Puan Minta Grand Design Riset

Rabu, 05 Agustus 2015 - 08:32 WIB
Puan Minta Grand Design Riset
Puan Minta Grand Design Riset
A A A
JAKARTA - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) diminta untuk membuat grand design penelitian sebab jumlah peneliti dan hasil penelitian di Indonesia masih rendah.

Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengatakan, data 2013 menyebutkan jumlah peneliti dan perekayasa di Indonesia hanya ada 11.234 orang, sedangkan pengajar atau peneliti di perguruan tinggi hanya ada 120.492 orang. Hal ini menunjukkan hanya ada 529 peneliti dari satu juta jiwa penduduk yang ada di Indonesia.

”Sejak saya ditugaskan menjadi menko, saya tanya ke menristek untuk cek riset dan teknologi kita sudah sampai mana, apa yang menjadi fokus di Kemenristek dan siapa yang akan melakukan. Semua ini butuh grand design yang harus dibuat segera,” katanya saat membuka Rakornas Iptek 2015 tentang Peningkatan Intensitas Kerjasama Lembaga Risbang dan Dunia Usaha untuk Penguatan Daya Saing Nasional di Kantor Kemenristek Dikti kemarin.

Puan menjelaskan, kesimpulan rapat khusus dengan Kemenko Perekonomian beberapa waktu lalu juga menyebutkan Indonesia kekurangan sumber daya manusia. Jika pemerintah hanya mengembangkan riset, teknologi, dan inovasi, sementara tidak ada anak-anak yang unggul akan percuma saja. Karena itu, perlu ada sinergi antara kementerian dan pendidikan tinggi misalnya dengan memperbanyak beasiswa mahasiswa hingga S-3.

Puan menambahkan, dalam era globalisasi peranan iptek semakin menentukan lantaran mampu memperkuat daya saing bangsa. Dari data World Economic Forum, indeks kompetitif global Indonesia ada di 34, naik dari indeks sebelumnya 38. Meski demikian, dari 12 pilar kompetitif global Indonesia masih tertinggal di infrastruktur, teknologi, pendidikan tinggi, dan inovasi.

Menristek Dikti M Nasir menjelaskan, pihaknya mempunyai target dari 120.492 dosen sebagian akan menjadi inovator di 25 industri. Riset yang dihasilkan akan mencapai 12.000-14.000 riset. Sementara riset yang terdaftar hak kekayaan intelektual (HAKI) akan mencapai 1.500 riset.

Menurut dia, hambatan yang nyata ialah bagaimana mewujudkan mimpi antara inventor, inovator, investor, dan pemerintah agar bisa bersinergi untuk mewujudkan hasil riset dan inovasi yang bermanfaat bagi dunia usaha. Dia berhara pada solusi sebagai dukungan terhadap iptek sehingga Indonesia mempunyai kedaulatan pangan, energi, dan kemaritiman.

Neneng zubaidah
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7951 seconds (0.1#10.140)