Tiga Srikandi Bertarung di Tangsel
A
A
A
TANGERANG - Pilkada Kota Tangerang Selatan (Tangsel) 9 Desember mendatang memberikan warna baru. Dari tiga pasangan, masing-masing ada calon perempuan. Mereka siap bertarung menarik simpati warga.
Cantik. Pintar. Kaya. Demikian yang bisa digambarkan dari tiga calon wali kota dan wakil wali kota dalam Pilkada Tangsel, 9 Desember mendatang. Ketiganya yakni calon incumbent Airin Rachmi Diany, Li Claudia Chandra (Alin), dan Elvier Ariadiannie Soedarto Poetri. Airin kembali berpasangan dengan Benyamin Davnie. Sementara Li Claudia Chandra digaet Ikhsan Modjo serta Elvier digandeng Arsid. Airin tetap maju sebagai calon wali kota, sementara Alin dan Elvier menjadi calon wakil wali kota.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti melihat kehadiran dua perempuan cantik tersebut efektif ”menghadang” Airin. Sebelumnya di Pilkada 2010, Airin juga pernah melawan peserta perempuan yakni Rodhiyah Najibah yang menggandeng Sulaiman Yasin. ”Saya menilai Li Claudia Chandra mampu memperkuat dan menarik massa di kalangan menengah atas,” katanya kemarin.
Sedangkan Elvier, menurut Ray, menyempurnakan Arsid untuk menarik massa di kalangan bawah. ”Kalau pasangan Arsid, menurut saya, tak cukup efektif kalau di tengah, tetapi dia bagus di bawah karena banyak bersentuhan dengan pasiennya. Hampir sama kaya Arsid sama-sama menarik massa bawah. Artinya dua-duanya efektif menghadang Airin,” terangnya.
Dia mengakui Elvier lebih terlatih dibandingkan Alin dalam bersentuhan serta berkomunikasi dengan publik. Li Claudia Chandra dinilai kurang terlatih karena baru beberapa tahun ini eksis di dunia politik.
”Dokter itu dengan sendirinya memiliki kemampuan beradaptasi dengan publik. Kemampuan beradaptasi dengan publik itu bukan persoalan remeh. Kasus DKI Jakarta misalnya orang bukan mempermasalahkan kebijakannya, tetapi karena cara dia ngomong. Itu menjadi bagian penting dalam politik di Indonesia saat ini,” tandasnya.
Peluang dua penantang Airin ini, lanjut Ray, cukup terbuka. Syaratnya, mereka bahu membahu bersama pasangan masing-masing. ”Secara psikologi oke dua wanita ini membendung Airin karena orang kelas menengah atas saya pikir enggak butuh duit. Kedepankan kemampuan bergaul dan kemampuan mau mendengar,” tandasnya.
Sementara itu, Alin memutuskan maju dalam Pilkada Tangsel agar dapat menjangkau kegiatan lebih luas ketimbang dengan posisi dia saat ini sebagai masyarakat umum. Pertama kali terjun ke politik setelah dia baca di media massa. ”Waktu itu saya lihat di koran, Gerindra membuka pendaftaran anggota secara terbuka. Lalu, teman saya mendaftarkan saya dilengkapi berkas-berkas saya,” terang Alin.
Dari 3.000 lebih orang, dia lolos verifikasi menjadi calon anggota DPR Dapil III Banten 2014. Awal terjun ke politik dia merasakan ada keanehan karena untuk menang harus menggunakan berbagai macam cara. Seiring jalan dia berhasil menemukan passion tersendiri dalam berpolitik.
Alin mengaku mendapat dukungan penuh dari keluarga termasuk anakanaknya. ”Pesan anak-anak saya, harus terus baik dengan orang tak mampu dan jika tak lagi berkuasa sudah kembali ke keluarga dengan meninggalkan nama baik,” terangnya. Alin mengaku saat ini tak bisa menyembunyikan hasratnya mengelola Kota Tangsel.
Berpasangan dengan Ikhsan Modjo, pasangan nomor urut 1 ini sangat percaya diri bakal memenangkan Pilkada Tangsel. Hal itu didasarkan pada hasil survei. ”Kami baru muncul di akhir seperti ini saja sudah naik terus pada hasil survei. Karena memang kami ini ya benarbenar apa adanya, enggak suka pake make-up atau mengadaadakan yang tak ada,” tuturnya.
Optimisme memenangkan Pilkada Tangsel juga dilontarkan Elvier. ”Saya yakin. Sudah jalan Tuhan. Kombinasi yang sangat baik ini. Bapak Arsid ahli di pemerintahan, berkecimpung selama hampir 28 tahun, saya berkecimpung di dunia kesehatan juga sudah 20 tahun,” tutur wanita kelahiran Surabaya ini.
Sedangkan calon incumbent Airin mengaku maju kembali dengan alasan karena visi misinya selama ini belum tercapai secara keseluruhan. Airin mengaku banyak belajar dari pengalaman selama ini saat menjabat. ”Kita belajar pada pengalaman lima tahun ini, dengan apa yang sudah kita selesaikan, semua hal baik kita tingkatkan. Dan, apa yang sudah dilakukan. Kita lanjutkan. Kita kembangkan. Yang pasti untuk di bidang pendidikan, program infrastruktur kan upayaterbesaryang harus terus ditingkatkan dan tidak boleh puas,” ungkapnya.
Airin mengaku akan mengevaluasi pemerintahannya jika kelak terpilih kembali. ”Se-muanya kita lakukan yang lebih baik lagi, baik prasarana, sistem, maupun juga untuk sumberdaya manusia. Meningkatkan sumberdaya manusia di Tangsel. RSUD gedung tiga akan kita bangun, penambahan ruang kelas masih akan ditingkatkan lagi. Juga transportasi publik. Intinya adalah bahwa bagaimana Tangsel menjadi rumah dan kantor kita,” terangnya.
Di bagian lain, Komisioner Divisi Pokja Pendaftaran KPU Tangsel Bambang Dwitoro mengatakan, tahapan pilkada sudah memasuki masa kampanye. ”Ini kebetulan sedang rapat dengan tim dan penghubung pasangan calon (wali kota dan wakil wali kota) merapatkan soal kegiatan selama kampanye besok (hari ini). Kami juga masih menunggu desain dari masing-masing calon untuk media kampanye dan alat peraga,” katanya.
Menurut Bambang, KPU telah mengingatkan tiga pasang calon agar melengkapi desain untuk media kampanye paling lambat kemarin. Jika semuanya sudah terkumpul, KPU akan mencetak semua desain tersebut hari ini. ”Kami upayakan untuk alat kampanye maupun alat peraga sudah dicetak. Ini memang ada keterlambatan pemberian desain dari pasangan calon,” tuturnya.
Denny irawan
Cantik. Pintar. Kaya. Demikian yang bisa digambarkan dari tiga calon wali kota dan wakil wali kota dalam Pilkada Tangsel, 9 Desember mendatang. Ketiganya yakni calon incumbent Airin Rachmi Diany, Li Claudia Chandra (Alin), dan Elvier Ariadiannie Soedarto Poetri. Airin kembali berpasangan dengan Benyamin Davnie. Sementara Li Claudia Chandra digaet Ikhsan Modjo serta Elvier digandeng Arsid. Airin tetap maju sebagai calon wali kota, sementara Alin dan Elvier menjadi calon wakil wali kota.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti melihat kehadiran dua perempuan cantik tersebut efektif ”menghadang” Airin. Sebelumnya di Pilkada 2010, Airin juga pernah melawan peserta perempuan yakni Rodhiyah Najibah yang menggandeng Sulaiman Yasin. ”Saya menilai Li Claudia Chandra mampu memperkuat dan menarik massa di kalangan menengah atas,” katanya kemarin.
Sedangkan Elvier, menurut Ray, menyempurnakan Arsid untuk menarik massa di kalangan bawah. ”Kalau pasangan Arsid, menurut saya, tak cukup efektif kalau di tengah, tetapi dia bagus di bawah karena banyak bersentuhan dengan pasiennya. Hampir sama kaya Arsid sama-sama menarik massa bawah. Artinya dua-duanya efektif menghadang Airin,” terangnya.
Dia mengakui Elvier lebih terlatih dibandingkan Alin dalam bersentuhan serta berkomunikasi dengan publik. Li Claudia Chandra dinilai kurang terlatih karena baru beberapa tahun ini eksis di dunia politik.
”Dokter itu dengan sendirinya memiliki kemampuan beradaptasi dengan publik. Kemampuan beradaptasi dengan publik itu bukan persoalan remeh. Kasus DKI Jakarta misalnya orang bukan mempermasalahkan kebijakannya, tetapi karena cara dia ngomong. Itu menjadi bagian penting dalam politik di Indonesia saat ini,” tandasnya.
Peluang dua penantang Airin ini, lanjut Ray, cukup terbuka. Syaratnya, mereka bahu membahu bersama pasangan masing-masing. ”Secara psikologi oke dua wanita ini membendung Airin karena orang kelas menengah atas saya pikir enggak butuh duit. Kedepankan kemampuan bergaul dan kemampuan mau mendengar,” tandasnya.
Sementara itu, Alin memutuskan maju dalam Pilkada Tangsel agar dapat menjangkau kegiatan lebih luas ketimbang dengan posisi dia saat ini sebagai masyarakat umum. Pertama kali terjun ke politik setelah dia baca di media massa. ”Waktu itu saya lihat di koran, Gerindra membuka pendaftaran anggota secara terbuka. Lalu, teman saya mendaftarkan saya dilengkapi berkas-berkas saya,” terang Alin.
Dari 3.000 lebih orang, dia lolos verifikasi menjadi calon anggota DPR Dapil III Banten 2014. Awal terjun ke politik dia merasakan ada keanehan karena untuk menang harus menggunakan berbagai macam cara. Seiring jalan dia berhasil menemukan passion tersendiri dalam berpolitik.
Alin mengaku mendapat dukungan penuh dari keluarga termasuk anakanaknya. ”Pesan anak-anak saya, harus terus baik dengan orang tak mampu dan jika tak lagi berkuasa sudah kembali ke keluarga dengan meninggalkan nama baik,” terangnya. Alin mengaku saat ini tak bisa menyembunyikan hasratnya mengelola Kota Tangsel.
Berpasangan dengan Ikhsan Modjo, pasangan nomor urut 1 ini sangat percaya diri bakal memenangkan Pilkada Tangsel. Hal itu didasarkan pada hasil survei. ”Kami baru muncul di akhir seperti ini saja sudah naik terus pada hasil survei. Karena memang kami ini ya benarbenar apa adanya, enggak suka pake make-up atau mengadaadakan yang tak ada,” tuturnya.
Optimisme memenangkan Pilkada Tangsel juga dilontarkan Elvier. ”Saya yakin. Sudah jalan Tuhan. Kombinasi yang sangat baik ini. Bapak Arsid ahli di pemerintahan, berkecimpung selama hampir 28 tahun, saya berkecimpung di dunia kesehatan juga sudah 20 tahun,” tutur wanita kelahiran Surabaya ini.
Sedangkan calon incumbent Airin mengaku maju kembali dengan alasan karena visi misinya selama ini belum tercapai secara keseluruhan. Airin mengaku banyak belajar dari pengalaman selama ini saat menjabat. ”Kita belajar pada pengalaman lima tahun ini, dengan apa yang sudah kita selesaikan, semua hal baik kita tingkatkan. Dan, apa yang sudah dilakukan. Kita lanjutkan. Kita kembangkan. Yang pasti untuk di bidang pendidikan, program infrastruktur kan upayaterbesaryang harus terus ditingkatkan dan tidak boleh puas,” ungkapnya.
Airin mengaku akan mengevaluasi pemerintahannya jika kelak terpilih kembali. ”Se-muanya kita lakukan yang lebih baik lagi, baik prasarana, sistem, maupun juga untuk sumberdaya manusia. Meningkatkan sumberdaya manusia di Tangsel. RSUD gedung tiga akan kita bangun, penambahan ruang kelas masih akan ditingkatkan lagi. Juga transportasi publik. Intinya adalah bahwa bagaimana Tangsel menjadi rumah dan kantor kita,” terangnya.
Di bagian lain, Komisioner Divisi Pokja Pendaftaran KPU Tangsel Bambang Dwitoro mengatakan, tahapan pilkada sudah memasuki masa kampanye. ”Ini kebetulan sedang rapat dengan tim dan penghubung pasangan calon (wali kota dan wakil wali kota) merapatkan soal kegiatan selama kampanye besok (hari ini). Kami juga masih menunggu desain dari masing-masing calon untuk media kampanye dan alat peraga,” katanya.
Menurut Bambang, KPU telah mengingatkan tiga pasang calon agar melengkapi desain untuk media kampanye paling lambat kemarin. Jika semuanya sudah terkumpul, KPU akan mencetak semua desain tersebut hari ini. ”Kami upayakan untuk alat kampanye maupun alat peraga sudah dicetak. Ini memang ada keterlambatan pemberian desain dari pasangan calon,” tuturnya.
Denny irawan
(ftr)