Pelabuhan Penting untuk Sukseskan Tol Laut

Senin, 17 Agustus 2015 - 09:39 WIB
Pelabuhan Penting untuk Sukseskan Tol Laut
Pelabuhan Penting untuk Sukseskan Tol Laut
A A A
Agar pelaksanaan tol laut bisa berjalan sesuai yang diharapkan, pembangunan pelabuhan menjadi sebuah keniscayaan.

Tidak mengherankan kalau pengelola pelabuhan, yakni Pelindo, berupaya membangun pelabuhan internasional berkapasitas besar dan modern untuk ekspor berbagai komoditas, yang juga berfungsi sebagai international seaport-hub . Menurut Corporate Secretary Pelabuhan Indonesia II Banu Astrini, Pelindo II terus melakukan reformasi sektor pelabuhan dan maritim.

Antara lain melalui redesign, improvement, dan upgrading pelabuhan- pelabuhan eksisting, serta pembangunan fasilitas pelabuhan baru seperti New Priok. ”Juga pembangunan fasilitas pelabuhan baru di lokasi-lokasi baru,” paparnya. Pelindo II juga berencana mengoperasikan pelabuhanpelabuhan untuk memperkuat jaringan di Indonesia Timur.

Fokusnya adalah sinergi yang optimal antara hard infrastructure dan soft infrastructure maupun konektivitas jaringan logistik. Selain itu, secara makro, Pelindo II juga memberikan kontribusi dalam port dan maritime reform strategy melalui studi-studi yang melibatkan institusi riset, akademisi, asosiasi, serta praktisi industri yang bereputasi baik. Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia sebenarnya memiliki posisi yang menguntungkan.

Kapal-kapal yang datang dari Samudra Hindia dengan tujuan Asia Timur Jauh akan melintasi wilayah perairan Indonesia melalui Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Timor. Sebagian besar kapal tersebut akan melalui Selat Malaka dan Selat Sunda karena jaraknya yangpalingdekat. Kondisitersebut jelas akan sangat menguntungkan Tanjung Priok dan Belawan, sedangkan Tanjung Perak lebih berfungsi sebagai pelabuhan distribusi untuk kawasan timur Indonesia.

Dari 24 pelabuhan yang masuk pendukung tol laut, enam di antaranya berada di bawah naungan Pelindo II. Pelabuhanpelabuhan tersebut adalah Tanjung Priok/Kalibaru, Pontianak/ Kijing, Kalimantan Barat, Palembang/Tanjung Carat, Sumatera Selatan, Jambi/Muara Sabak, Teluk Bayur, dan Panjang yang terletak di Lampung.

Berdasarkan data Bappenas, untuk mendukung realisasi tol laut diperlukan berbagai perbaikan serta peningkatan kualitasinfrastrukturpada pelabuhan- pelabuhan tersebut. Bahkan, Bappenas telah melansir total indikasi kebutuhan pembiayaan. Pelabuhan Tanjung Priok/ Kalibaru diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp6,10 triliun agar bisa maksimal mendukung program pemerintah.

Pelabuhan Pontianak/Kijing diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp2,91 triliun. Kemudian diikuti pelabuhan Palembang/ Tanjung Carat Rp6,58 triliun, Pelabuhan Jambi/Muara Sabak Rp300 miliar, Pelabuhan Teluk Bayur Rp161 miliar, dan Pelabuhan Panjang butuh Rp123 miliar. Dari enam pelabuhan tersebut Tanjung Priok masuk dalamkategori pelabuhan hub .

Sudah ada perencanaan pengembangan Tanjung Priok pada 2015-2019. Di antaranya pembangunan dermaga dan fasilitas terminal dalam kurun 2015-2017, pengerukan alur dan kolam pelabuhan dengan draft 16 meter dalam kurun 2015-2017, serta pembangunan terminal produk 2 yang diharapkan selesai pada 3 Januari 2019. Sisanya menjadi pelabuhan pendukung tol laut. Pelabuhan Teluk Bayur yang terletak di Kota Padang, SumaterBarat, misalnya, berfungsi sebagai pintu gerbang antarpulau serta ekspor-impor dari dan ke Sumatera Barat.

Saat ini pelabuhan Teluk Bayur telah dilengkapi peralatan untuk menangani barang curah seperti batubara, semen, klinker, CPO, dan komoditas yang menggunakan peti kemas. Dalam membangun pelabuhan, perusahaan harus memilikivisijangkapanjang, misalnya hingga 100 tahun ke depan. Pelindo II belajar dari pembangunan pelabuhan yang hanya bersifat jangka pendek seperti pelabuhan di Bitung, Sulawesi Utara.

Di Bitung, pelabuhan memiliki kedalaman laut atau draft yang ideal untuk kapal raksasa, namun akhirnya susah berkembang. Alasannya, lahan yang disiapkan sangat minim. Humas Pelindo I M Eriansyah mengatakan, peningkatan kapasitas pelabuhan menjadi salah satu cara untuk memanfaatkan keunggulan geografis Indonesia yang dua pertiga wilayahnya berupa perairan.

Jika pengembangan fasilitas dan kapasitas pelabuhan yang kemudian diintegrasikan dengan kawasan industri sudah terealisasi, tentu akan memacu Pelindo I untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Pelindo I sebagai operator pelabuhan di wilayah Barat Indonesia akan mengalami loncatan besar ketika target proyek pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara, rampungpada 2018.

Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi salah satu pelabuhan terbesar yang mendukung proyek tol laut gagasan Presiden Joko Widodo. Berdasarkan data Bappenas, kebutuhan investasi pada pelabuhan pendukung tol laut di luar kebutuhan lahan di bawah Pelindo I sebesar Rp27,16 triliun.

Perinciannya, untuk Pelabuhan Belawan Rp6 triliun, Pelabuhan Malahayati Rp1,56 triliun, Pelabuhan Kuala Tanjung Rp18,4 triliun, dan Pelabuhan Batam atau Batu Ampar Rp1,2 triliun.

Hermansah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4439 seconds (0.1#10.140)