Jakbook Fair Ajang Raup Untung
A
A
A
Jakbook Edu Fair 2015, yang digelar selama seminggu- dari 27 Juli hingga 3 Agustus-di Parkir Timur Senayan, Jakarta, disambut cukup antusias oleh warga Jakarta.
Pada hari pertama penyelenggaraan animo pengunjung cukup tinggi. Para pengunjung terlihat menyesaki area berbagai stan penjualan buku umum seperti Gramedia, Mizan, hingga Serambi. Namun, tampaknya para pedagang buku dan alat perlengkapan sekolah menggunakan momen bermakna edukasi ini untuk meraup keuntungan.
Kenyataan ini membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak bisa menyembunyikan emosi. Sedianya, Jakbook Edu Fair 2015 dibuka oleh Gubernur Ahok. Namun, setelah ia menyaksikan sendiri harga yang dijual di stan-stan penjualan di atas harga pasar, Ahok pun membatalkan agenda pembukaan tersebut. ”Saya sempat berkeliling ke beberapa stan. Saya kaget melihat harga yang dibanderol cukup tinggi. Jadi, untuk apa warga DKI belanja di sini! Lebih baik cari tempat lain yang lebih murah,” ujarnya.
Alih-alih meresmikan Jakbook Edu Fair 2015, gubernur justru mengajak warga masyarakat Jakarta yang hendak mencari buku dan peralatan sekolah untuk membelinya di tempat lain. Dia menilai harga yang ditawarkan di setiap stan buku dan stan penjualan alatalat sekolah terlalu mahal. Meski tak membuka acara tersebut, Ahok sempat menyampaikan sambutan. Dalam sambutan itu ia mengkritik secara langsung Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) selaku inisiator.
Menanggapi teguran Gubernur DKI itu, Ketua IKAPI DKI Jakarta HE Efrizal Sinano langsung bertindak dengan melakukan investigasi ke stan-stan pameran di Jakbook Edu Fair 2015. Hasilnya, memang ada stan yang menjual buku dan peralatan sekolah dengan harga menyimpang dari perjanjian. Salah satu kesepakatan yang dibuat oleh IKAPI dengan peserta pameran adalah bersedia menjual buku dan peralatan sekolah dengan harga di bawah harga pasar.
Artinya, harga buku dan peralatan sekolah di Jakbook Edu Fair 2015 haruslah lebih murah ketimbang di pasaran. ”Kami mengucapkan maaf dan terima kasih kepada Pak Gubernur karena telah memberikan kritik yang membangun. Usai mendengar kritik tersebut, kami langsung melakukan sidak dan kami mengeluarkan dua peserta pameran yang menjual dengan harga yang tidak sesuai kesepakatan,” ujarnya.
Pelanggaran di hari pertama Jakbook Edu Fair tersebut harus dijadikan pengingat bagi setiap elemen yang berkontribusi pada pameran. Kesepakatan yang telah dibuat harus dijalankan dengan komitmen yang tinggi. Diharapkan, kecurangan dan pelanggaran di Jakbook Edu Fair 2015 tidak ditemukan lagi di lain kesempatan.
Imas damayanti
Pada hari pertama penyelenggaraan animo pengunjung cukup tinggi. Para pengunjung terlihat menyesaki area berbagai stan penjualan buku umum seperti Gramedia, Mizan, hingga Serambi. Namun, tampaknya para pedagang buku dan alat perlengkapan sekolah menggunakan momen bermakna edukasi ini untuk meraup keuntungan.
Kenyataan ini membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak bisa menyembunyikan emosi. Sedianya, Jakbook Edu Fair 2015 dibuka oleh Gubernur Ahok. Namun, setelah ia menyaksikan sendiri harga yang dijual di stan-stan penjualan di atas harga pasar, Ahok pun membatalkan agenda pembukaan tersebut. ”Saya sempat berkeliling ke beberapa stan. Saya kaget melihat harga yang dibanderol cukup tinggi. Jadi, untuk apa warga DKI belanja di sini! Lebih baik cari tempat lain yang lebih murah,” ujarnya.
Alih-alih meresmikan Jakbook Edu Fair 2015, gubernur justru mengajak warga masyarakat Jakarta yang hendak mencari buku dan peralatan sekolah untuk membelinya di tempat lain. Dia menilai harga yang ditawarkan di setiap stan buku dan stan penjualan alatalat sekolah terlalu mahal. Meski tak membuka acara tersebut, Ahok sempat menyampaikan sambutan. Dalam sambutan itu ia mengkritik secara langsung Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) selaku inisiator.
Menanggapi teguran Gubernur DKI itu, Ketua IKAPI DKI Jakarta HE Efrizal Sinano langsung bertindak dengan melakukan investigasi ke stan-stan pameran di Jakbook Edu Fair 2015. Hasilnya, memang ada stan yang menjual buku dan peralatan sekolah dengan harga menyimpang dari perjanjian. Salah satu kesepakatan yang dibuat oleh IKAPI dengan peserta pameran adalah bersedia menjual buku dan peralatan sekolah dengan harga di bawah harga pasar.
Artinya, harga buku dan peralatan sekolah di Jakbook Edu Fair 2015 haruslah lebih murah ketimbang di pasaran. ”Kami mengucapkan maaf dan terima kasih kepada Pak Gubernur karena telah memberikan kritik yang membangun. Usai mendengar kritik tersebut, kami langsung melakukan sidak dan kami mengeluarkan dua peserta pameran yang menjual dengan harga yang tidak sesuai kesepakatan,” ujarnya.
Pelanggaran di hari pertama Jakbook Edu Fair tersebut harus dijadikan pengingat bagi setiap elemen yang berkontribusi pada pameran. Kesepakatan yang telah dibuat harus dijalankan dengan komitmen yang tinggi. Diharapkan, kecurangan dan pelanggaran di Jakbook Edu Fair 2015 tidak ditemukan lagi di lain kesempatan.
Imas damayanti
(ars)