Melukis Keindahan Nurani
A
A
A
Keindahan pengalaman jiwa bisa melampaui keindahan pemandangan alam. Itulah yang mau ditunjukkan oleh para seniman dalam Soulscape in Progress #2. Mereka coba melepaskan diri dari alam sebagai acuan ide dan berpaling ke nurani.
Hasilnya, memang kaya dan indah. Pameran lukisan abstrak dengan temaSoulscape inProgress#2itudigelar oleh Galeri Nasional Indonesia (GNI) mulai 6 hingga 24 Agustus 2015.
Di Gedung C GNI perhelatan tersebut menghadirkan 50 lukisan dan satu karya video art. Soulscape in Progress #2 menyajikan visualisasi kegelisahan transendental 20 seniman lukis beraliran abstrak. Mereka berasal dari 5 kota yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Jepara, dan Surabaya. Soulscape in Progress #2 lebih bermuara kepada hati nurani dan gagasan atau pemikiran tentang kemurnian penciptaan sang seniman yang memiliki nilai seni universal.
Koordinator pameran Ar Soedarto mengungkapkan, idedasarpameranadalahsebuah pemandangan jiwa (soulscape) yang sangat bertolak belakang dengan pemandangan alam. Pemandangan alam, menurutnya, adalah sebuah keindahan yang dapat dirasakanmelalui pancainderadan dapat mengangkat sesuatu yang kasatmata. Sementara, Soulscape inProgress#2 lebih bermuara pada hati nurani, perasaan yang paling mendalam, atau gagasan pemikiran tentang kemurnian penciptaan dengan kandungan keindahan pribadi yang universal.
”Pemandangan jiwa menjadi keindahan yang kami tawarkan pada pameran lukisan abstrak kali ini. Berbeda dengan pemandangan alam yangdapatdirasakandengan pancaindera, pemandangan jiwa sejatinya adalah kandungan keindahan pribadi yang universal,” ujarnya kepada KORAN SINDO, Senin (3/8), di Jakarta. Soulscape menjadi tantangan bagi para seniman. Sebab untuk mencapainya, para seniman dituntut melakukan penyerahan diri total.
Dengan itu mereka mampu berinteraksi dalam transmisi budaya serta penggalian kreativitas pribadi masing-masing. Kurator Pameran Sulebar M Soekarman mengungkapkan, pameran lukisan abstrak kali ini berupaya mempertemukan kreativitas antara seniman abstrak dan masyarakat luas. Terlebih, pameran lukisan abstrak yang digelar tahun ini menyuguhkan sebuah pemandangan jiwa yang secara kasatmata, seperti tersembunyi.
Namun sejatinya, lukisan abstrak pemandangan jiwa tersebut secara tidak langsung mengajak penikmatnya untuk hanyut dalam keindahan pribadi yang lebih luas. Kreativitas seniman abstrak dalam mengekspresikan pemandangan jiwa dapat ditemukan di setiap lukisan yang dipamerkan. ”Dengan adanya pameran Soulscape in Progress ini, kreativitas seniman abstrak danmasyarakat dapat bertemu secara tidak langsung. Sebab, Soulscape in Progress #2 bermuara pada hati nurani,” ujarnya.
Beberapa pelukis yang berpartisipasi dalam pameran abstrak kali ini di antaranya adalah Amlan Maladi, Andi Suandi, Khrisna Eta, Gogor Purwoko, Agus Budiyanto, Makhfoed, Freddy Sofian, EddyHermanto, dan AT Sitompul. Sejak diproklamasikannya Manifesto Abstrak Jakarta pada 17 Juni 2005 lalu, pameran abstrak kemudian diselenggarakan bergulir hampir di setiap tahun di berbagai kota.
Imas damayanti
Hasilnya, memang kaya dan indah. Pameran lukisan abstrak dengan temaSoulscape inProgress#2itudigelar oleh Galeri Nasional Indonesia (GNI) mulai 6 hingga 24 Agustus 2015.
Di Gedung C GNI perhelatan tersebut menghadirkan 50 lukisan dan satu karya video art. Soulscape in Progress #2 menyajikan visualisasi kegelisahan transendental 20 seniman lukis beraliran abstrak. Mereka berasal dari 5 kota yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Jepara, dan Surabaya. Soulscape in Progress #2 lebih bermuara kepada hati nurani dan gagasan atau pemikiran tentang kemurnian penciptaan sang seniman yang memiliki nilai seni universal.
Koordinator pameran Ar Soedarto mengungkapkan, idedasarpameranadalahsebuah pemandangan jiwa (soulscape) yang sangat bertolak belakang dengan pemandangan alam. Pemandangan alam, menurutnya, adalah sebuah keindahan yang dapat dirasakanmelalui pancainderadan dapat mengangkat sesuatu yang kasatmata. Sementara, Soulscape inProgress#2 lebih bermuara pada hati nurani, perasaan yang paling mendalam, atau gagasan pemikiran tentang kemurnian penciptaan dengan kandungan keindahan pribadi yang universal.
”Pemandangan jiwa menjadi keindahan yang kami tawarkan pada pameran lukisan abstrak kali ini. Berbeda dengan pemandangan alam yangdapatdirasakandengan pancaindera, pemandangan jiwa sejatinya adalah kandungan keindahan pribadi yang universal,” ujarnya kepada KORAN SINDO, Senin (3/8), di Jakarta. Soulscape menjadi tantangan bagi para seniman. Sebab untuk mencapainya, para seniman dituntut melakukan penyerahan diri total.
Dengan itu mereka mampu berinteraksi dalam transmisi budaya serta penggalian kreativitas pribadi masing-masing. Kurator Pameran Sulebar M Soekarman mengungkapkan, pameran lukisan abstrak kali ini berupaya mempertemukan kreativitas antara seniman abstrak dan masyarakat luas. Terlebih, pameran lukisan abstrak yang digelar tahun ini menyuguhkan sebuah pemandangan jiwa yang secara kasatmata, seperti tersembunyi.
Namun sejatinya, lukisan abstrak pemandangan jiwa tersebut secara tidak langsung mengajak penikmatnya untuk hanyut dalam keindahan pribadi yang lebih luas. Kreativitas seniman abstrak dalam mengekspresikan pemandangan jiwa dapat ditemukan di setiap lukisan yang dipamerkan. ”Dengan adanya pameran Soulscape in Progress ini, kreativitas seniman abstrak danmasyarakat dapat bertemu secara tidak langsung. Sebab, Soulscape in Progress #2 bermuara pada hati nurani,” ujarnya.
Beberapa pelukis yang berpartisipasi dalam pameran abstrak kali ini di antaranya adalah Amlan Maladi, Andi Suandi, Khrisna Eta, Gogor Purwoko, Agus Budiyanto, Makhfoed, Freddy Sofian, EddyHermanto, dan AT Sitompul. Sejak diproklamasikannya Manifesto Abstrak Jakarta pada 17 Juni 2005 lalu, pameran abstrak kemudian diselenggarakan bergulir hampir di setiap tahun di berbagai kota.
Imas damayanti
(ars)