Berurai Air Mata, Casillas Tinggalkan Madrid
A
A
A
MADRID - Membela Real Madrid sejak kanak-kanak, Iker Casillas akhirnya mengucapkan selamat tinggal. Dengan mata berkaca-kaca, kapten Spanyol saat juara Piala Eropa 2008 dan 2012 serta Piala Dunia 2010 itu harus berganti kostum klub untuk pertama kalinya.
Kata perpisahan diungkapkan langsung Casillas pada sesi konferensi pers di Estadio Santiago Bernabeu kemarin. Seperti dua kapten terdahulu, Fernando Hierro dan Raul Gonzalez, yang tidak bisa pensiun sebagai anggota Los Blancos, Casillas berterima kasih kepada semua pendukungnya.
Air mata pria kelahiran Mostoles itu pun mengucur seketika. “Saya berterima kasih kepada semua orang yang hadir di tempat ini untuk mendukung saya di momen spesial ini. Hari ini (kemarin) saya mendapatkan kesempatan hadir di stadion besar ini untuk mengucapkan selamat tinggal kepada semua orang, khususnya para fans Madrid,” ujar pemilik total 725 caps di tim utama Madrid itu seperti dilansir Marca.
Beda dengan Carles Puyol atau Xavi Hernandez di Barcelona, kepergian Casillas dari Madridmemangdiselingicerita tidak enak. Seperti Hierro dan Raul, loyalitas Casillas selama bertahun-tahuntidakdianggap sebagai nilai plus oleh para petinggi Los Blancos. Hanyakarena isu transfer David de Gea dari Manchester United (MU), Florentino Perez terpaksa melepas kiper yang sudah ada di Estadio Bernabeu sejak 1990 itu.
“Sejak Sabtu (11/7) saya bukan lagi pemain Madrid. Saya akan pergi ke FC Porto. Saya pergi atas dua alasan. Pertama, antusiasme yang ditunjukkan presiden klub, pelatih, dan staf tim. Kedua, permintaan yang khusus saya terima dari pendukung Porto. Saya akan berusaha meraih sebanyak mungkin trofi.
Terima kasih Porto telah memercayaisaya,” tambahCasillas. Proses kepergian Casillas ke Porto sebenarnya seperti mengulang kisah sedih Hierro dan Raul. Seperti Casillas, Hierro dan Raul juga berstatus kapten. Hierro harus terbuang pada akhir musim 2002/2003 bersama Vicentedel Bosque hanya karena dianggap bukan bagian dari Los Galaticos.
Padahal, pada periode 1989-2003, Hierro memberi Madrid 3 trofi Liga Champions, 5gelarPrimeraLiga, hingga 2 Piala Intercontinental. Sembilan tahun setelah Hierro, giliran Raul yang mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan. Akibat dinilai terlalu tua dan memiliki gaya main yang tidak disukai Jose Mourinho, dia harus mengakhiri pengabdian 18 tahun di klub berkostum putih tersebut.
Raul terpaksa hengkang ke Schalke 04 sebelum berlabuh di LigaQatarbersamaAl-Sadddan New York Cosmos di Liga Sepak Bola Amerika Utara (NASL). Kini, kebijakan yang sama diambil Perez atas Casillas. Karena dinilai telah memasuki usia senja, manajemen klub kebanggaan warga ibu kota Negeri Matador itu berniat membeli palang pintu baru.
Meski transfer De Gea belum pasti, Casillas telanjur tersinggung. Akibatnya, ketika Porto mengajukan proposal, kiper kelahiran 20 Mei 1981 itu tidak berpikir panjang. Bagi Casillas, yang paling penting adalah kepercayaan. “Setelah 25 tahun membela klub terbaik di dunia, inilah saat terberat dalam hidup saya.
Rasanya seperti kemarin saya baru berusia sembilan tahun ketika pertama kali mengenakan seragam Madrid. Selama periode yang lama ini, saya sangat menikmati. Kami berbagi tangis, kegembiraan, dan tertawa bersama. Klub ini tidak hanya membuat saya menjadi olahragawan, melainkan juga manusia yang bernilai,” ungkap sosok berjuluk San Iker itu.
Sejarah perjalanan karier Casillas bersama Madrid sejatinyaditulisdengantintaemas. Di Primera Liga, dia memimpin Los Blancos berjaya pada 2000/ 2001, 2002/ 2003, 2006/2007, 2007/ 2008, 2011/2012. Lalu, trofi Liga Champions dihasilkan pada 1999/2000, 2001/2002, 2013/2014. Ada lagi Piala Intercontinental dan Piala Dunia Antarklub (2002, 2014).
Lalu Copa del Rey 2010/ 2011, 2013/2014, Supercopa de Espana 2001, 2003, 2008, 2012, hingga Piala Super Eropa 2002, 2014 juga diraih Casillas. “Saya selalu memberikan yang terbaik di mana pun saya berada. Saya memiliki banyak teman dan saya akan selalu mengingat mereka. Saya juga ingin berterima kasih kepada semua pelatih yang pernah bekerja sama dengan saya,” pungkas suami Sara Carbonero itu.
Andri ananto
Kata perpisahan diungkapkan langsung Casillas pada sesi konferensi pers di Estadio Santiago Bernabeu kemarin. Seperti dua kapten terdahulu, Fernando Hierro dan Raul Gonzalez, yang tidak bisa pensiun sebagai anggota Los Blancos, Casillas berterima kasih kepada semua pendukungnya.
Air mata pria kelahiran Mostoles itu pun mengucur seketika. “Saya berterima kasih kepada semua orang yang hadir di tempat ini untuk mendukung saya di momen spesial ini. Hari ini (kemarin) saya mendapatkan kesempatan hadir di stadion besar ini untuk mengucapkan selamat tinggal kepada semua orang, khususnya para fans Madrid,” ujar pemilik total 725 caps di tim utama Madrid itu seperti dilansir Marca.
Beda dengan Carles Puyol atau Xavi Hernandez di Barcelona, kepergian Casillas dari Madridmemangdiselingicerita tidak enak. Seperti Hierro dan Raul, loyalitas Casillas selama bertahun-tahuntidakdianggap sebagai nilai plus oleh para petinggi Los Blancos. Hanyakarena isu transfer David de Gea dari Manchester United (MU), Florentino Perez terpaksa melepas kiper yang sudah ada di Estadio Bernabeu sejak 1990 itu.
“Sejak Sabtu (11/7) saya bukan lagi pemain Madrid. Saya akan pergi ke FC Porto. Saya pergi atas dua alasan. Pertama, antusiasme yang ditunjukkan presiden klub, pelatih, dan staf tim. Kedua, permintaan yang khusus saya terima dari pendukung Porto. Saya akan berusaha meraih sebanyak mungkin trofi.
Terima kasih Porto telah memercayaisaya,” tambahCasillas. Proses kepergian Casillas ke Porto sebenarnya seperti mengulang kisah sedih Hierro dan Raul. Seperti Casillas, Hierro dan Raul juga berstatus kapten. Hierro harus terbuang pada akhir musim 2002/2003 bersama Vicentedel Bosque hanya karena dianggap bukan bagian dari Los Galaticos.
Padahal, pada periode 1989-2003, Hierro memberi Madrid 3 trofi Liga Champions, 5gelarPrimeraLiga, hingga 2 Piala Intercontinental. Sembilan tahun setelah Hierro, giliran Raul yang mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan. Akibat dinilai terlalu tua dan memiliki gaya main yang tidak disukai Jose Mourinho, dia harus mengakhiri pengabdian 18 tahun di klub berkostum putih tersebut.
Raul terpaksa hengkang ke Schalke 04 sebelum berlabuh di LigaQatarbersamaAl-Sadddan New York Cosmos di Liga Sepak Bola Amerika Utara (NASL). Kini, kebijakan yang sama diambil Perez atas Casillas. Karena dinilai telah memasuki usia senja, manajemen klub kebanggaan warga ibu kota Negeri Matador itu berniat membeli palang pintu baru.
Meski transfer De Gea belum pasti, Casillas telanjur tersinggung. Akibatnya, ketika Porto mengajukan proposal, kiper kelahiran 20 Mei 1981 itu tidak berpikir panjang. Bagi Casillas, yang paling penting adalah kepercayaan. “Setelah 25 tahun membela klub terbaik di dunia, inilah saat terberat dalam hidup saya.
Rasanya seperti kemarin saya baru berusia sembilan tahun ketika pertama kali mengenakan seragam Madrid. Selama periode yang lama ini, saya sangat menikmati. Kami berbagi tangis, kegembiraan, dan tertawa bersama. Klub ini tidak hanya membuat saya menjadi olahragawan, melainkan juga manusia yang bernilai,” ungkap sosok berjuluk San Iker itu.
Sejarah perjalanan karier Casillas bersama Madrid sejatinyaditulisdengantintaemas. Di Primera Liga, dia memimpin Los Blancos berjaya pada 2000/ 2001, 2002/ 2003, 2006/2007, 2007/ 2008, 2011/2012. Lalu, trofi Liga Champions dihasilkan pada 1999/2000, 2001/2002, 2013/2014. Ada lagi Piala Intercontinental dan Piala Dunia Antarklub (2002, 2014).
Lalu Copa del Rey 2010/ 2011, 2013/2014, Supercopa de Espana 2001, 2003, 2008, 2012, hingga Piala Super Eropa 2002, 2014 juga diraih Casillas. “Saya selalu memberikan yang terbaik di mana pun saya berada. Saya memiliki banyak teman dan saya akan selalu mengingat mereka. Saya juga ingin berterima kasih kepada semua pelatih yang pernah bekerja sama dengan saya,” pungkas suami Sara Carbonero itu.
Andri ananto
(bbg)