Kunjungan Wisatawan Turun 17%

Kamis, 27 Agustus 2015 - 09:08 WIB
Kunjungan Wisatawan Turun 17%
Kunjungan Wisatawan Turun 17%
A A A
BANGKOK - Serangan bom di Bangkok pekan lalu mengakibatkan kunjungan wisatawan turun 17%. Kondisi ini menjadi tekanan bagi Pemerintah Thailand di saat kondisi ekonomi melemah.

Sektor pariwisata menjadi salah satu sumber pendapatan utama pemerintah. ”Serangan bom pada 17 Agustus itu mengakibatkan jumlah kedatangan wisatawan ke Thailand turun dari 85.000 orang sebelum ledakan, menjadi hanya 70.000 orang per hari sekarang,” ungkap pernyataan Kementerian Pariwisata Thailand kemarin, dikutip kantor berita Reuters .

Meski demikian, pemerintah yakin penurunan jumlah wisatawan itu hanya sementara dan target tahunan tetap tidak berubah. Ledakan bom itu mengakibatkan 14 warga asing, termasuk tujuh warga China dan Hong Kong, tewas. Serangan terjadi di kuil Hindu di pusat perdagangan Bangkok. Hingga saat ini pelaku penyerangan masih diburu aparat keamanan.

”Dampak pada pariwisata mungkin dalam jangka pendek,” kata Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Kobkarn Wattanavrangkul. ”Pariwisata akan bangkit pada kuartal IV/2015.” Pemerintah menargetkan 28,8 juta kunjungan wisatawan dan pendapatan USD61,82 miliar dari sektor pariwisata tahun ini. Sektor ini menjadi andalan Thailand saat ekspor, manufaktur, dan belanja ritel melemah.

Badan perencanaan nasional telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 2,7-3,2% tahun ini. Meski demikian, para pakar menilai target itu tidak masuk akal. Pertumbuhan ekonomi hanya 0,4% pada April Juni dari kuartal sebelumnya. Dengan mengandalkan pantai-pantai yang indah, makanan, dan hiburan, sektor pariwisata Thailand menyumbang 10% produk domestik bruto (PDB).

Negara itu memiliki 2,1 juta pengunjung pada 1-23 Agustus atau naik 31,7% dari periode yang sama pada 2014, menyumbangkan pendapatan 102,8 miliar baht. Kedatangan wisatawan pada 1 Januari hingga 23 Agustus mencapai 19,6 juta orang atau naik 31% year on year (yoy). Presiden Dewan Pariwisata dan Perjalanan Global David Scowsill menyatakan kekhawatiran wisatawan tidak akan terlalu lama.

”Thailand tidak mengalami level trauma yang masif. Saat kita lihat enam bulan mendatang, tidak ada indikasi pembatalan kedatangan dalam jumlah besar,” tuturnya. Menurut data Kementerian Pariwisata, konferensi dan rapat yang menjadi pendapatan utama, tidak mengalami dampak serius.

Presiden Asosiasi Konvensi dan Insentif Thailand Sumate Sudasna menjelaskan, sebagian event besar terus dilaksanakan untuk masa mendatang, termasuk kongres operasi bedah internasional di Bangkok. Dalam event itu hanya 100 orang dari 2.600 peserta yang membatalkan kehadirannya. ”Ini sesuatu yang biasa bagi Thailand,” ujarnya.

Kendati demikian, data dari ForwardKeys yang melacak lebih dari 14 juta pesanan travel dalam sehari menunjukkan kondisi berbeda. Data untuk lima hari setelah ledakan bom dibandingkan periode yang sama pada 2014 menunjukkan pemesanan perjalanan ke Thailand turun 65% dan perjalanan bisnis dari China merosot 350%.

Syarifudin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6862 seconds (0.1#10.140)