Syafii Maarif Nilai Kabinet Jokowi Belum Ideal
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah melakukan perombakan atau reshuffle kabinet dengan melaukukan pergantian enam menterinya. Kendati demikian reshuffle itu dinilai belum membuat Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) ideal.
Penilaian itu dilontarkan oleh mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Syafii Maarif. "Saya antara optimis dan pesimis, kita beri waktu lah mereka untuk bekerja," ujar Syafii di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (13/8/2015).
Menurut Syafii, masih banyak persoalan berat yang akan dihadapi bangsa ini pada masa mendatang. Kendati demikian, dia menolak memberikan penilaian terhadap kinerja menteri Jokowi.
"Kita tunggu lah, kita tunggu. Jangan nilai sekarang, beri waktu mereka, apakah kinerja mereka bagus atau tidak nanti baru kita beri penilaian," mantan ketua tim independen penyelesaian konflik KPK-Polri itu.
Presiden Jokowi telah mengganti mengangkat enam menteri, yakni Luhut Panjaitan sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.
Mantan Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution diangkat menjadi Menteri Koordiantor Bidang Perekonomian menggantikan Sofyan Djalil.
Sementara Sofyan Djalil ditunjuk menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang sebelumnya dijabat Andrinof Chaniago.
Jokow juga mengangkat mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli sebagai Menko Kemaritiman. Rizal menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat Indroyono Soesilo.
Chief Executive Officer (CEO) dan Managing Partner pada Quvat Capital Thomas Lembong dipercaya menjabat Menteri Perdagangan menggantikan Rachmat Gobel.
Jokowi juga mengangkat politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Pramono Anung menjadi Sekretaris Kabinet menggantikan Andi Widjojanto.
PILIHAN:
Dicopot dari Menkopolhukam, Apa yang Akan Dilakukan Tedjo Edhy?
Penilaian itu dilontarkan oleh mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Syafii Maarif. "Saya antara optimis dan pesimis, kita beri waktu lah mereka untuk bekerja," ujar Syafii di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (13/8/2015).
Menurut Syafii, masih banyak persoalan berat yang akan dihadapi bangsa ini pada masa mendatang. Kendati demikian, dia menolak memberikan penilaian terhadap kinerja menteri Jokowi.
"Kita tunggu lah, kita tunggu. Jangan nilai sekarang, beri waktu mereka, apakah kinerja mereka bagus atau tidak nanti baru kita beri penilaian," mantan ketua tim independen penyelesaian konflik KPK-Polri itu.
Presiden Jokowi telah mengganti mengangkat enam menteri, yakni Luhut Panjaitan sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.
Mantan Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution diangkat menjadi Menteri Koordiantor Bidang Perekonomian menggantikan Sofyan Djalil.
Sementara Sofyan Djalil ditunjuk menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang sebelumnya dijabat Andrinof Chaniago.
Jokow juga mengangkat mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli sebagai Menko Kemaritiman. Rizal menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat Indroyono Soesilo.
Chief Executive Officer (CEO) dan Managing Partner pada Quvat Capital Thomas Lembong dipercaya menjabat Menteri Perdagangan menggantikan Rachmat Gobel.
Jokowi juga mengangkat politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Pramono Anung menjadi Sekretaris Kabinet menggantikan Andi Widjojanto.
PILIHAN:
Dicopot dari Menkopolhukam, Apa yang Akan Dilakukan Tedjo Edhy?
(dam)