Dukungan atas Trump Menguat
A
A
A
WASHINGTON - Kandidat calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) yang penuh kontroversi, Donald Trump mengungguli lawanlawannya dari Partai Republik.
Trump berhasil memimpin dalam jajak pendapat terbaru yang digelar Universitas Quinnipiac dengan perolehan 20%. Adapun kandidat capres lain Republik seperti Gubernur Wisconsin Scott Walker mendapatkan 13% dan mantan Gubernur Florida Jeb Bush meraih 10%. Namun persepsi negatif atas Trump masih tinggi, yaitu 30% Republican menyatakan tidak akan mendukungnya.
”Mereka (Republican) mencintai dia (Trump) dan ada juga yang membencinya,” kata Asisten Direktur Jajak Pendapat Universitas Quinnipiac Tim Malloy seperti dikutip AFP. ”Donald Trump ada di tonggak kemenangan sejauh ini. Tapi apakah pemilih memang menginginkan dia? Mungkin juga tidak,” imbuhnya. Jajak pendapat lain juga masih memfavoritkan Trump. Misalnya NBC/Marist menyatakan dia memimpin tujuh poin di New Hampshire dan dua poin di Iowa.
Adapun jajak pendapat CNN/ORC menunjukkan Trump memimpin 18% dan posisi kedua diisi Jeb Bush dengan 15%. Trump maju sebagai kandidat capres Partai Republik dengan penuh kontroversi. Pada bulan lalu, dia menyebut imigran Meksiko sebagai kriminal dan ”pemerkosa”. Dia juga mengkritik mantan tahanan Perang Vietnam yang juga Senator John McCain tidak layak disebut pahlawan karena tertangkap saatperang.
Berbagai pernyataan kontroversial Trump sempat dibalas kritik dari sesama capres Republik. Tapi polemik Trump justru mendapatkan simpati dari Republican yang kecewa dengan petinggi partai dan frustrasi dengan kebijakan Gedung Putih. Jajak pendapat Reuters/- Ipsos menyatakan Trump mendapatkan momentum menjelang debat capres Partai Republik pekan depan.
Dukungan terhadap Trump mengalami peningkatan drastis. Seperempat Republican yang disurvei menyatakan Trump menjadi salah satu nomine yang akan dipilih pada 2016 mendatang. Dia meraih dua digit dan mampu bersaing ketat dengan Jeb Bush. ”Saya sangat bangga menempati posisi pertama dengan margin yang luas dalam jajak pendapat nasional,” kata Trump seperti dikutip Reuters .
Dalam jajak pendapat online yang digelar lima hari sejak Selasa (24/7), Trump awalnya memperoleh 15%. Hingga Selasa (28/7), dia meraih 24,9%. John Feehery, pakar strategi Republican di Washington, memperingatkan agar tidak terjebak dengan popularitas Trump. Dia menuding Trump mendapatkan keuntungan sebagai selebritas.
”Dengan perolehan 25% pendukung Republican, mungkin banyak orang yang belum berpikir banyak tentang perebutan capres, belum mendengarkan reaksi Jeb Bush, dan belum mengetahui kandidat lain,” kata Feehery. Feehery yakin popularitas Trump hanya sementara saja. Bagaimana dengan perolehan suara Hillary Clinton?
Jajak pendapat Universitas Quinnipiac menyatakan mantan menteri luar negeri itu memimpin 55% di atas kandidat capres Demokrat lainnya. Senator independen Bernie Sanders meraih peringkat kedua dengan 17%. Adapun Wakil Presiden AS Joe Biden yang belum resmi mencalonkan diri sebagai capres meraih 13%.
Andika/arvin
Trump berhasil memimpin dalam jajak pendapat terbaru yang digelar Universitas Quinnipiac dengan perolehan 20%. Adapun kandidat capres lain Republik seperti Gubernur Wisconsin Scott Walker mendapatkan 13% dan mantan Gubernur Florida Jeb Bush meraih 10%. Namun persepsi negatif atas Trump masih tinggi, yaitu 30% Republican menyatakan tidak akan mendukungnya.
”Mereka (Republican) mencintai dia (Trump) dan ada juga yang membencinya,” kata Asisten Direktur Jajak Pendapat Universitas Quinnipiac Tim Malloy seperti dikutip AFP. ”Donald Trump ada di tonggak kemenangan sejauh ini. Tapi apakah pemilih memang menginginkan dia? Mungkin juga tidak,” imbuhnya. Jajak pendapat lain juga masih memfavoritkan Trump. Misalnya NBC/Marist menyatakan dia memimpin tujuh poin di New Hampshire dan dua poin di Iowa.
Adapun jajak pendapat CNN/ORC menunjukkan Trump memimpin 18% dan posisi kedua diisi Jeb Bush dengan 15%. Trump maju sebagai kandidat capres Partai Republik dengan penuh kontroversi. Pada bulan lalu, dia menyebut imigran Meksiko sebagai kriminal dan ”pemerkosa”. Dia juga mengkritik mantan tahanan Perang Vietnam yang juga Senator John McCain tidak layak disebut pahlawan karena tertangkap saatperang.
Berbagai pernyataan kontroversial Trump sempat dibalas kritik dari sesama capres Republik. Tapi polemik Trump justru mendapatkan simpati dari Republican yang kecewa dengan petinggi partai dan frustrasi dengan kebijakan Gedung Putih. Jajak pendapat Reuters/- Ipsos menyatakan Trump mendapatkan momentum menjelang debat capres Partai Republik pekan depan.
Dukungan terhadap Trump mengalami peningkatan drastis. Seperempat Republican yang disurvei menyatakan Trump menjadi salah satu nomine yang akan dipilih pada 2016 mendatang. Dia meraih dua digit dan mampu bersaing ketat dengan Jeb Bush. ”Saya sangat bangga menempati posisi pertama dengan margin yang luas dalam jajak pendapat nasional,” kata Trump seperti dikutip Reuters .
Dalam jajak pendapat online yang digelar lima hari sejak Selasa (24/7), Trump awalnya memperoleh 15%. Hingga Selasa (28/7), dia meraih 24,9%. John Feehery, pakar strategi Republican di Washington, memperingatkan agar tidak terjebak dengan popularitas Trump. Dia menuding Trump mendapatkan keuntungan sebagai selebritas.
”Dengan perolehan 25% pendukung Republican, mungkin banyak orang yang belum berpikir banyak tentang perebutan capres, belum mendengarkan reaksi Jeb Bush, dan belum mengetahui kandidat lain,” kata Feehery. Feehery yakin popularitas Trump hanya sementara saja. Bagaimana dengan perolehan suara Hillary Clinton?
Jajak pendapat Universitas Quinnipiac menyatakan mantan menteri luar negeri itu memimpin 55% di atas kandidat capres Demokrat lainnya. Senator independen Bernie Sanders meraih peringkat kedua dengan 17%. Adapun Wakil Presiden AS Joe Biden yang belum resmi mencalonkan diri sebagai capres meraih 13%.
Andika/arvin
(ars)