Fatayat NU Dorong Kaum Perempuan Indonesia Maknai Kemerdekaan

Rabu, 19 Agustus 2015 - 03:57 WIB
Fatayat NU Dorong Kaum Perempuan Indonesia Maknai Kemerdekaan
Fatayat NU Dorong Kaum Perempuan Indonesia Maknai Kemerdekaan
A A A
JAKARTA - Kaum perempuan Indonesia wajib merefleksikan makna kemerdekaan dalam kondisi saat ini. Karena perempuan Indonesia saat ini masih banyak yang tertindas.

Hal itu dikatakan oleh Sekretaris Umum PP Fatayat NU, Anggi Ermarini MKM. Menurutnya, secara harfiah banyak orang memahami kemerdekaan sebagai suatu keadaan bebas dari tekanan dan perintah orang lain.

Dari definisi tersebut, lanjutnya, dapat disimpulkan bahwa kemerdekaan adalah kondisi dimana kita memiliki kebebasan atau kehendak bebas terhadap bentuk apapun yang mengekang diri. Tidak bergantung pada apapun atau siapapun.

Namun, kata Anggi, menjadi suatu kekeliruan jika kita menanyakan kepada masyarakat, terutama kepada kaum perempuan, terkait apakah mereka sudah merasa merdeka atau belum. Dia menilai, banyak kaum perempuan yang merasa belum merdeka atas kondisi kekinian.

"Saat ini masih banyak perempuan Indonesia belum merdeka sepenuhnya. Padahal sejak dahulu isu terhadap perjuangan perempuan sudah santer dilakukan. Baik oleh kelompok independen, maupun pemerintah," kata Anggi saat dihubungi, Selasa (18/8/2015).

Anggi menjelaskan, sedikitnya terdapat tiga hal yang menunjukkan betapa perempuan Indonesia belum sepenuhnya merdeka.

Pertama, perempuan Indonesia belum merdeka atas tubuhnya sendiri. Buktinya, sampai sekarang ini tubuh perempuan masih menjadi sasaran eksploitasi dan kekerasan.

Ini terlihat jelas dengan maraknya kasus pemerkosaan, pelecehan perempuan, kuatnya stereotipe negatif terhadap tubuh perempuan, dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Selanjutnya menurut Anggi, perempuan Indonesia belum merdeka untuk bermasyarakat atau mengaktualisasikan dirinya sebagai warga bangsa yang setara dengan warga bangsa yang lainnya.

Di berbagai lapangan kehidupan, seperti ekonomi, politik, sosial dan budaya, perempuan masih mengalami perlakuan diskriminatif.

Terakhir, lanjutnya, perempuan Indonesia belum merdeka untuk mengembangkan kapasitas dirinya sebagai manusia.

"Tentu saja, supaya bisa mengembangkan diri, manusia perlu memenuhi prasyarat, seperti makanan yang cukup, kesehatan yang baik, pendidikan, dan kemerdekaan untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri," tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7257 seconds (0.1#10.140)