Hippki Siapkan Pengusaha Hadapi MEA

Senin, 24 Agustus 2015 - 09:51 WIB
Hippki Siapkan Pengusaha Hadapi MEA
Hippki Siapkan Pengusaha Hadapi MEA
A A A
JAKARTA - Himpunan Pengusaha Profesional Kristen Indonesia (Hippki) mendorong para pengusaha agar siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah di ambang mata.

Selain mampu bersaing di era pasar bebas, para pengusaha yang tergabung dalam wadah ini juga diharapkan mampu menjadi pengusaha nomor satu di bidangnya. ”Untuk itu, Hippki mengadakan workshop dengantema Champion Development Program yang bertujuan mengubah mindset dan mental pengusaha. Program ini memberikan strategi bagaimana mengubah mindset pengusaha untuk fokus menjadi pengusaha nomor satu,” kata Ketua Umum HIPPKI Gunadi Gunawan di Jakarta akhir pekan lalu.

Dia menegaskan, Hippki memiliki misi untuk mendorong para pengusaha agar unggul dalam bidangnya. Menurut dia, ada tiga hal yang dapat menjadi kunci kesuksesan yakni membangun hubungan dengan Tuhan, membangun karakter yang berkualitas, dan membangun pekerjaan yang berkualitas sesuai dengan keahlian masing- masing. ”Sebab, dengan kualitas ini, produk kita akan disukai banyak orang dan akan dicari oleh semua orang,” tuturnya.

Selain itu, Hippki secara intensif akan menggelar seminar untuk mendukung perkembangan usaha kecil menengah (UKM). Hippki akan memberikan pelatihan guna mendukung pengusaha kecil menengah agar dapat menjalankan dan mengembangkan bisnisnya sehingga pada akhirnya mampu menghasilkan omzet yang jauh lebih besar.

Sebagai organisasi sosial, Hippki juga memfasilitasi pengusaha UKM untuk masuk ke dunia franchise. Hippki memberikan pelatihan secara cumacuma bagi para pengusaha yang kurang mampu. ”Masyarakat merespons dengan sangat baik, karena kita membantu mereka untuk berwirausaha dan membantu pertumbuhan pengusaha di Indonesia,” tutur Gunadi.

Hippki saat ini memiliki program mendorong wirausaha untuk tumbuh dan berkembang, khususnya UKM, mengingat unit usaha ini merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

”Wirausahawan yang ada di Indonesia ini masih di bawah 2% (dari jumlah penduduk), sedangkan di negara maju minimal 7%. Jadi masih banyak sekali yang harus kita kerjakan,” tegasnya.

Arsy ani s
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4715 seconds (0.1#10.140)