Hindari Bully, Panitia Selektif

Sabtu, 08 Agustus 2015 - 10:18 WIB
Hindari Bully, Panitia Selektif
Hindari Bully, Panitia Selektif
A A A
TENTU setiap kampus berharap tidak ingin kegiatan ospek mereka berakhir rusuh, tidak menarik atau bahkan membosankan.

Karena itu, ospek membutuhkan banyak orang. Struktur kepanitiaan biasanya melibatkan semua civitas kampus, seperti pihak rektorat, dosen, mahasiswa, aktivis kampus, sampai satpam juga turut mengamankan jalannya kegiatan orientasi ini. Ternyata, untuk melaksanakan kegiatan orientasi mahasiswa baru juga tidak semudah mengelar acara pentas seni.

Banyak langkah yang sobat Gen perlu tahu juga. Seperti pelaksanaan ospek di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Ospek IPB dikenal dengan istilah MPKMB atau masa pengenalan kampus mahasiswa baru 2015. MPKMB IPB berlangsung selama lima hari pada 17 Agustus- 21 agustus 2015. “IPB sudah membentuk struktur kepanitiaan sebelum bulan Agustus,” ujar Panji Laksono, ketua pelaksana orientasi mahasiswa baru IPB.

Kampus IPB melakukan pemilihan panitia secara selektif dan syarat yang cukup ketat sampai akhirnya disahkan oleh surat keterangan dari rektor. “Agar terpilih menjadi ketua pelaksana orientasi saja harus melalui tahapan seperti pengumpulan berkas, wawancara, dan tes fisik,” papar Panji.

Selanjutnya dibentuk tim khusus untuk menyeleksi anggota melalui rekrutmen terbuka anggota dan dilakukan terbuka dengan pengumpulan berkas dan wawancara. Tak ayal, jumlah kepanitiaan mencapai 413 orang. Hal tersebut dilakukan bukan tanpa sebab.

Selain karena alasan banyaknya mahasiswa baru, tuntutan dan harapan agar kegiatan orientasi berjalan dengan baik menjadi tujuan utama. Walau terkadang tidak berjalan mulus, seperti panitia yang membolos rapat dan mandeknya progres persiapan kegiatan. “Panitia yang hanya nebengnama tersebut tidak akan lama di kepanitiaan,” ujarnya.

Karena itu, proses pemilihan yang ketat tersebut diakui oleh Panji untuk mendapatkan mahasiswa calon panitia yang penuh tanggung jawab. “Kami memberikan ketegasan sejak awal dengan meminta komitmen dalam bertugas sebagai panitia selama persiapan orientasi dari awal sampai berakhirnya orientasi mahasiswa baru,” kata mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA 2013 ini.

Di samping itu, kepanitiaan yang solid juga akan mendatangkan ide yang mendidik. Tindakan pencegahan bullyatau kontak fisik berbahaya sudah dilakukan. “Orientasi tersebut sudah tidak relevan lagi untuk orientasi, apalagi di tingkat perguruan tinggi,” tegasnya.

Efek tersebut berpengaruh juga pada ide acara orientasi. Peserta orientasi tidak dibebankan pada atribut yang ribetdan menyusahkan. Peserta orientasi mengenakan pakaian putih dan celana hitam, serta batik dan baju lapangan sesuai dengan jadwal kegiatan. Di samping itu juga orientasi tetap menjaga kekhasan dengan mengenakan topi rimba.

Topi rimba adalah topi lapang bertali yang terbuat dari kain berbentuk bulat dengan daun topi yang mengelilingi. “Jadikan masa orientasi menjadi pemicu semangat para generasi yang akan datang untuk belajar dan berkontribusi untuk negeri,” kata Panji.

Hadi setioko
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6910 seconds (0.1#10.140)