Opa-locka Menghadirkan Nuansa Aladin
A
A
A
Banyak gedung yang memiliki minaret menjulang ke angkasa. Hampir sebagian rumah juga berbentuk kubah.
Nuansa Arab sangat kental di wilayah tersebut. Tapi, kawasan tersebut bukan berada di Irak ataupun Maroko. Itu berada di Florida, Amerika Serikat (AS). Kota itu bernama Opalocka. Kota itu wilayah dengan gaya arsitektur Moorish atau tren bangunan Timur Tengah dan Andalusia. Tren itu sangat berkembang di Opalocka. Gaya arsitektur itu menyatu dengan komunitas AS yang beragam, dari kulit hitam hingga etnik Hispanik.
Daya tarik eksotis Timur Tengah yang memberi inspirasi kepada Glenn Curtiss (1878-1930), jutawan yang menjadi otak di balik pembentukan Kota Opalocka. Pendiri industri penerbangan AS itu pindah ke Florida pada 1920-an di mana dia mendirikan 18 perusahaan. Dia mengembangkan kota tersebut hingga menjadi wilayah yang modern.
Pada 1926, Kota Opa-locka mengalami serangan badai sehingga mengakibatkan kehancuran. Hingga Curtis meninggal pada 1930, impian untuk menyelesaikan proyek terbawa bersamanya. Menurut Jose Vasques, seorang profesor Sekolah Arsitek dan Desain Interior di Miami Dade College, AS, dari 100 bangunan bergaya arsitektur Islam yang direncanakan, hanya 70 yang dibangun.
Sekarang ini hanya 50 bangunan dalam berbagai bentuk tingkat konservasi atau kerusakan. Dua puluh bangunan yang ada tercatat sebagai catatan nasional gedung bersejarah, termasuk balai kota yang memiliki menara menjulang, enam kubah dan kebun. ”Itu adalah dari rencana besar Curtis yang sekarang sedang diperbaharui,” kata Vasques, dikutip AFP .
Nuansa Arab dan Andalusia yang dihadirkan di Opa-locka merupakan bentuk pembeda dengan kota lain. Untuk membedakan satu kota dengan kota lain terletak pada arsitek bangunan dan tata kota. ”Selama 1920, orang berbondong - bondong orang pindah ke Florida. Mereka ingin cepat menghasilkan keuntungan,” ucap Vasques.
Dia mengungkap ide kota Opa-locka adalah penemuan kuburan Tutankhamun. ”Itu seperti juga yang tertuang dalam film The Thief of Baghdad ,” imbuhnya. Sentuhan Timur Tengah tetap dipertahankan di Opalocka. Korporasi Pengembangan Masyarakat Opa-locka memiliki usaha yang dipelopori untuk mengusung perubahan kota, terutama dengan proyek-proyek seni, tapi juga melalui pembangunan perumahan dan pemulihan taman umum.
Untuk menjalankan proyek tersebut, mereka mendapat subsidi dari publik dan pihak swasta. Pemimpin Kelompok Pengembangan Masyarakat Willie Logan mengatakan, tujuan pengembangan kota adalah mengubah Opa-locka menjadi daya tarik bagi wisatawan yang akan menarik jutaan orang untuk berkunjung ke kota dekat Miami itu setiap tahun.
”Kota ini sangat unik, memiliki bandara sendiri, stasiun kereta, arsitektur bergaya Timur Tengah dan Andalusia. Inilah kota kelas dunia yang memiliki potensi untuk menjadi kota besar,” tegas Logan.
Perubahan tersebut untuk menggantikan citra Kota Opa-locka yang mengalami degradasi. Oasis kota terus mengering. Titik nadirnya berada pada abad ke-20 di mana kejahatan menyebar. Kota tersebut identik dengan kekerasan.
Opa-locka dengan penduduk sebanyak 16.000 jiwa terdiri atas 65% kulit hitam dan 30% warga Latin hidup di bawah garis kemiskinan. ”Di sini, yang ada hanya tempat minum,” ucap Fernando Campos, 65, penduduk lokal.
Arvin
Nuansa Arab sangat kental di wilayah tersebut. Tapi, kawasan tersebut bukan berada di Irak ataupun Maroko. Itu berada di Florida, Amerika Serikat (AS). Kota itu bernama Opalocka. Kota itu wilayah dengan gaya arsitektur Moorish atau tren bangunan Timur Tengah dan Andalusia. Tren itu sangat berkembang di Opalocka. Gaya arsitektur itu menyatu dengan komunitas AS yang beragam, dari kulit hitam hingga etnik Hispanik.
Daya tarik eksotis Timur Tengah yang memberi inspirasi kepada Glenn Curtiss (1878-1930), jutawan yang menjadi otak di balik pembentukan Kota Opalocka. Pendiri industri penerbangan AS itu pindah ke Florida pada 1920-an di mana dia mendirikan 18 perusahaan. Dia mengembangkan kota tersebut hingga menjadi wilayah yang modern.
Pada 1926, Kota Opa-locka mengalami serangan badai sehingga mengakibatkan kehancuran. Hingga Curtis meninggal pada 1930, impian untuk menyelesaikan proyek terbawa bersamanya. Menurut Jose Vasques, seorang profesor Sekolah Arsitek dan Desain Interior di Miami Dade College, AS, dari 100 bangunan bergaya arsitektur Islam yang direncanakan, hanya 70 yang dibangun.
Sekarang ini hanya 50 bangunan dalam berbagai bentuk tingkat konservasi atau kerusakan. Dua puluh bangunan yang ada tercatat sebagai catatan nasional gedung bersejarah, termasuk balai kota yang memiliki menara menjulang, enam kubah dan kebun. ”Itu adalah dari rencana besar Curtis yang sekarang sedang diperbaharui,” kata Vasques, dikutip AFP .
Nuansa Arab dan Andalusia yang dihadirkan di Opa-locka merupakan bentuk pembeda dengan kota lain. Untuk membedakan satu kota dengan kota lain terletak pada arsitek bangunan dan tata kota. ”Selama 1920, orang berbondong - bondong orang pindah ke Florida. Mereka ingin cepat menghasilkan keuntungan,” ucap Vasques.
Dia mengungkap ide kota Opa-locka adalah penemuan kuburan Tutankhamun. ”Itu seperti juga yang tertuang dalam film The Thief of Baghdad ,” imbuhnya. Sentuhan Timur Tengah tetap dipertahankan di Opalocka. Korporasi Pengembangan Masyarakat Opa-locka memiliki usaha yang dipelopori untuk mengusung perubahan kota, terutama dengan proyek-proyek seni, tapi juga melalui pembangunan perumahan dan pemulihan taman umum.
Untuk menjalankan proyek tersebut, mereka mendapat subsidi dari publik dan pihak swasta. Pemimpin Kelompok Pengembangan Masyarakat Willie Logan mengatakan, tujuan pengembangan kota adalah mengubah Opa-locka menjadi daya tarik bagi wisatawan yang akan menarik jutaan orang untuk berkunjung ke kota dekat Miami itu setiap tahun.
”Kota ini sangat unik, memiliki bandara sendiri, stasiun kereta, arsitektur bergaya Timur Tengah dan Andalusia. Inilah kota kelas dunia yang memiliki potensi untuk menjadi kota besar,” tegas Logan.
Perubahan tersebut untuk menggantikan citra Kota Opa-locka yang mengalami degradasi. Oasis kota terus mengering. Titik nadirnya berada pada abad ke-20 di mana kejahatan menyebar. Kota tersebut identik dengan kekerasan.
Opa-locka dengan penduduk sebanyak 16.000 jiwa terdiri atas 65% kulit hitam dan 30% warga Latin hidup di bawah garis kemiskinan. ”Di sini, yang ada hanya tempat minum,” ucap Fernando Campos, 65, penduduk lokal.
Arvin
(ftr)