PT Transportasi Jakarta Rekrut 100 Teknisi Transjakarta

Senin, 20 Juli 2015 - 09:49 WIB
PT Transportasi Jakarta Rekrut 100 Teknisi Transjakarta
PT Transportasi Jakarta Rekrut 100 Teknisi Transjakarta
A A A
JAKARTA - PT Transportasi Jakarta merekrut 100 teknisi yang akan disebar ke setiap operator bus Transjakarta.

Teknisi ini bertugas meminimalisasi kejadian bus terbakar dan permasalahan lain yang kerap menimpa bus kebanggaan masyarakat Ibu Kota itu. Rentetan terbaru insiden bus Transjakarta terjadi pada Sabtu (18/7) di Halte Jatinegara, Jakarta Timur. Insiden tersebut berupa keluarnya kepulan asap di bagian belakang bus Transjakarta DMR-008.

Sejumlah penumpang pun panik dan berhamburan keluar melalui pintu darurat. Berdasarkan hasil pemeriksaan teknisi, asap berasal dari hubungan arus pendek pada kabel aki (baterai), sehingga membakar pembungkus kabel. Tiupan kipas mesin pun menimbulkan asap.

Sebelumnya bus Transjakarta pun terbakar di depan Halte Kampus Al-Azhar, Jalan Sisingamangaraja, menuju arah Blok M, Jakarta Selatan; Jalan Gatot Subroto; dan Halte UI Salemba, Jakarta Pusat. Beberapa insiden Transjakarta ini membuat Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius Kosasih meminta maaf atas ketidaknyamanan para pengguna bus Transjakarta.

Dia berjanji terus meningkatkan pelayanan khususnya menjaga keamanan dan keselamatan penumpang. Salah satu langkah meningkatkan kenyamanan itu adalah merekrut 100 teknisi di pul-pul operator. ”Mereka akan rutin memeriksa setiap pagi setelah pihak teknisi operator melakukannya. Keselamatan bagi kami nomor satu,” kata Antonius kemarin.

Untuk memaksimalkan kinerja 100 teknisi, pihaknya akan membuat adendum kontrak dengan operator. Kontrak tersebut berisi penugasan secara tegas personel teknisi untuk melakukan pemeriksaan rutin, termasuk memperbarui kerja sama dengan pemberlakuan denda dan pelarangan operasi bila bus mengalami masalah. Nanti kelaikan atau tidaknya bus beroperasi akan menjadi kewenangan teknisi PT Transportasi Jakarta yang memutuskannya.

Dengan demikian, jika ada teknisi yang ditempatkan di pul operator main mata dan merilis bus bermasalah, namun dipaksakan laik jalan, pihaknya tidak segan-segan memberhentikannya. ”Ke depan kami akan mempercepat pengadaan bus-bus baru, terutama yang berbahan bakar diesel untuk menggantikan bus-bus tidak laik jalan atau yang harus diperbaiki dalam jangka waktu cukup lama,” ungkapnya.

Menurut Kosasih, bus-bus berbahan bakar diesel memang relatif jarang sekali mengalami risiko terbakar. Namun, itu bukan berarti pengadaan bus berbahan bakar gas (BBG) tidak diprioritaskan. Hanya, pengadaan bus BBG harus diseleksi seperti yang dilakukan di London, Inggris.

Bus BBG yang ada saat ini harus dilengkapi planned maintenance system dan pencatatan data historis seluruh armada baik internal Transjakarta maupun seluruh operator, sehingga tidak bisa lagi perawatan diabaikan demi mencari keuntungan. Seandainya operator tidak mau menerapkan hal tersebut, pihaknya tidak segan-segan memutus kontrak dan mencari operator lain.

Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta pun mengaku kecewa dengan pengelolaan bus Transjakarta yang semakin memburuk. Dishubtrans akan mengevaluasi dan membuat aturan yang lebih ketat dan tegas.

Namun, Kepala Dishubtrans Andri Yansyah enggan menyebutkan apa dan kapan evaluasi akan dilakukan kepada jajaran direksi PT Transportasi Jakarta. ”Kita akan terus mengevaluasinya. Kita harus tegas, sudah enggak bisa main-main lagi,” kata Andri.

Terkait perekrutan 100 teknisi, Direktur Institut Studi Transportasi (Instrans) Dharmaningtyas meminta penyeleksian dilakukan secara terbuka ke publik demi menarik rasa aman dan nyaman pengguna bus. Dia menyarankan, 100 teknisi tersebut disebar dan ditempatkan di ujung-ujung halte sebelum pemberangkatan.

”Saya setuju perekrutan 100 teknisi, tapi sepertinya terlalu banyak. Terpenting, itu kontrak full service dengan Agen Pemegang Merek (APM). Jadi, kelaikan bus menjadi tanggung jawab APM,” ujarnya.

Dia juga melihat direksi PT Transportasi Jakarta terlalu lamban dalam meningkatkan pelayanan bus Transjakarta. Padahal, gaji direksi BUMD 10 kali lipat dari gaji Unit Pengelola Teknis (UPT) Transjakarta dulu.

Untuk itu, Tyas mendesak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak terlalu lama memberi kesempatan direksi PT Transportasi Jakarta untuk meningkatkan pelayanan. Dia menyarankan evaluasi dilakukan selama tiga bulan ke depan.

Bima setiyadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8314 seconds (0.1#10.140)