Rizal Ramli-JK Diminta Tak Simpan Dendam
A
A
A
JAKARTA - Konflik terbuka Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) diharapkan benar-benar usai. (Baca: Jokowi Damaikan Rizal Ramli-JK di Istana)
Jika berlanjut, konflik tersebut dipercaya akan menimbulkan dampak buruk bagi negara yang saat ini kondisinya sedang terpuruk.
"Mudah-mudahan setelah didamaikan oleh Jokowi, konflik terbuka antara Jusuf Kalla dan Rizal Ramli dapat diselesaikan," kata Sekretaris Jenderal Himpunan Masyarkat untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika) Sya'roni kepada Sindonews, Senin 24 Agustus 2015.
Dia juga berharap keduanya, baik Rizal Ramli maupun JK tidak menyimpan rasa dendam satu sama lain.
Seperti diketahui, keduanya terlibat adu argumentasi terkait proyek pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu megawatt.
"Berlama-lama mendendam konflik akan berakibat buruk terhadap nasib bangsa. Apalagi saat ini rupiah dan IHSG (indek harga saham gabungan) terus melemah," katanya.
Sya'roni juga mengharapkan agar pemerintah menghentikan perdebatan mengenai proyek, seperti pengadaan pesawat garuda Airbus A350, pengadaan pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu megawatt, dan proyek kereta api super cepat Jakarta-Bandung.
"Lebih tepat bila dana tersebut digunakan untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur jalan dan rel kereta api. Proyek semacam itulah yang lebih dibutuhkan rakyat Indonesia," tuturnya.
PILIHAN:
Komisi I DPR: Badan Cyber Nasional Dinilai Tak Perlu!
Jika berlanjut, konflik tersebut dipercaya akan menimbulkan dampak buruk bagi negara yang saat ini kondisinya sedang terpuruk.
"Mudah-mudahan setelah didamaikan oleh Jokowi, konflik terbuka antara Jusuf Kalla dan Rizal Ramli dapat diselesaikan," kata Sekretaris Jenderal Himpunan Masyarkat untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika) Sya'roni kepada Sindonews, Senin 24 Agustus 2015.
Dia juga berharap keduanya, baik Rizal Ramli maupun JK tidak menyimpan rasa dendam satu sama lain.
Seperti diketahui, keduanya terlibat adu argumentasi terkait proyek pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu megawatt.
"Berlama-lama mendendam konflik akan berakibat buruk terhadap nasib bangsa. Apalagi saat ini rupiah dan IHSG (indek harga saham gabungan) terus melemah," katanya.
Sya'roni juga mengharapkan agar pemerintah menghentikan perdebatan mengenai proyek, seperti pengadaan pesawat garuda Airbus A350, pengadaan pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu megawatt, dan proyek kereta api super cepat Jakarta-Bandung.
"Lebih tepat bila dana tersebut digunakan untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur jalan dan rel kereta api. Proyek semacam itulah yang lebih dibutuhkan rakyat Indonesia," tuturnya.
PILIHAN:
Komisi I DPR: Badan Cyber Nasional Dinilai Tak Perlu!
(dam)