Republik Siap Hadang Hillary

Rabu, 05 Agustus 2015 - 08:18 WIB
Republik Siap Hadang Hillary
Republik Siap Hadang Hillary
A A A
WASHINGTON - Sebagian besar kandidat calon presiden (capres) Partai Republik siap untuk mengalahkan Hillary Clinton yang diunggulkan Partai Demokrat dalam Pemilu 2016.

Sebanyak 14 dari 17 kandidat capres Republican berkumpul di New Hampshire pada Senin (3/8) waktu setempat untuk mengirimkan pesan kepada seluruh pendukung mereka. Acara bertajuk Voters First Forum itu dilaksanakan beberapa hari sebelum debat resmi pada Kamis (6/8) lalu di Cleveland.

Dalam acara informal tersebut tidak ada saling serang ataupun debat antarkandidat capres. Mereka lebih fokus menyerang kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Selain itu, mereka juga mengkritik calon kuat capres dari Demokrat yakni Hillary Clinton.

Senator Lindsey Graham mendeklarasikan diri sebagai kandidat capres yang memiliki kualifikasi untuk mengalahkan Hillary pada Pemilu 2016. ”Saya sangat lancar berbicara tentang (Hillary) Clinton,” kata senator asal South Carolina itu.

Dia mengungkapkan skandal Monica Lewinsky yang mengganggu kepemimpinan Bill Clinton pada 1996 dan Hillary yang menggunakan e-mail pribadi dalam menjalankan tugas sebagai menteri luar negeri.

”Ketika Bill mengatakan dia tidak berselingkuh dengan perempuan itu (Lewinsky), dia sebenarnya melakukannya,” ungkap Graham, dikutip Reuters. ”Ketika (HillaryClinton) mengatakan kepada kita: Percaya saya, Anda memiliki e-mail yang dibutuhkan, kita tidak hanya tergores di permukaan. Saya paham ini sungguh rumit,” tuturnya, dikutip Reuters .

Selain menyerang Hillary, para kandidat capres Republican itu juga fokus menyerang kebijakan Presiden Obama, terutama dalam isu imigrasi. Mantan Gubernur Texas Rick Perry mengungkapkan kebijakan Obama dalam mengamankan perbatasan itu sebagai ”luka serius”.

”Anda ingin menahan aliran (imigran),” ucap Perry yang pernah memimpin negara bagian yang berbatasan langsung dengan Meksiko. Jeb Bush, mantan gubernur Florida, mendukung reformasi imigrasi yang komprehensif. Perlunya pembatasan ”rantai imigrasi” agar warga baru AS tidak mengajak keluarganya bergabung bersama mereka. ”Imigran baru seharusnya diangkat berdasarkan kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi AS,” katanya.

Dalam kesempatanitu, Jeb memaparkan tentang perbedaan dirinya dengan ayah dan saudara lelakinya. ”Ayah saya (George H W Bush) mungkin pria paling sempurna di dunia ini. Sangat sulit untuk mengkritiknya,” tutur Jeb.

Senator Ted Cruz dari Texas, Rand Paul, dan Marco Rubio tampil dalam forum tersebut via telekonferensi video dari Washington. Dalam kesempatan itu, Paul menyatakan maju sebagai kandidat capres karena ingin mencoba menggagalkan Obamacare. ”Saya seorang konservatif konstitusional,” kata Paul. Dia juga menegaskan Republican membutuhkan pemimpin baru. ”Saya seorang Republican yang berbeda,” imbuhnya.

Sayangnya, Donald Trump, pengusaha properti AS, tidak ikut bergabung dalam forum tersebut. Dia mampu mengejutkan politisi dan publik AS karena mendapatkan perolehan teratas dalam beberapa jajak pendapat. Namun, politisi Republican terlihat tidak terlalu memikirkan prestasi sementara Trump.

Jajak pendapat WMUR menyebutkan Trump meraih 24% dan Jeb Bush hanya meraih 12%. Sedangkan jajak pendapat Fox News menunjukkan Trump meraih 26% dukungan dari pemilih Republican. Itu meningkat dari 18% pada pertengahan Juli dan 11% pada satu bulan lalu. Sedangkan Jeb Bush meraih 15% dan stabil pada angka tersebut jika dibandingkan pada satu bulan lalu.

Kampanye Trump yang menonjolkan isu imigran ilegal itu tetap memberikan dampak negatif bagi sebagian pemilih. Jajak pendapat Telemundo/NBC News/Wall Street Journal menyebutkan 75% keturunan Hispanik memiliki pandangan negatif tentang Trump.

Sementara itu, Hillary memimpin perolehan jajak pendapat kandidat capres Partai Demokrat dengan 58% berdasarkan Real Clear Politics . Skandal email dan yayasan keluarga ternyata tidak menjadi penghalang bagi pendukung Demokrat memberikan dukungan bagi Hillary.

Sedangkan senator independen Bernie Sanders dengan 18,2% dan Biden pada peringkat ketiga dengan 12%. ”Diperlukan sisi lain di mana kampanye presiden seharusnya melawan musuh yang layak,” kata David Axelrod, mantan penasihat kampanye Presiden Obama, kepada NBC .

Usia Biden lima tahun lebih tua dibandingkan Hillary, 67. Jika Biden tetap maju, publik AS menganggap dia akan menghalangi kesempatan untuk memiliki presiden perempuan pertama. The New York Times melaporkan Biden akan memutuskan pencalonannya pada akhir musim panas ini.

Andika/arvin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5194 seconds (0.1#10.140)