Dugaan Skandal PM Malaysia, Enam Rekening Dibekukan

Rabu, 08 Juli 2015 - 10:08 WIB
Dugaan Skandal PM Malaysia, Enam Rekening Dibekukan
Dugaan Skandal PM Malaysia, Enam Rekening Dibekukan
A A A
KUALA LUMPUR - Penyelidikan skandal korupsi yang diduga melibatkan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak terus bergulir.

Tim gugus tugas penyelidikan dana investasi negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) kemarin membekukan sekitar enam rekening bank terkait skandal penyaluran dana ke PM Najib. Pihak berwenang juga menyita 17 dokumen dari 2 bank untuk membantu penyelidikan. Sayangnya, tidak disebutkan nama pemilik rekening yang dibekukan maupun nama banknya.

”Penyelidikan sedang berlangsung. Oleh karena itu satuan gugus tugas meminta semua pihak memberikan kerja sama sepenuhnya sampai penyelidikan selesai,” tulis pernyataan satuan gugus tugas tersebut. PM Najib Razak saat ini berada di bawah tekanan karena tuduhan menerima aliran dana senilai USD700 juta (Rp9,3 triliun) dari perusahaan investasi Pemerintah Malaysia 1MDB ke beberapa rekening pribadinya.

Tudingan itu muncul berdasarkan dokumen yang diterbitkan harian Wall Street Journal (WSJ) dan Sarawak Report . Dokumen tersebut telah diserahkan kepada Kejaksaan Agung Malaysia. WSJ juga memublikasikan dokumen pemerintah tentang penyelidikan PM Najib Razak.

Data tersebut membeberkan aliran dana USD700 juta kepada lima rekening deposito pribadi PM Najib. Dokumen sebanyak sembilan halaman tersebut terdiri atas formulir aplikasi pengiriman uang, beberapa bagan, dan surat kuasa. Beberapa bagian dokumen tampak disunting. Terdapat dua transaksi terbesar senilai USD620 juta dan 61 juta yang terjadi pada 2013 dari sebuah perusahaan yang teregister di British Virgin Islands melalui sebuah bank Swiss.

Kantor berita Reuters tidak dapat memverifikasi independensi dokumen tersebut. Kantor PM Najib juga menolak untuk berkomentar mengenai data tersebut. Namun, jika laporan Wall Street Journal benar, PM Najib bisa menjadi PM pertama Malaysia yang bermasalah dengan tuduhan korupsi. PM Najib sebelumnya langsung membantah tuduhan menerima aliran dana ke rekening pribadinya.

Pada Minggu (5/7), Najib menyatakan sedang berdiskusi dengan para pengacaranya untuk membahas langkah hukum dalam beberapa hari mendatang. ”Saya ingin mencuri, sangat tidak masuk akal saya menempatkan uang itu dalam rekening di Malaysia,” ungkapnya. ”Sebagai PM, saya tidak akan mengkhianati rakyat Malaysia dan barang milik rakyat Malaysia. Itu janji saya,” imbuhnya.

Sebelumnya, Najib menyebut tudingan itu sebagai sabotase politik dan upaya politik untuk menggulingkan dirinya. Dia juga menegaskan aliran dana itu tidak terkait dengan rekeningnya. ”Ada upaya terencana yang dibuat individu tertentu untuk melemahkan kepercayaan terhadap ekonomi kita, menjelekkan pemerintah dan menggulingkan PM yang terpilih secara demokratis,” demikian Kantor PM Najib dalam laman Facebook- nya seperti dikutip Malaysian Digest.

Hal senada juga diungkapkan 1MDB. 1MDB menyatakan mereka mengeluarkan pernyataan tidak pernah menyalurkan dana ke rekening PM Najib. ”Tuduhan itu tidak substansial,” demikian pernyataan 1MDB. Untuk diketahui, 1MDB merupakan sebuah syarikat pembangunan strategik milik Kerajaan Malaysia melalui Kementerian Keuangan Malaysia.

Meskipun ada dua bantahan tersebut, satuan gugus tugas yang terdiri atas Kejaksaan Agung, Gubernur Bank Negara, Kepolisian Malaysia, dan Komisi Antikorupsi untuk menyelidikinya. Pada Sabtu (4/7) lalu, Jaksa Agung menerima dokumen dari tim gugus tugas. Dokumen itu berkaitan dengan tuduhan pengiriman uang kepada rekening PM Najib.

Terancam Digulingkan

Mantan PM Mahathir Mohamad menyebut skandal PM Najib itu sebagai sesuatu yang memalukan bagi Malaysia. Padahal, PM Mahathir adalah patron dan tokoh berpengaruh bagi PM Najib. ”Sebenarnya, orang yang mempermalukan negara (Malaysia) adalah Najib dan 1MDB. Sebelum ini, negara tidak pernah diejek seperti ini dengan tuduhan yang belum terjawab sampai sekarang,” tulis Mahathir dalam blog pribadinya.

Mahathir yang pernah menjabat sebagai PM terlama di Malaysia itu meminta Najib untuk bertanggung jawab atas hilangnya miliaran dolar yang dipinjam 1MDB. ”Atau Najib harus mundur,” kecamnya. Komentar Mahathir itu menanggapi Menteri Luar Negeri Anifah Aman yang menuduhnya mempermalukan negara setelah Mahathir diwawancarai harian Amerika Serikat New York Times .

Hubungan antara PM Najib dengan pendahulunya Mahathir Mohamad dilaporkan memburuk dalam beberapa tahun belakangan ini. Oposisi Malaysia kemarin mulai bersuara. Kelompok oposisi Malaysia meminta rapat darurat di parlemen untuk mendiskusikan masa depan PM Najib pada hari ini.

Anggota parlemen dari Partai Aksi Demokratis (DAP) Charles Santiago menyatakan dia dan 72 anggota oposisi mengadakan rapat darurat di majelis rendah. ”Kita juga meminta polisi menyelidiki tuduhan korupsi Najib,” katanya. Pihak oposisi kemarin menuding pemerintah membatalkan pertemuan yang telah direncanakan di parlemen.

Sebanyak 100 anggota oposisi kemarin dilarang memasuki ruang rapat parlemen. ”Sangat aneh dengan apa yang dilakukan pemerintah. Mereka bersekongkol untuk menghentikan diskusi tentang tuduhan PM Najib,” kata Tony Pua, anggota parlemen dari DAP, anggota koalisi Pakatan Rakyat.

Tuduhan korupsi PM Najib menjadi krisis politik terbesar dalam sejarah Malaysia. Adapun pemimpin DAP Lim Kit Siang mengatakan dengan konfirmasi Jaksa Agung, tuduhan WSJ terhadap Najib akan memicu krisis pemerintah dan politik. ”Itu akan menjadi perhatian besar dalam sejarah 58 tahun sejak berdirinya Malaysia,” katanya.

Sementara itu, partai pendukung Najib, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), tetap memberikan dukungan kepada PM Najib. Sekjen UMNO Adnan Tengku Mansor kemarin meminta seluruh anggota partai berkuasa untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.

Dia meminta anggota UMNO untuk berpikir rasional terhadap segala serangan terhadap PM Najib. ”Kita harus hati-hati kalau oposisi sedang mencari cara untuk menghancurkan persatuan partai yang dasar kita,” kata Menteri Teritorial Federal itu seperti dikutip kantor berita Malaysia Bernama.

Sementara itu, mata uang Malaysia, ringgit, mengalami titik terendah akibat ketidakpastian politik. Nilai ringgit turun 0,8 menjadi 3,8 terhadap dolar di Kuala Lumpur. Itu merupakan titik terendah sejak Mei 1999.

Pasar saham Malaysia juga mengalami penurunan 1,3%. Ooi Chin Hock, pialang dari M & A Securities, mengatakan awan gelap yang menggelayuti PM dan kegagalan merespons tuduhan bisa berdampak ketidakjelasan.

”Melemahnya harga minyak dan harga komoditas, ditambah penurunan ekspor negara ekonomi terbesar ketiga di Asia Tenggara itu, semakin melemahkan posisi ringgit,” katanya kepada AFP . Ooi mengatakan kepercayaan diri investor tergerus.

Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6658 seconds (0.1#10.140)