Diperlukan Kampanye Selamatkan Generasi Muda dari ISIS
A
A
A
JAKARTA - Kalangan terpelajar atau mahasiswa rentan dengan propaganda Islamic State of Iraq (ISIS), karena mereka aktif menggunakan internet. Perlu adanya sinergi untuk membentengi generasi muda Indonesia dari ajaran radikal menggunakan agama sebagai alat provokasi.
Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq sinergi juga diperlukan dalam kampanye untuk menyelamatkan generasi muda dari bahaya ISIS.
"ISIS adalah gerakan teroris, sehingga upaya pencegahannya harus all out. Tidak hanya pemerintah dan berbagai lembaga yang ada, tetapi juga Organisasi Massa (Ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga harus bersatu menghadapi ISIS," ujar Maman, Jakarta, Kamis (27/8/2015).
Menurutnya, Badan Nasional Penganggulangan Terorisme (BNPT) sebagai lembaga pemerintah yang berkompeten soal ini, terus lakukan upayakan program pencegahan paham radikalisme terutama ISIS dengan menggandeng berbagai lembaga lainnnya.
Salah satunya, kata dia Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Dikti) dengan melakukan sosialisasi pencegahan ISIS di kalangan perguruan tinggi dengan menggelar dialog pencegahan paham radikal terorisme dan ISIS di Kalangan perguruan tinggi Jawa Timur di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya, Malang dan Universitas Hasanudin, serta Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Jakarta.
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ahmad Satori Ismail menambahkan, propaganda ISIS maupun paham radikal yang masuk ke lingkungan perguruan tinggi tentunya sangat membahayakan bangsa
“Karena lingkungan kampus tempat mencetak para akademisi yang nantinya akan meneruskan cita-cita perjuangan banga Indonesia dan harus dilindungi dari upaya propaganda,” tukas Ahmad.
Baca: 2 Pilot Indonesia Jadi Simpatisan ISIS.
Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq sinergi juga diperlukan dalam kampanye untuk menyelamatkan generasi muda dari bahaya ISIS.
"ISIS adalah gerakan teroris, sehingga upaya pencegahannya harus all out. Tidak hanya pemerintah dan berbagai lembaga yang ada, tetapi juga Organisasi Massa (Ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga harus bersatu menghadapi ISIS," ujar Maman, Jakarta, Kamis (27/8/2015).
Menurutnya, Badan Nasional Penganggulangan Terorisme (BNPT) sebagai lembaga pemerintah yang berkompeten soal ini, terus lakukan upayakan program pencegahan paham radikalisme terutama ISIS dengan menggandeng berbagai lembaga lainnnya.
Salah satunya, kata dia Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Dikti) dengan melakukan sosialisasi pencegahan ISIS di kalangan perguruan tinggi dengan menggelar dialog pencegahan paham radikal terorisme dan ISIS di Kalangan perguruan tinggi Jawa Timur di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya, Malang dan Universitas Hasanudin, serta Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Jakarta.
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ahmad Satori Ismail menambahkan, propaganda ISIS maupun paham radikal yang masuk ke lingkungan perguruan tinggi tentunya sangat membahayakan bangsa
“Karena lingkungan kampus tempat mencetak para akademisi yang nantinya akan meneruskan cita-cita perjuangan banga Indonesia dan harus dilindungi dari upaya propaganda,” tukas Ahmad.
Baca: 2 Pilot Indonesia Jadi Simpatisan ISIS.
(kur)