HT Nilai Ekonomi Belum Membaik
A
A
A
JAKARTA - Kondisi perekonomian Indonesia diprediksi belum akan membaik selepas perayaan Idul Fitri. Nilai tukar rupiah yang belum stabil serta harga kebutuhan pokok di pasaran yang terus meningkat menjadi beberapa indikatornya.
”Saya khawatir setelah Lebaran ekonomi Indonesia akan terus memburuk. Ekonomi kita mendekati lampu kuning, bahkan lampu merah,” ujar tokoh nasional Hary Tanoesoedibjo (HT) saat menggelar dialog kebangsaan dan buka puasa bersama dengan para jurnalis di Jakarta kemarin.
Situasi ekonomi yang lesu menurut HT sudah terasa pada saat Ramadan ini. Menurutnya di sejumlah daerah para pengusaha mulai mengeluhkan omzet usaha yang kian turun, bahkanberpotensitutupapabila tidak diambil langkah tepat dari pemerintah. ”Saya baru dari roadshow Ramadan. Di Pekalongan para perajin batik sudah banyak yang mengeluhkan sepinya pembeli,” kata HT.
Menurut HT, perubahan ekonomi Indonesia dari produksi ke konsumsi ikut memberi dampak pada kondisi ekonomi bangsa. Imbas situasi ini adalah usaha di bidang manufacturing bisa saja mengurangi jumlah pekerjanya karena minimnya produksi. ”Bisa ada PHK besar-besaran apabila dunia manufaktur masih terus seperti ini,” papar HT. HT pun menilai kebijakan pemerintah untuk segera mengangkat kembali perekonomian nasional belum terlihat hasilnya.
Bahkan menurut Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) itu, apa yang sedang dijalankan pemerintah belum meyakinkan untuk dapat membawa ekonomi Indonesia ke arah lebih baik. ”Malah pada kuartal ketiga ekonomi akan melemah,” tambah HT. Begitu pun dengan kebijakan pemerintah terhadap nilai tukar rupiah, HT melihat kurs terhadap dolar yang masih berada pada kisaran Rp13.000 bahkan bisa saja melemah pasca- Lebaran nanti apabila kebijakan pemerintah tidak tepat dan cepat untuk mengatasi hal tersebut.
”Bagaimana ekspor kita bisa naik terhadap impor? Kan kita tahu harga sedang tidak bagus, pasaran dunia juga sedang lesu. Kalau investor masih banyak mungkin bisa membantu,” tandasnya. Sebelumnya Bank Dunia (World Bank) memangkas laju perekonomian Indonesia menjadi 4,7%. World Bank merupakan lembaga kedua setelah Asian Development Bank (ADB) yang juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% hingga akhir 2015.
Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro tidak ambil pusing akan proyeksi laju ekonomi di bawah 5%. Menurutnya, proyeksi World Bank tersebut dibuat karena mereka hanya melihat di permukaan. ”World Bank kan enggak tahu persis apa kondisi kita,” tegas Bambang di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/7).
Bambang menyatakan pemerintah masih optimistis dengan target pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2% hingga akhir 2015. Target ini memang lebih rendah dari target dalam APBN-P 2015 sebesar 5,7%. ”Pemerintah masih 5-5,2%, kita upayakan timing bisa 5,2%,” paparnya.
Dian ramdhani
”Saya khawatir setelah Lebaran ekonomi Indonesia akan terus memburuk. Ekonomi kita mendekati lampu kuning, bahkan lampu merah,” ujar tokoh nasional Hary Tanoesoedibjo (HT) saat menggelar dialog kebangsaan dan buka puasa bersama dengan para jurnalis di Jakarta kemarin.
Situasi ekonomi yang lesu menurut HT sudah terasa pada saat Ramadan ini. Menurutnya di sejumlah daerah para pengusaha mulai mengeluhkan omzet usaha yang kian turun, bahkanberpotensitutupapabila tidak diambil langkah tepat dari pemerintah. ”Saya baru dari roadshow Ramadan. Di Pekalongan para perajin batik sudah banyak yang mengeluhkan sepinya pembeli,” kata HT.
Menurut HT, perubahan ekonomi Indonesia dari produksi ke konsumsi ikut memberi dampak pada kondisi ekonomi bangsa. Imbas situasi ini adalah usaha di bidang manufacturing bisa saja mengurangi jumlah pekerjanya karena minimnya produksi. ”Bisa ada PHK besar-besaran apabila dunia manufaktur masih terus seperti ini,” papar HT. HT pun menilai kebijakan pemerintah untuk segera mengangkat kembali perekonomian nasional belum terlihat hasilnya.
Bahkan menurut Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) itu, apa yang sedang dijalankan pemerintah belum meyakinkan untuk dapat membawa ekonomi Indonesia ke arah lebih baik. ”Malah pada kuartal ketiga ekonomi akan melemah,” tambah HT. Begitu pun dengan kebijakan pemerintah terhadap nilai tukar rupiah, HT melihat kurs terhadap dolar yang masih berada pada kisaran Rp13.000 bahkan bisa saja melemah pasca- Lebaran nanti apabila kebijakan pemerintah tidak tepat dan cepat untuk mengatasi hal tersebut.
”Bagaimana ekspor kita bisa naik terhadap impor? Kan kita tahu harga sedang tidak bagus, pasaran dunia juga sedang lesu. Kalau investor masih banyak mungkin bisa membantu,” tandasnya. Sebelumnya Bank Dunia (World Bank) memangkas laju perekonomian Indonesia menjadi 4,7%. World Bank merupakan lembaga kedua setelah Asian Development Bank (ADB) yang juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% hingga akhir 2015.
Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro tidak ambil pusing akan proyeksi laju ekonomi di bawah 5%. Menurutnya, proyeksi World Bank tersebut dibuat karena mereka hanya melihat di permukaan. ”World Bank kan enggak tahu persis apa kondisi kita,” tegas Bambang di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/7).
Bambang menyatakan pemerintah masih optimistis dengan target pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2% hingga akhir 2015. Target ini memang lebih rendah dari target dalam APBN-P 2015 sebesar 5,7%. ”Pemerintah masih 5-5,2%, kita upayakan timing bisa 5,2%,” paparnya.
Dian ramdhani
(ars)