Integrasi Transportasi Pacu Pertumbuhan Ekonomi
A
A
A
Infrastruktur transportasi baik darat, laut, maupun udara merupakan sarana yang sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Tidak berfungsinya salah satu sistem transportasi tersebut bisa melumpuhkan urat nadi perekonomian bangsa. Untuk itu pembangunan infrastruktur transportasi darat, laut dan udara yang terintegrasi merupakan keniscayaan yang harus diwujudkan.
Uuntuk mendukung program percepatan pembangunan jalan tol di Indonesia, PT Jasa Marga Tbk melakukan investasi pembangunan jalan tol baru sebanyak 13 ruas sepanjang 460 km dengan nilai total investasi sekitar Rp40,35 triliun. Khusus di Jawa Timur, Jasa Marga melakukan pembangunan 84 km jalan tol dengan nilai investasi Rp7,4 triliun. Menurut Corporate Secretary PT Jasa Marga Tbk Mohammad Sofyan, tahun ini ditargetkan 46 km ruas jalan tol baru dioperasikan.
Perinciannya, ruas Gempol Pasuruan seksi Gempol-Rembang sepanjang 13,90 km, ruas Surabaya- Mojokerto seksi Krian- Mojokerto sepanjang 18,47 km pada kuartal IV tahun 2015. Progress fisik pembangunan ruas tol Krian-Mojokerto saat ini mencapai 75%, sedangkan ruas Gempol- Rembang 84%. Sebelumnya, pada Juni tahun ini perseroan telah mengoperasikan jalan tol Gempol-Pandaan sepanjang 13,6 km dengan total investasi Rp1,47 triliun.
Bandar udara (bandara) merupakan pintu gerbang Indonesia. Itulah sebabnya, bandara menjadi salah satu infrastruktur yang harus dibenahi. Menurut Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi, pihaknya menyiapkan dana di kisaran Rp8- Rp10 triliun untuk mengembangkan sejumlah bandara yang berada di bawah naungan PT Angkasa Pura II. Fokus utamanya adalah memperbaiki runaway dan fasilitas lain di Bandara Soekarno-Hatta.
Selain itu, pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta akan ditingkatkan, dari 72 pesawat per jam menjadi 100 pesawat per jam. Ini dilakukan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas pesawat yang masih menjadi masalah. ”Kami menargetkan sudah bisa diselesaikan pada 2018,” katanya.
Selain itu, PT Angkasa Pura II juga akan kembali mengembangkan berbagai fasilitas yang ada di kawasan Bandara Kualanamu, Medan. Nanti Bandara Kualanmu akan dikelilingi berbagai fasilitas pendukung yang terletak di dalam atau di luar pagar. Seperti perkantoran, penginapan, area komersial, hiburan, pendidikan, layanan kesehatan berkelas, dan berbagai kawasan industri.
Kepala Humas PT Angkasa Pura I Ida Bagus Ketut Juli Adnyana menambahkan, pada saat ini Angkasa Pura I sedang mengembangkan Bandara Ahmad Yani, Semarang. Fokusnya adalah pengembangan dan perluasan bandara, serta fasilitas penunjang dan landscape. Bandara lain yang sedang dikembangkan adalah Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin.
Sepanjang 2014, Bandara Syamsudin Noor telah melayani 3,7 juta penumpang per tahun, padahal kapasitas bandara dengan luas 6.600 meter persegi ini hanya 1,3 juta penumpang. Dengan pengembangan ini, kapasitas terminal akan meningkat menjadi 10 juta penumpang per tahun dengan luas terminal 125.000 meter persegi. Berbeda dengan itu, Bandara Adisutjipto di Yogyakarta masih harus menunggu penyelesaian lahan.
Peningkatan kapasitas bandara penting dilakukan. Sebagai penyedia jasa layanan transportasi, Angkasa Pura I berkewajiban membantu pemerintah, khususnya daerah. Begitu membuka atau memperluas bandara, investor bisa ke daerah dengan lebih mudah.” Kamimempunyaiperanan strategis untuk mengembangkan daerah,” ujarnya.
Untuk infrastruktur kelautan, PT Pelindo I mengaku siap mengembangkan berbagai proyek infrastruktur kelautan, khususnya dalam rangka menyukseskan program tol laut pemerintah. Menurut Humas Pelindo I M Eriansyah, setidaknya ada lima pelabuhan yang akan dikembangkan untuk menyukseskan program pemerintah tersebut. ”Kelima pelabuhan itu adalah Belawan, Dumai, Malahayati, Kuala Tanjung, dan Batam,” katanya.
Eriansyah menjelaskan, Pelabuhan Belawan akan dikembangkan dengan pelebaran alur maupun menambah kedalaman hingga 14 meter. Saat ini kedalaman di pelabuhan Belawan hanya 9,8 meter. Untuk dua kegiatan tersebut, Pelindo I menganggarkan dana senilai Rp1,3 triliun. Dengan penambahan kedalaman di pelabuhan Belawan, kapal berukuran 2.500 dead weight tonnage (DWT) bisa bersandar.
Pelabuhan Kuala Tanjung diproyeksikan menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia bagian barat. Diharapkan bisa menampung kontainer hingga 6 juta TEUs per tahun agar bisa bersaing dengan Singapura. Pelindo I menargetkan pembangunan fisik Pelabuhan Kuala Tanjung bisa selesai 54% hingga akhir 2015. Pada tahap pertama, pembangunan meliputi dermaga multipurpose400 meter, trestle 2,7 km.
Untuk pembangunan di darat meliputi tangki timbun berkapasitas 100.000 kl, container yard 400.000 TEUs pertahun, dan emplasementkereta api. Semua pembangunan fisik, konstruksi, dan dermaga akan dipercepat dari April 2017 menjadi Desember 2016.
Untuk kawasan pelabuhan yang berada di bawah pengelolaan PT Pelabuhan IndonesiaII, Corporate Secretary Pelindo II Banu Astrini menyatakan tengah menyelesaikan fasilitas pelabuhan baru New Priok agar menjadi setara dengan pelabuhan internasional lain di dunia, sehingga bisa meningkatkanposisiIndonesia dan memungkinkan bersaing dengan pelabuhan besar lain.
Hermansah
Tidak berfungsinya salah satu sistem transportasi tersebut bisa melumpuhkan urat nadi perekonomian bangsa. Untuk itu pembangunan infrastruktur transportasi darat, laut dan udara yang terintegrasi merupakan keniscayaan yang harus diwujudkan.
Uuntuk mendukung program percepatan pembangunan jalan tol di Indonesia, PT Jasa Marga Tbk melakukan investasi pembangunan jalan tol baru sebanyak 13 ruas sepanjang 460 km dengan nilai total investasi sekitar Rp40,35 triliun. Khusus di Jawa Timur, Jasa Marga melakukan pembangunan 84 km jalan tol dengan nilai investasi Rp7,4 triliun. Menurut Corporate Secretary PT Jasa Marga Tbk Mohammad Sofyan, tahun ini ditargetkan 46 km ruas jalan tol baru dioperasikan.
Perinciannya, ruas Gempol Pasuruan seksi Gempol-Rembang sepanjang 13,90 km, ruas Surabaya- Mojokerto seksi Krian- Mojokerto sepanjang 18,47 km pada kuartal IV tahun 2015. Progress fisik pembangunan ruas tol Krian-Mojokerto saat ini mencapai 75%, sedangkan ruas Gempol- Rembang 84%. Sebelumnya, pada Juni tahun ini perseroan telah mengoperasikan jalan tol Gempol-Pandaan sepanjang 13,6 km dengan total investasi Rp1,47 triliun.
Bandar udara (bandara) merupakan pintu gerbang Indonesia. Itulah sebabnya, bandara menjadi salah satu infrastruktur yang harus dibenahi. Menurut Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi, pihaknya menyiapkan dana di kisaran Rp8- Rp10 triliun untuk mengembangkan sejumlah bandara yang berada di bawah naungan PT Angkasa Pura II. Fokus utamanya adalah memperbaiki runaway dan fasilitas lain di Bandara Soekarno-Hatta.
Selain itu, pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta akan ditingkatkan, dari 72 pesawat per jam menjadi 100 pesawat per jam. Ini dilakukan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas pesawat yang masih menjadi masalah. ”Kami menargetkan sudah bisa diselesaikan pada 2018,” katanya.
Selain itu, PT Angkasa Pura II juga akan kembali mengembangkan berbagai fasilitas yang ada di kawasan Bandara Kualanamu, Medan. Nanti Bandara Kualanmu akan dikelilingi berbagai fasilitas pendukung yang terletak di dalam atau di luar pagar. Seperti perkantoran, penginapan, area komersial, hiburan, pendidikan, layanan kesehatan berkelas, dan berbagai kawasan industri.
Kepala Humas PT Angkasa Pura I Ida Bagus Ketut Juli Adnyana menambahkan, pada saat ini Angkasa Pura I sedang mengembangkan Bandara Ahmad Yani, Semarang. Fokusnya adalah pengembangan dan perluasan bandara, serta fasilitas penunjang dan landscape. Bandara lain yang sedang dikembangkan adalah Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin.
Sepanjang 2014, Bandara Syamsudin Noor telah melayani 3,7 juta penumpang per tahun, padahal kapasitas bandara dengan luas 6.600 meter persegi ini hanya 1,3 juta penumpang. Dengan pengembangan ini, kapasitas terminal akan meningkat menjadi 10 juta penumpang per tahun dengan luas terminal 125.000 meter persegi. Berbeda dengan itu, Bandara Adisutjipto di Yogyakarta masih harus menunggu penyelesaian lahan.
Peningkatan kapasitas bandara penting dilakukan. Sebagai penyedia jasa layanan transportasi, Angkasa Pura I berkewajiban membantu pemerintah, khususnya daerah. Begitu membuka atau memperluas bandara, investor bisa ke daerah dengan lebih mudah.” Kamimempunyaiperanan strategis untuk mengembangkan daerah,” ujarnya.
Untuk infrastruktur kelautan, PT Pelindo I mengaku siap mengembangkan berbagai proyek infrastruktur kelautan, khususnya dalam rangka menyukseskan program tol laut pemerintah. Menurut Humas Pelindo I M Eriansyah, setidaknya ada lima pelabuhan yang akan dikembangkan untuk menyukseskan program pemerintah tersebut. ”Kelima pelabuhan itu adalah Belawan, Dumai, Malahayati, Kuala Tanjung, dan Batam,” katanya.
Eriansyah menjelaskan, Pelabuhan Belawan akan dikembangkan dengan pelebaran alur maupun menambah kedalaman hingga 14 meter. Saat ini kedalaman di pelabuhan Belawan hanya 9,8 meter. Untuk dua kegiatan tersebut, Pelindo I menganggarkan dana senilai Rp1,3 triliun. Dengan penambahan kedalaman di pelabuhan Belawan, kapal berukuran 2.500 dead weight tonnage (DWT) bisa bersandar.
Pelabuhan Kuala Tanjung diproyeksikan menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia bagian barat. Diharapkan bisa menampung kontainer hingga 6 juta TEUs per tahun agar bisa bersaing dengan Singapura. Pelindo I menargetkan pembangunan fisik Pelabuhan Kuala Tanjung bisa selesai 54% hingga akhir 2015. Pada tahap pertama, pembangunan meliputi dermaga multipurpose400 meter, trestle 2,7 km.
Untuk pembangunan di darat meliputi tangki timbun berkapasitas 100.000 kl, container yard 400.000 TEUs pertahun, dan emplasementkereta api. Semua pembangunan fisik, konstruksi, dan dermaga akan dipercepat dari April 2017 menjadi Desember 2016.
Untuk kawasan pelabuhan yang berada di bawah pengelolaan PT Pelabuhan IndonesiaII, Corporate Secretary Pelindo II Banu Astrini menyatakan tengah menyelesaikan fasilitas pelabuhan baru New Priok agar menjadi setara dengan pelabuhan internasional lain di dunia, sehingga bisa meningkatkanposisiIndonesia dan memungkinkan bersaing dengan pelabuhan besar lain.
Hermansah
(ars)