Keluarga Korban Minta ke Reunion
A
A
A
BEIJING - Keluarga korban penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 kemarin mendatangi Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia di Beijing, China. Mereka meminta diterbangkan ke Pulau Reunion, lokasi penemuan bagian pesawat tersebut.
Sebagian besar penumpang MH370 merupakan warga China. Sekitar 30 orang kerabat korban berunjuk rasa di dekat Kedubes Malaysia di Beijing. Puluhan polisi memblokade jalan dekat gedung agar pengunjuk rasa tidak dapat mendekat. Keluarga korban mendatangi kedubes karena berharap dapat bertemu dengan para pejabat Malaysia.
Meski demikian, tidak seorang pejabat Malaysia pun yang datang dan menemui mereka. Beberapa keluarga korban meminta Pemerintah Malaysia menerbangkan mereka ke pulau di Samudra Hindia tersebut. ”Kami ingin pergi ke pulau itu dan melihat kebenaran. Saya ingin melihat jika koper putra saya ada di sana,” ujar Lu Zhanzhong yang putranya turut menjadi penumpang pesawat MH370 kepada kantor berita AFP.
Lu memegang tulisan yang meminta Presiden China Xi Jinping membantu menemukan pesawat yang hilang tersebut. Dia pun melontarkan kecaman pada puluhan aparat keamanan yang berjaga di depan Kedubes Malaysia. ” Pemerintah hanya menekan kami. Lihat semua polisi yang ada di sini. Mereka datang ke rumah kami dan menghentikan kami memberikan wawancara. Mereka ingin menutupi kebenaran,” tegasnya.
Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak pada Kamis (6/8) lalu menyatakan bagian sayap yang ditemukan di pulau itu berasal dari MH370. Meski demikian, para investigator Prancis menyatakan hanya ada ” kemungkinan sangat tinggi” bagian sayap itu berasal dari Boeing 777. Malaysia menyatakan, lebih banyak objek seperti serpihan kursi dan jendela pesawat telah ditemukan di Reunion, tapi setiap kaitan dengan MH370 harus diverifikasi oleh otoritas Prancis.
Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai menjelaskan, berbagai karakteristik bagian sayap, termasuk catnya, sesuai dengan catatan perawatan MH370. Zhang Jianyi yang memiliki seorang putri dan seorang cucu di pesawat itu menambahkan, ”Kami semua akan pergi ke sana. Itulah kesepakatan internasional yang diperlukan dan Malaysia merupakan negara yang seharusnya melakukannya.”
Penerbangan MH370 dengan 239 orang, termasuk 153 warga China di kabin, hilang dalam rute dari Kuala Lumpur ke Beijing pada Maret tahun lalu. Otoritas menjelaskan, pesawat itu jatuh di Samudra Hindia bagian selatan.
Sementara itu Prancis meluncurkan pencarian baru di udara, darat, dan laut dari Reunion, kemarin, untuk menemukan lebih banyak serpihan MH370. ”Satu pesawat militer mulai menyusuri wilayah di Samudra Hindia sejak pagi,” ungkap pernyataan pemerintah Prancis kemarin.
Pencarian juga dilakukan dengan patroli jalan kaki, helikopter, dan pengerahan sejumlah unit maritim. ” Setiap penemuan akan segera diinvestigasi,” papar pernyataan bersama Kementerian Pertahanan, Transportasi, dan Wilayah Lepas Pantai Prancis.
Syarifudin
Sebagian besar penumpang MH370 merupakan warga China. Sekitar 30 orang kerabat korban berunjuk rasa di dekat Kedubes Malaysia di Beijing. Puluhan polisi memblokade jalan dekat gedung agar pengunjuk rasa tidak dapat mendekat. Keluarga korban mendatangi kedubes karena berharap dapat bertemu dengan para pejabat Malaysia.
Meski demikian, tidak seorang pejabat Malaysia pun yang datang dan menemui mereka. Beberapa keluarga korban meminta Pemerintah Malaysia menerbangkan mereka ke pulau di Samudra Hindia tersebut. ”Kami ingin pergi ke pulau itu dan melihat kebenaran. Saya ingin melihat jika koper putra saya ada di sana,” ujar Lu Zhanzhong yang putranya turut menjadi penumpang pesawat MH370 kepada kantor berita AFP.
Lu memegang tulisan yang meminta Presiden China Xi Jinping membantu menemukan pesawat yang hilang tersebut. Dia pun melontarkan kecaman pada puluhan aparat keamanan yang berjaga di depan Kedubes Malaysia. ” Pemerintah hanya menekan kami. Lihat semua polisi yang ada di sini. Mereka datang ke rumah kami dan menghentikan kami memberikan wawancara. Mereka ingin menutupi kebenaran,” tegasnya.
Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak pada Kamis (6/8) lalu menyatakan bagian sayap yang ditemukan di pulau itu berasal dari MH370. Meski demikian, para investigator Prancis menyatakan hanya ada ” kemungkinan sangat tinggi” bagian sayap itu berasal dari Boeing 777. Malaysia menyatakan, lebih banyak objek seperti serpihan kursi dan jendela pesawat telah ditemukan di Reunion, tapi setiap kaitan dengan MH370 harus diverifikasi oleh otoritas Prancis.
Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai menjelaskan, berbagai karakteristik bagian sayap, termasuk catnya, sesuai dengan catatan perawatan MH370. Zhang Jianyi yang memiliki seorang putri dan seorang cucu di pesawat itu menambahkan, ”Kami semua akan pergi ke sana. Itulah kesepakatan internasional yang diperlukan dan Malaysia merupakan negara yang seharusnya melakukannya.”
Penerbangan MH370 dengan 239 orang, termasuk 153 warga China di kabin, hilang dalam rute dari Kuala Lumpur ke Beijing pada Maret tahun lalu. Otoritas menjelaskan, pesawat itu jatuh di Samudra Hindia bagian selatan.
Sementara itu Prancis meluncurkan pencarian baru di udara, darat, dan laut dari Reunion, kemarin, untuk menemukan lebih banyak serpihan MH370. ”Satu pesawat militer mulai menyusuri wilayah di Samudra Hindia sejak pagi,” ungkap pernyataan pemerintah Prancis kemarin.
Pencarian juga dilakukan dengan patroli jalan kaki, helikopter, dan pengerahan sejumlah unit maritim. ” Setiap penemuan akan segera diinvestigasi,” papar pernyataan bersama Kementerian Pertahanan, Transportasi, dan Wilayah Lepas Pantai Prancis.
Syarifudin
(ftr)