagi desain dengan emas atau yang kami sebut Alquran mahar. Dan, yang terbaru dari produk kami adalah edisi khusus 70 tahun Indonesia merdeka.

Salah satu produk yang Anda keluarkan adalah cover edisi 70 tahun Indonesia merdeka. Apa alasannya?

Kemasan ini sengaja kami desain khusus sebagai persembahan cinta kami untuk bangsa dan negara. Cover berbentuk anyaman berwarna merah putih melambangkan sang Saka Merah Putih dalam persatuan dan kebersamaan. Kami juga berharap, dengan penerbitan edisi khusus ini, kita semua dapat berkarya dan bekerja di jalan yang diridai Allah SWT. Jadi, slogannya tidak cukup hanya ‘Ayo Kerja’. Seharusnya ”Ayo Kerja di Jalan Tuhan” agar setiap aktivitas yang dilakukan dekat dengan jalan Tuhan supaya tidak ada yang macam-macam.

Bagaimana dengan produk berdesain emas yang Anda miliki?

Ini merupakan produk spesial kami. Cover-nya terbuat dari brass gold plated. Alquran dengan kuningan yang bercampur emas atau kami menamakannya Alquran mahar yang dijual sekitar Rp12 juta. Produk ini biasanya dipesan orang untuk mahar pernikahan.

Strategi apa yang dilakukan agar produk Anda bisa diterima pasar?

Dalam pembuatan dan memasarkan produk, saya selalu menanamkan nilai dakwah. Alquran itu isinya sudah pasti, tidak bisa diubah. Makanya, saya ingin melakukan sesuatu agar bisa menjadikan desain cover Alquran lebih menarik. Dengan begitu, diharapkan umat muslim bangga dan mau memuliakan Alquran. Kemudian strategi yang juga kami lakukan adalah dengan menggandeng tokoh ataupun public figureseperti Dian Sastrowardoyo.

Dia nanti akan membuat desain coverAlquran sendiri, kemudian dipasarkan. Untuk pasar di luar negeri, kami juga menggandeng public figuresalah satunya pemain sepak bola demi kepentingan launching produk kami di Hollywood dan Manchester. Saat ini kami sedang mengurus MOUnya dan sudah hampir selesai.

Kapan produk Anda mulai dipasarkan ke luar negeri?

Alquran mushaf sebenarnya sudah siap dipasarkan ke Eropa dan beberapa negara lain. Hanya, untuk memasarkannya, kami masih menunggu izin dari pen-tashihAlquran dari Universitas Al-Azhar di Kairo. Nanti produk ini akan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa seperti Prancis, China, dan Urdu. Insya Allah, tahun depan produk kami sudah berada di luar negeri. Desain yang kami keluarkan adalah yang bersifat global seperti pintu Kakbah dan pintu mesjid di Madinah.

Apa yang membedakan desain Alquran yang Anda miliki dibandingkan desain lain?

Desain Alquran kami tidak pasaran. Maka itu, kami membuatnya dengan segmentasi tertentu seperti edisi travelingyang menyasar remaja dan penyuka traveling. Secara ekonomi kami mengincar kalangan menengah ke atas. Kemudian secara kualitas, sebelum memasarkannya, kami uji coba berkali-kali dan jika sudah sempurna, baru kami pasarkan. Produk kami kanproduk semi-custom. Seperti desain coverKakbah, kami coba sampai 48 kali. Setelah mendapatkan hasil yang sempurna, baru kami terbitkan.

Kendala apa yang dihadapi dalam mengembangkan produk ini?

Kesulitannya, di masa-masa awal, toko buku tidak menerima karena harga jual kami lebih mahal daripada produk Alquran lain yang ada di pasaran. Mereka mengatakan, Anda ada-ada saja menjual Alquran dengan harga yang berkali-kali lipat dari yang ada di toko. Misalnya, salah satu produk kami dijual seharga Rp299.000.

Sedangkan yang ada di pasaran, produk dengan ukuran yang sama, harganya sekitar Rp99.000. Awalnya mereka mengambil yang paling kecil. Di situlah saya coba meyakinkan mereka mengenai kualitas produk kami. Prinsip saya sederhana sekali. Bagi kalangan menengah ke atas, makan saja bisa menghabiskan dana ratusan ribu sampai jutaan rupiah.

Masa untuk Alquran mereka tidak mau? Kemudian, kami juga coba meyakinkan mereka bahwa produk yang kami jual sama-sama Alquran. Hanya, kami memiliki konsep sehingga produk ini menjadi lebih menarik dan diharapkan bisa menjadi dakwah kami karena mereka dengan bangga membawa Alquran dari kami.

Apa tujuan hidup Anda saat ini?

Saya memiliki tujuan bisa mendakwahkan Alquran. Dari orang yang tidak pernah membeli, jadi ingin membeli. Dari membeli itu diharapkan orang tersebut membawa dan kemudian membacanya.

Robi ardianto
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1072 seconds (0.1#10.140)