AFI Siap Ikat Pelatih Level Dunia
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Futsal Indonesia (AFI) kedatangan pelatih futsal kelas dunia Hossein Shams. Pria yang mengantar Iran tampil di Piala Dunia Futsal dan lima kali meraih Piala AFC itu dipersiapkan untuk menukangi timnas futsal Indonesia.
AFI kembali menunjukkan keseriusannya dalam membangun futsal Tanah Air. Target tinggi membawa futsal Indonesia tampil di Piala Dunia Futsal yang ditargetkan Ketua Umum AFI Hary Tanoesoedibjo (HT) jelas bukan tujuan main-main. Pembuktian itu pun dilakukan AFI dengan mendapatkan pelatih berkualitas dan memiliki jam terbang tinggi.
Shams, kelahiran Saveh, Iran, sudah memulai aktivitasnya sebagai pelatih futsal pada 1995. Di level timnas, tiga tim yakni Iran, Bahrain, dan Kuwait pernah ditukanginya. Dari ketiga negara tersebut, bersama Iranlah karier Shams melonjak ke level dunia. Dia membawa Iran dua kali tampil di Piala Dunia Futsal, yakni pada tahun 2000 di Guatemala dan di Brasil pada 2008 lalu.
Jika di Piala Dunia Futsal 2000 langkah Iran terhenti di putaran pertama, delapan tahun berikutnya mereka melangkah hingga putaran kedua. Tidak hanya prestasi itu yang dipersembahkan Shams. Di level Asia, Shams mengantar Iran berjaya pada 1999, 2000, 2007, 2008, dan 2009. Atas prestasi cemerlang itulah AFI menilai pria berusia 58 tahun itu layak dipilih untuk menukangi timnas Indonesia.
”Kalau kami pasti menilai kemampuan pelatih top dari ukuran prestasi. Untuk ukuran target kami ke Piala Dunia, pelatih ini (Shams) sudah cukup. Akan tetapi kalau targetnya juara, Piala Dunia belumlah cukup,” ungkap Sekretaris Jenderal (Sekjen) AFI Edhi Prasetyo selepas mendengar perkenalan Shams di Kantor PSSI, Jakarta, kemarin.
Dia menambahkan, sore ini AFI akan memutuskan apakah Shams akan diikat untuk membesut timnas atau tidak. ”Besok (hari ini), kami dari AFI yang akan melakukan presentasi dengan pelatih. Setelah itu baru akan dibahas soal hak dan kewajiban,” imbuhnya, Edhi menyatakan, ada 11 kandidat pelatih asing yang sudah disiapkan AFI.
Namun dari semuanya Shams yang terakhir menukangi klub Mes Sungun dipandang paling menjanjikan. AFI juga mendapat rekomendasi mengenai Shams dari Direktur Futsal AFC. Shams yang kembali ke Iran besok menilai futsal Indonesia sebetulnya memiliki potensi tinggi untuk berprestasi di level dunia. Penilaian itu disampaikannya saat menyaksikan timnas futsal Indonesia tampil di kompetisi Asia.
Di matanya, para pemain futsal Merah Putih memiliki skill dan kecepatan yang bagus. ”Insya Allah jika saya menjadi pelatih timnas futsal Indonesia, saya butuh dukungan. Insya Allah bisa membawa Indonesia ke Piala Dunia Futsal 2020. Saya orang biasa dari dunia yang biasa dan saya tidak bisa menjanjikan apa-apa untuk memastikan kita juara di Asia,” ungkap Shams.
Shams berjanji, dengan dukungan AFI, bakal bekerja keras untuk membawa Indonesia berprestasi di cabang futsal. Sementara PSSI menyambut baik niat AFI untuk mengikat Shams. ”Prestasi dia mengatarkan Iran lima kali juara di level Asia. Itu indikasi yang sangat simpel dan tidak perlu melihat yang lain. Selain itu Iran sendiri juga peringkat satu di Asia,” ujar Sekjen PSSI Azwan Karim.
PSSI menyadari situasi persepakbolaan Indonesia saat ini sedang tidak kondusif setelah dijatuhkannya sanksi oleh FIFA sejak 30 Mei lalu. Dengan adanya sanksi tersebut, tidak hanya untuk sepak bola, Indonesia juga tak bisa tampil di ajang futsal internasional. ”Namun kita akan terus melihat ke depan, semoga ada kejelasan ke depan,” imbuhnya.
Decky irawan jasri
AFI kembali menunjukkan keseriusannya dalam membangun futsal Tanah Air. Target tinggi membawa futsal Indonesia tampil di Piala Dunia Futsal yang ditargetkan Ketua Umum AFI Hary Tanoesoedibjo (HT) jelas bukan tujuan main-main. Pembuktian itu pun dilakukan AFI dengan mendapatkan pelatih berkualitas dan memiliki jam terbang tinggi.
Shams, kelahiran Saveh, Iran, sudah memulai aktivitasnya sebagai pelatih futsal pada 1995. Di level timnas, tiga tim yakni Iran, Bahrain, dan Kuwait pernah ditukanginya. Dari ketiga negara tersebut, bersama Iranlah karier Shams melonjak ke level dunia. Dia membawa Iran dua kali tampil di Piala Dunia Futsal, yakni pada tahun 2000 di Guatemala dan di Brasil pada 2008 lalu.
Jika di Piala Dunia Futsal 2000 langkah Iran terhenti di putaran pertama, delapan tahun berikutnya mereka melangkah hingga putaran kedua. Tidak hanya prestasi itu yang dipersembahkan Shams. Di level Asia, Shams mengantar Iran berjaya pada 1999, 2000, 2007, 2008, dan 2009. Atas prestasi cemerlang itulah AFI menilai pria berusia 58 tahun itu layak dipilih untuk menukangi timnas Indonesia.
”Kalau kami pasti menilai kemampuan pelatih top dari ukuran prestasi. Untuk ukuran target kami ke Piala Dunia, pelatih ini (Shams) sudah cukup. Akan tetapi kalau targetnya juara, Piala Dunia belumlah cukup,” ungkap Sekretaris Jenderal (Sekjen) AFI Edhi Prasetyo selepas mendengar perkenalan Shams di Kantor PSSI, Jakarta, kemarin.
Dia menambahkan, sore ini AFI akan memutuskan apakah Shams akan diikat untuk membesut timnas atau tidak. ”Besok (hari ini), kami dari AFI yang akan melakukan presentasi dengan pelatih. Setelah itu baru akan dibahas soal hak dan kewajiban,” imbuhnya, Edhi menyatakan, ada 11 kandidat pelatih asing yang sudah disiapkan AFI.
Namun dari semuanya Shams yang terakhir menukangi klub Mes Sungun dipandang paling menjanjikan. AFI juga mendapat rekomendasi mengenai Shams dari Direktur Futsal AFC. Shams yang kembali ke Iran besok menilai futsal Indonesia sebetulnya memiliki potensi tinggi untuk berprestasi di level dunia. Penilaian itu disampaikannya saat menyaksikan timnas futsal Indonesia tampil di kompetisi Asia.
Di matanya, para pemain futsal Merah Putih memiliki skill dan kecepatan yang bagus. ”Insya Allah jika saya menjadi pelatih timnas futsal Indonesia, saya butuh dukungan. Insya Allah bisa membawa Indonesia ke Piala Dunia Futsal 2020. Saya orang biasa dari dunia yang biasa dan saya tidak bisa menjanjikan apa-apa untuk memastikan kita juara di Asia,” ungkap Shams.
Shams berjanji, dengan dukungan AFI, bakal bekerja keras untuk membawa Indonesia berprestasi di cabang futsal. Sementara PSSI menyambut baik niat AFI untuk mengikat Shams. ”Prestasi dia mengatarkan Iran lima kali juara di level Asia. Itu indikasi yang sangat simpel dan tidak perlu melihat yang lain. Selain itu Iran sendiri juga peringkat satu di Asia,” ujar Sekjen PSSI Azwan Karim.
PSSI menyadari situasi persepakbolaan Indonesia saat ini sedang tidak kondusif setelah dijatuhkannya sanksi oleh FIFA sejak 30 Mei lalu. Dengan adanya sanksi tersebut, tidak hanya untuk sepak bola, Indonesia juga tak bisa tampil di ajang futsal internasional. ”Namun kita akan terus melihat ke depan, semoga ada kejelasan ke depan,” imbuhnya.
Decky irawan jasri
(ftr)