Kritik Media Bukan Gaya Jokowi

Minggu, 16 Agustus 2015 - 05:36 WIB
Kritik Media Bukan Gaya...
Kritik Media Bukan Gaya Jokowi
A A A
JAKARTA - Kritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap media massa dinilai kontras atau berbeda dengan gaya dan karakternya selama ini.

Pidato yang disampaikannya pada Sidang Bersama DPR-DPD di Gedung DPR, Senayan, Jumat 14 Agustus lalu dianggap tidak mencerminkan sosok seorang Jokowi yang dikenal selama ini oleh publik.

"Selama ini belum pernah Jokowi terlihat marah terhadap media. Jokowi selama ini anteng-anteng saja dikritik media. (Pidato) Ini jelas kontras dengan karakter Jokowi," tutur pengamat politik Universitas Parahyangan Bandung, Asep Warlan Yusuf kepada Sindonews, Sabtu 15 Agustus 2015 malam.

Dia menilai Jokowi adalah sosok yang dikenal luas karena media massa. Jokowi pun juga dikenal karena sosoknya yang spontan saat berinteraksi dengan media.

Bahkan, menurut dia, mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu juga pernah berbicara di media bahwa dirinya sudah biasa dikritik.

Oleh karena itu, Asep mengaku heran dengan isi pidato Jokowi yang mengkritik media. Apalagi mengatakan media hanya mengejar rating.

Dia semakin heran karena Jokowi tidak menyebut secara jelas media yang berperilaku seperti itu. Dengan demikian, ada kesan Jokowi menggeneralisasi semua media seperti itu. "Itu namanya menggebyah-uyah (menyamaratakan)," tandas Asep.

Mungkinkah ada pihak-pihak di sekitar Jokowi yang tidak senang dengan pemberitaan media massa saat ini?

Asep tidak menampik kemungkinan tersebut. "Itu yang saya khawatirkan sebab selama ini Jokowi bersahabat dengan media," tandasnya.

Menurut dia, pemerintah seharusnya merasa terbantu dengan peran media massa. Melalui media, kata dia, masyarakat dapat mengetahui kebijakan pemerintah. "Sebenarnya media massa adalah mitra pemerintah," katanya.

Presiden Jokowi dalam pidato yang disampaikan dalam Sidang Bersama DPR-DPD di Gedung DPR pada Jumat 14 Agustus 2015 mengungkapkan keprihatinannya terhadap pemberitaan media saat ini.

Jokowi mengatakan, saat ini orang cenderung merasa bebas, sebebas-bebasnya dalam berperilaku dan menyuarakan kepentingan.

"Keadaan ini menjadi semakin kurang produktif ketika media juga hanya mengejar rating dibandingkan memandu publik untuk meneguhkan nilai-nilai keutamaan dan budaya kerja produktif," ucap Jokowi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat 14 Agustus 2015. (Baca: Jokowi Kritik Media Cuma Kejar Rating)


PILIHAN:


Jokowi Minta Lembaga Negara Kompak dan Saling Bersinergi


Jokowi: Bamsoet Kalau Kritik Saya Pedas Sekali
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1522 seconds (0.1#10.140)