Anders Breivik Siap Kuliah Jurusan Politik di Universitas Oslo

Selasa, 21 Juli 2015 - 10:14 WIB
Anders Breivik Siap...
Anders Breivik Siap Kuliah Jurusan Politik di Universitas Oslo
A A A
Seorang terpidana Anders Behring Breivik berhasil lulus seleksi ujian masuk Universitas Oslo, Norwegia. Dia akan kuliah jurusan politik di kampus yang menghasilkan lima peraih Nobel itu.

Padahal, bukan sembarang kasus yang membuatnya masuk penjara. Dia membunuh 77 orang ketika meledakkan bom di Oslo dan melakukan penembakan massal di kamp pemuda pada 2011. Breivik yang berusia 36 tahun itu sudah mengajukan aplikasi seleksi masuk Universitas Oslo pada 2013. Sayangnya, dia tidak lulus. Dia tidak memenuhi persyaratan pendidikan sebelumnya.

Pihak universitas memberikan modul kuliah politik sebagai syarat untuk mengikuti ujian seleksi berikutnya. Ternyata, perjuangan Breivik berhasil. Beberapa tahun kemudian dia dinyatakan lolos tes seleksi masuk. Kini Breivik menjadi mahasiswa penuh karena lulus ujian seleksi. Status narapidana menyebabkan dia tidak dapat berkuliah secara langsung dan berinteraksi dengan dosen dan mahasiswa lainnya.

Breivik hanya diperbolehkan belajar di dalam sel penjara. Selain itu, Breivik juga tidak boleh mengakses internet. Semua bentuk komunikasi dalam perkuliahan dilakukannya melalui seorang penghubung dari dalam penjara. Pendaftaran diri Breivik menimbulkan dilema moral bagi pihak Universitas Oslo. Banyak mahasiswa Universitas Oslo yang merupakan keluarga korban kekejaman Breivik.

Ole Petter Ottersen, rektor Universitas Oslo, mengatakan bahwa seluruh narapidana Norwegia berhak untuk meraih pendidikan tinggi jika mereka dinyatakan lulus seleksi. “Meskipun banyak tekanan emosional yang kuat terkait ini, para dosen dan staf menyadari bahwa kami harus mematuhi aturan,” ucap Ottersen, dilansir Guardian . Ottersen mengatakan, menolak hak Breivik untuk belajar adalah hal yang salah.

“Hal terakhir yang akan kami lakukan adalah menerapkan hukum khusus bagi Breivik. Itu hak setiap orang untuk mendaftar pada universitas,” katanya. Penolakan hak pendidikan bagi Breivik itu sama saja memberikan hukuman tambahan. Padahal, kata Ottersen, universitas tidak berhak memberikan hukuman tambahan.

Pemberian akses kuliah bagi Breivik yang dijatuhi hukuman selama 21 tahun itu ditolak kelompok pendukung keluarga korban. Lisbeth Kristine Royneland, pemimpin kelompok pendukung keluarga korban kekejaman Breivik, mengecam upaya Universitas Oslo menerima aplikasi teroris sayap kanan tersebut. “Sungguh menyakitkan jika dia (Breivik) bisa kuliah. Apalagi, dia bisa kuliah di Norwegia,” katanya.

Sebenarnya kesempatan kuliah di universitas bergengsi bagi narapidana ternyata bukan hanya dijalani Breivik. Beberapa orang narapidana di penjara Norwegia juga mendapatkan hal yang sama bila mereka memenuhi kriteria. Sebelumnya Breivik mengakui aksi brutal yang dilakukan seorang diri.

Delapan orang tewas akibat ledakan bom mobil yang diledakkan di luar gedung pemerintahan Oslo, Norwegia pada 2011. Setelah itu Breivik melakukan penembakan massal di sebuah perkemahan musim panas yang diselenggarakan Liga Pemuda Buruh di Pulau Utoya.

Arvin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6393 seconds (0.1#10.140)