India-Pakistan Siap Gabung SCO
A
A
A
BEIJING - Pakistan dan India, dua negara berkekuatan nuklir yang bermusuhan, dilaporkan siap bergabung dengan aliansi keamanan, Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), pimpinan China dan Rusia.
SCO untuk pertama kalinya memperluas keanggotaan sejak organisasi tersebut berdiri pada 2001. Mereka mendekati beberapa negara yang memiliki kekuatan militer kuat. Selain memperkuat aliansi, SCO juga ingin bersaing dengan NATO (Organisasi Traktat Atlantik Utara).
”Sebagai dampak perkembangan SCO yang luas, banyak negara di kawasan ingin bergabung dengan SCO,” kata Wakil Menteri Luar Negeri China Cheng Guoping, dikutip Reuters, kemarin. ”Bergabungnya India dan Pakistan dengan SCO akan memainkan peranan penting dalam pengembangan organisasi keamanan itu. Mereka juga akan memainkan peranan konstruktif dalam peningkatan hubungan bilateral,” imbuhnya.
SCO didirikan atas inisiatif China dan Rusia dengan anggota utama mantan negara Uni Soviet, seperti Tajikistan, Uzbekistan, Kazakstan dan Kyrgyzstan. Sedangkan India, Pakistan, Iran, Afghanistan, dan Mongolia merupakan negara pemantau dalam SCO. Sebagian negara pemantau tersebut memiliki kesempatan besar untuk bergabung dengan aliansi keamanan tersebut. Namun, India dan Pakistan merupakan negara yang berseteru.
New Delhi dan Islamabad pernah berperang selama tiga tahun sejak 1947. Kedua negara juga masih terlibat dalam konflik di wilayah Kashmir. India dan Pakistan masih memperebutkan wilayah tersebut dan kerap terjadi konflik di kawasan tersebut. Pakistan juga menuding India mendukung pemberontak di Provinsi Baluchistan yang kaya mineral.
India mengajukan proposal bergabung dengan SCO tahun lalu. Para menteri luar negeri SCO memberikan rekomendasi ketika mereka akan bertemu pada Juni ini. ”Kita menunggu perkembangan lebih lanjut,” kata Sujata Mehta, pejabat senior kementerian luar negeri India.
Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi akan berkunjung ke Moskow untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China). Modi juga akan bertemu dengan PM Pakistan Nawaz Sharif dalam KTT SCO di Moskow pada 8-10 Juli mendatang. Mereka berdua diperkirakan akan mendiskusikan keinginan kedua negara bergabung dengan aliansi tersebut.
Namun demikian, Kementerian Luar Negeri Pakistan enggan berkomentar mengenai ketertarikan Islamabad bergabung dengan SCO. Bagaimana dengan ketegangan India-Pakistan? Menurut Cheng, konflik kedua negara tersebut tidak menjadi penghalang bagi SCO dalam menjalin hubungan dengan mereka. ”Kita memahami adanya ketegangan antara India dan Pakistan. Ada alasan sejarah di belakangnya,” ujar Cheng.
Dia menambahkan keanggotaan Islamabad dan New Delhi akan meningkatkan kualitas dan kuantitas SCO. Cheng menuturkan banyak negara ingin bergabung dengan SCO. Banyak negara ingin memperkuat kerja sama dengan aliansi baru tersebut. ”Ini menjadi sinyal SCO memiliki pengaruh secara internasional dan geopolitik,” tuturnya.
Perluasan bergabung aliansi itu akan terus diperluas. Awalan Pakistan dan India berniat bergabung dengan SCO karena ajakan Presiden Rusia Vladimir Putin pada September 2014 lalu. Saat itu, Putin menginginkan perluasan organisasi tersebut. Pada saat itu, Rusia menjanjikan keanggotaan penuh bagi New Delhi dan Islamabad pada Juli 2015 saat KTT di Rusia. Moskow beranggapan keanggotaan kedua negara itu akan memperkuat peran SCO dalam menciptakan keamanan regional.
Dalam pandangan Alexander Lukin, direktur Kajian Asia Timur dan SCO di Universitas Negeri Moskow, SCO memiliki pertumbuhan pengaruh yang luar biasa. ”SCO menjadi blok internasional yang berpengaruh dalam jangka pendek,” kata Lukin.
Andika hendra m
SCO untuk pertama kalinya memperluas keanggotaan sejak organisasi tersebut berdiri pada 2001. Mereka mendekati beberapa negara yang memiliki kekuatan militer kuat. Selain memperkuat aliansi, SCO juga ingin bersaing dengan NATO (Organisasi Traktat Atlantik Utara).
”Sebagai dampak perkembangan SCO yang luas, banyak negara di kawasan ingin bergabung dengan SCO,” kata Wakil Menteri Luar Negeri China Cheng Guoping, dikutip Reuters, kemarin. ”Bergabungnya India dan Pakistan dengan SCO akan memainkan peranan penting dalam pengembangan organisasi keamanan itu. Mereka juga akan memainkan peranan konstruktif dalam peningkatan hubungan bilateral,” imbuhnya.
SCO didirikan atas inisiatif China dan Rusia dengan anggota utama mantan negara Uni Soviet, seperti Tajikistan, Uzbekistan, Kazakstan dan Kyrgyzstan. Sedangkan India, Pakistan, Iran, Afghanistan, dan Mongolia merupakan negara pemantau dalam SCO. Sebagian negara pemantau tersebut memiliki kesempatan besar untuk bergabung dengan aliansi keamanan tersebut. Namun, India dan Pakistan merupakan negara yang berseteru.
New Delhi dan Islamabad pernah berperang selama tiga tahun sejak 1947. Kedua negara juga masih terlibat dalam konflik di wilayah Kashmir. India dan Pakistan masih memperebutkan wilayah tersebut dan kerap terjadi konflik di kawasan tersebut. Pakistan juga menuding India mendukung pemberontak di Provinsi Baluchistan yang kaya mineral.
India mengajukan proposal bergabung dengan SCO tahun lalu. Para menteri luar negeri SCO memberikan rekomendasi ketika mereka akan bertemu pada Juni ini. ”Kita menunggu perkembangan lebih lanjut,” kata Sujata Mehta, pejabat senior kementerian luar negeri India.
Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi akan berkunjung ke Moskow untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China). Modi juga akan bertemu dengan PM Pakistan Nawaz Sharif dalam KTT SCO di Moskow pada 8-10 Juli mendatang. Mereka berdua diperkirakan akan mendiskusikan keinginan kedua negara bergabung dengan aliansi tersebut.
Namun demikian, Kementerian Luar Negeri Pakistan enggan berkomentar mengenai ketertarikan Islamabad bergabung dengan SCO. Bagaimana dengan ketegangan India-Pakistan? Menurut Cheng, konflik kedua negara tersebut tidak menjadi penghalang bagi SCO dalam menjalin hubungan dengan mereka. ”Kita memahami adanya ketegangan antara India dan Pakistan. Ada alasan sejarah di belakangnya,” ujar Cheng.
Dia menambahkan keanggotaan Islamabad dan New Delhi akan meningkatkan kualitas dan kuantitas SCO. Cheng menuturkan banyak negara ingin bergabung dengan SCO. Banyak negara ingin memperkuat kerja sama dengan aliansi baru tersebut. ”Ini menjadi sinyal SCO memiliki pengaruh secara internasional dan geopolitik,” tuturnya.
Perluasan bergabung aliansi itu akan terus diperluas. Awalan Pakistan dan India berniat bergabung dengan SCO karena ajakan Presiden Rusia Vladimir Putin pada September 2014 lalu. Saat itu, Putin menginginkan perluasan organisasi tersebut. Pada saat itu, Rusia menjanjikan keanggotaan penuh bagi New Delhi dan Islamabad pada Juli 2015 saat KTT di Rusia. Moskow beranggapan keanggotaan kedua negara itu akan memperkuat peran SCO dalam menciptakan keamanan regional.
Dalam pandangan Alexander Lukin, direktur Kajian Asia Timur dan SCO di Universitas Negeri Moskow, SCO memiliki pertumbuhan pengaruh yang luar biasa. ”SCO menjadi blok internasional yang berpengaruh dalam jangka pendek,” kata Lukin.
Andika hendra m
(ftr)