Keberadaan FKPT Persempit Gerak Terorisme

Jum'at, 21 Agustus 2015 - 19:18 WIB
Keberadaan FKPT Persempit Gerak Terorisme
Keberadaan FKPT Persempit Gerak Terorisme
A A A
JAKARTA - Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) bisa menjadi partner yang ideal bagi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam menjalankan program pencegahan terorisme.

Para pengurus FKPT diharapkan segera berperan aktif dalam upaya melakukan pencegahan paham radikal yang mengarah kepada terorisme di masyarakat.

"Saya juga menyarankan dalam kepengurusan FKPT serta sosialisasi juga dilibatkan para tokoh masyarakat setempat, mulai dari unsur pemerintah, tokoh agama, pendidikan, dan tokoh lainnya,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) domisioner PBNU Adnan Anwar, Jumat (21/8/2015).

Dia mengingatkan, para pelaku ataupun penyebar paham radikal dan teroris kebanyakan berkedok agama. Bahkan, menganggap orang lain yang berada di luar kelompok mereka adalah salah.

“Cara soft yang diterapkan BNPT selama ini bagus dan harus dilakukan oleh FKPT. Yang penting bagaimana paham radikal tidak menyebar ke dalam masyarakat terutama kalangan generasi muda,” tukasnya.

Upaya BNPT gandeng FKPT ini disambut positif pengamat intelijen Wawan Hari Purwanto. Dia menilai, BNPT bisa menjadikan FKPT sebagai kepanjangan tangan dalam mensosialisasikan program penanggulangan dan pencegahan terorisme sampai ke daerah.

Dia menambahkan, keberadaan FKPT membuat ruang gerak pelaku terorisme semakin sempit. Lanjutnya, kerja sama erat BNPT dengan FKPT lebih memudahkan langkah antisipasi pencegahan terorisme tersebut.

"Bahkan kalau bisa tidak hanya di tingkat provinsi, juga di tingkat dua, kecamatan, sampai ke tingkat desa,” tukas Wawan.

BNPT telah membentuk 28 FKPT di seluruh Indonesia. BNPT Bengkulu menjadi provinsi terakhir yang dikukuhkan Kepala BNPT Saud Usman Nasution. Usai, FKPT Bengkulu, rencananya BNPT segera mengukuhkan FKPT Gorontalo, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, dan Bangka Belitung.

Selain pengukuhan FKPT Bengkulu, juga digelar dialog pencegahan paham ISIS dengan menghadirkan narasumber mantan Wakil Menteri Agama Republik Nasaruddin Umar dan pengamat dan mantan pelaku teroris Nasir Abbas.

Baca: Dakwatuna Protes Dikategorikan Situs Radikal dan Diblokir.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6568 seconds (0.1#10.140)