Pabrik Ambruk, 11 Orang Tewas

Senin, 06 Juli 2015 - 10:42 WIB
Pabrik Ambruk, 11 Orang...
Pabrik Ambruk, 11 Orang Tewas
A A A
BEIJING - Sebelas orang tewas setelah pabrik sepatu ambruk di China bagian timur. Tiga orang dilaporkan hilang dan 40 karyawan berhasil melarikan diri ataupun diselamatkan para petugas.

Lebih dari 50 pekerja berada di pabrik sepatu di Kota Wenling, Provinsi Zhejiang, China, ketika gedung itu roboh pada Sabtu sore (11/7) waktu setempat. Dilaporkan stasiun China Central Television (CCTV), 33 pekerja terluka dan empat orang di antaranya dalam kondisi serius. ”Tiga orang masih hilang dan diduga berada di bawah puing-puing bangunan,” demikian laporan kantor berita Xinhua.

Penyebab robohnya gedung tersebut masih diselidiki. Beragam foto yang beredar di media sosial China menunjukkan operasi penyelamatan dan korban yang terjebak di bawah puing-puing reruntuhan. Sebanyak 302 tim penyelamat terdiri atas pemadam kebakaran, tentara, dan polisi ikut menyelamatkan korban, baik yang tewas maupun masih hidup. Sebanyak 53 truk pemadam kebakaran dan ambulans diterjunkan ke lokasi pabrik.

Harian China Daily melaporkan pembangunan kolam raksasa di atap pabrik diduga menjadi penyebab kecelakaan. Apalagi, pembangunan itu melibatkan banyak buruh dan bahan bangunan yang sudah disiapkan di atap pabrik. Renovasi pabrik itu diperkirakan tidak memperhatikan kekuatan fondasi bangunan. Januari tahun lalu 14 pekerja tewas dalam kebakaran di pabrik sepatu Dadong di Kota Wenling.

Kota itu dikenal sebagai kota industri yang berkembang pesawat. Industri sepatu berkembang sangat pesat di Kota Wenling. Kantor pariwisata Wenling menyatakan satu dari lima pasang sepatu dunia berasal dari Wenling. Gedung dan pabrik ambruk di China adalah hal yang biasa. Banyak bangunan yang sudah berusia tua juga menjadi penyebab utama.

Pertumbuhan ekonomi China yang meningkat drastis ternyata tidak diimbangi kepedulian terhadap prosedur keselamatan dalam pembangunan gedung. Apalagi, banyak renovasi gedung dengan mempertinggi lantai tanpa memperhatikan faktor kekuatan bangunan. Mei lalu Lembaga Pemantau Keselamatan China menyalahkan konstruksi yang asal-asal dan standar keselamatan yang lemah menjadi penyebab utama kebakaran di rumah perawatan yang mengakibatkan 38 orang meninggal.

April lalu sedikitnya 30.000 orang dievakuasi setelah kebakaran terjadi di pabrik kimia yang mana proses pemadaman berlangsung selama 50 jam. Negara dengan tingkat perekonomian kedua terbesar di dunia ini memiliki catatan buruk dalam hal keselamatan kerja. Pada umumnya, kecelakaan kerja di China sering terjadi pada perusahaan tambang batu bara. November lalu kebakaran terjadi di tambang batu bara di China timur laut menewaskan 26 pekerja.

Tragedi robohnya gedung paling parah terjadi Mei lalu ketika apartemen ambruk dan menewaskan 16 orang di Guiyang, ibu kota Provinsi Guizhou, China, kemarin. Apartemen sembilan lantai yang runtuh itu dihuni 114 orang dari 35 rumah tangga. Pemerintah Kota Guiyang mengonfirmasi 98 penghuni apartemen selamat. Februari 2014 lalu gedung auditorium kuno yang menjadi lokasi pesta penikahan di China roboh, di mana 9 orang tewas dan 90 lainnya terluka dalam insiden itu.

Kemudian, gedung sekolah yang sedang dibangun di China roboh dan mengakibatkan 5 orang tewas pada Februari 2015 lalu. Publik dan media menyoroti rendahnya kualitas konstruksi apartemen menjadi penyebab utama. Kontraktor dituding tidak menggunakan material berkualitas. Korupsi juga menjadi salah satu penyebab penurunan kualitas pembangunan gedung bertingkat.

Sementara itu, pemerintah China kemarin memperingatkan warganya di Turki untuk berhati-hati menyusun demonstrasi anti-Beijing. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China menyatakan beberapa turis Negeri Tirai Bambu itu diserang dan diganggu di Turki.

Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1185 seconds (0.1#10.140)