Swiss Peringati 150 Tahun Penaklukan Gunung Matterhorn

Rabu, 15 Juli 2015 - 11:10 WIB
Swiss Peringati 150...
Swiss Peringati 150 Tahun Penaklukan Gunung Matterhorn
A A A
JENEWA - Aktivitas pendakian di Gunung Matterhorn, Swiss, ditutup sementara kemarin untuk memperingati perayaan ke-150 tahun sejak gunung setinggi 4.478 meter itu ditaklukkan tujuh pendaki pada 1865.

Sayang, empat di antaranya tewas. Matterhorn yang merupakan bagian dari Pegunungan Alpen pertama kali ditaklukkan oleh pendaki Inggris Edward Whymper pada 14 Juli 1865. Whymper bersama dengan enam rekannya mencapai puncak gunung dengan melewati jalur Hoernli. Namun empat rekan Whymper jatuh dan tewas. Kemarin lampu solar menyala dengan indahnya di sepanjang jalur Hoernli hingga puncak Matterhorn.

Lokasi empat rekan Whymper jatuh pun dipasangi lampu. Matterhorn merupakan gunung curam yang menantang nyali para pendaki. Dari sekian ratusan ribu pendaki yang pernah mencapai puncak Matterhorn, hampir 600 orang tewas. Otoritas setempat akhirnya berinisiatif menutup sementara Matterhorn. Keputusan itu sekaligus mengawali adanya pengurangan kuota pendakian.

Maklum, seiring dengan bergulirnya waktu, Matterhorn menjadi salah satu destinasi wisata paling favorit. Sekitar 3.000 pendaki lalu lalang di gunung yang menjadi logo merek cokelat ternama itu setiap tahun. Mereka yang ingin memulai petualangan pendakian menuju puncak Matterhorn biasanya berkemah di pondok Hoernli yang terletak di ketinggian 3.260 meter.

Pada Juli, Agustus, dan September tahun lalu, sebanyak 180 orang mendaki puncak Matterhorn. Bagi pemerintah, di satu sisi, membanjirnya pendaki ke puncak Matterhorn menggemukkan rekening negara. Namun, di sisi lain, banyaknya pendaki ke Matterhorn mengancam keasrian lingkungan dan juga memperbesar peluang kecelakaan.

Secara perlahan, tebing di Matterhorn mulai rapuh. Banyak bebatuan yang berjatuhan. Kondisi itu memprihatinkan karena sulit ditanggulangi. Kepala Asosiasi Pemandu Gunung Zermatt, Benedikt Perren, mengatakan Matterhorn merupakan salah satu gunung paling berbahaya di dunia.

Hal itu dia sadari bukan sesuatu yang membuat para pendaki menjadi ciut. Justru dengan status tersebut, para pendaki menjaditertarikuntukmencoba mendaki puncak Matterhorn. Masalahnya, kata Perren, banyaknya para pendaki memicu kerusakan lingkungan. ”Kotoran manusia dari pondok Hoernli mencemari persediaan air.

Kami merasakan banyak tekanan, baik tekanan khusus terhadap para pemandu ataupun bagi lingkungan dan gunung itu sendiri,” kata Perren seperti dikutip NewYork Times. Masyarakat setempat akhirnya memutuskan menata ulang Hoernli guna menyelamatkan masa depan Matterhorn.

Jumlah kamardiHoernli dikurangi menjadi 130 kamar dari 170 kamar. Sebanyak 20 kamar akan dikosongkan untuk mereka yang tidak berniat mendaki puncak. Berdasarkan badan pariwisata lokal, sebanyak 2.040 wisatawan mengunjungi Zermat pada 1865. Angka itu terus mengalami tren memasuki 1900-an.

Pada abad ke-19 tersebut, jumlah turis menuju Zermat mencapai 51.000 orang. Saat ini, jumlah wisatawan yang tiba di Zermat hampir mencapai 2 juta di setiap tahun. ” Pengalaman mendaki terbaik itu ya mendaki gunung yang belum pernah didaki siapa pun,” kata Simon Anthamatten, salah satu pemandu pendaki di Zermatt.

Muh shamil
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0861 seconds (0.1#10.140)