Jatim Siapkan Jalur Evakuasi
A
A
A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo telah memastikan kesiapan jalur evakuasi dan menyiapkan lokasi pengungsian yang akan digunakan warga setempat jika sewaktu-waktu Gunung Raung meletus.
Pemerintah provinsi juga mengaku telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait, terutama pemerintah daerah yang berbatasan langsung dengan lokasi Gunung Raung, yakni Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember.
Selain itu, koordinasi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun tidak berhenti untuk mengantisipasi segala kemungkinan terjadi. ”Kalau gunungnya sering batuk-batuk, itu justru semakin baik. Bahaya kalau tidak pernah batuk, tapi sekali batuk langsung besar sekali, seperti Gunung Kelud,” ucap Gubernur.
Meski begitu, gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu meminta semua pihak untuk waspada dan masyarakat tidak panik menghadapi segala informasi terkait Gunung Raung. ”Dengan digelarnya simulasi maka masyarakat tahu apa yang dilakukan jika Gunung Raung meletus. Erupsi Gunung Kelud harus dijadikan pengalaman,” katanya.
Soekarwo juga meminta warga untuk tidak beraktivitas di kawasan Gunung Raung hingga radius 6 kilometer dari puncak. Hal itu untuk mengantisipasi Gunung Raung yang erupsi tiba-tiba.
Sementara itu, Kepala BNPB Syamsul Maarif saat berkoordinasi mengenai Gunung Raung di Pemkab Bondowoso menyampaikan bahwa kondisi gunung masih stabil pada level siaga. ”Yang jelas, Raung masih belum berperilaku aneh, stabil, aman. Masyarakat diharap tenang,” kata Syamsul.
Sejauh ini, gempa tremor Gunung Raung yang terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember, serta Bondowoso masih fluktuatif. Dalam waktu singkat, kekuatan gempa tremornya tercatat oleh seismograf (alat pencatat gempa) bertambah dari 25 milimeter menjadi 27 milimeter.
Sementara saat Gunung Raung dinaikkan statusnya menjadi siaga pada 29 Juni lalu, kemampuan gempa tercatat telah mencapai rata-rata 21 milimeter.
P juliatmoko/ant
Pemerintah provinsi juga mengaku telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait, terutama pemerintah daerah yang berbatasan langsung dengan lokasi Gunung Raung, yakni Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember.
Selain itu, koordinasi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun tidak berhenti untuk mengantisipasi segala kemungkinan terjadi. ”Kalau gunungnya sering batuk-batuk, itu justru semakin baik. Bahaya kalau tidak pernah batuk, tapi sekali batuk langsung besar sekali, seperti Gunung Kelud,” ucap Gubernur.
Meski begitu, gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu meminta semua pihak untuk waspada dan masyarakat tidak panik menghadapi segala informasi terkait Gunung Raung. ”Dengan digelarnya simulasi maka masyarakat tahu apa yang dilakukan jika Gunung Raung meletus. Erupsi Gunung Kelud harus dijadikan pengalaman,” katanya.
Soekarwo juga meminta warga untuk tidak beraktivitas di kawasan Gunung Raung hingga radius 6 kilometer dari puncak. Hal itu untuk mengantisipasi Gunung Raung yang erupsi tiba-tiba.
Sementara itu, Kepala BNPB Syamsul Maarif saat berkoordinasi mengenai Gunung Raung di Pemkab Bondowoso menyampaikan bahwa kondisi gunung masih stabil pada level siaga. ”Yang jelas, Raung masih belum berperilaku aneh, stabil, aman. Masyarakat diharap tenang,” kata Syamsul.
Sejauh ini, gempa tremor Gunung Raung yang terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember, serta Bondowoso masih fluktuatif. Dalam waktu singkat, kekuatan gempa tremornya tercatat oleh seismograf (alat pencatat gempa) bertambah dari 25 milimeter menjadi 27 milimeter.
Sementara saat Gunung Raung dinaikkan statusnya menjadi siaga pada 29 Juni lalu, kemampuan gempa tercatat telah mencapai rata-rata 21 milimeter.
P juliatmoko/ant
(ftr)