Desain Faktor Penting Pilih Smartphone
A
A
A
JAKARTA - Dalam memilih smartphone, konsumen tidak hanya melihat harga, fitur, spesifikasi, ataupun merek. Saat ini desain smartphone justru jadi pertimbangan yang tidak kalah pentingnya.
”Dulu orang memilih ponsel dengan mengutamakan fungsi. Tapi dalam perkembangannya, desain justru menjadi prioritas utama,” ungkap pemerhati teknologi sekaligus pendiri Gadtorade, Lucky Sebastian, dalam Round Table Discussion (RTD) bertema ”What is Design with Purpose?” yang diselenggarakan Samsung dan KORAN SINDOdi Auditorium Gedung SINDO kemarin.
Menurutnya, desain smartphone saat ini tidak hanya harus memiliki nilai estetika, ramping, dan cantik, namun harus memiliki tujuan, antara lain memiliki fungsi guna. Dia lantas mencontohkan Samsung Galaxy S6 edge dengan konsep fluid architectural lewat layar melengkung dikeduasisinya.
Lengkungan tersebut, menurut Lucky, bukan hanya untuk mempercantik tampilan ponsel, melainkan juga punya banyak fungsi. Misalnya tampilan yang disebut ”immersive” saat melihat gambar ataupun video di layar S6 Edge. ”Seolah-olah seperti mendapatkan pengalaman tiga dimensi (3D),” katanya.
Fungsi lainnya, menurut aktris serta pengusaha Dian Sastrowardoyo yang memang menggunakan Samsung Galaxy S6 Edge, adalah fitur yang disebut dengan People Edge. People Edge adalah fitur yang dirancang khusus untuk mengoptimalkan sudut melengkung Galaxy S6 Edge, di mana pengguna bisa ”berinteraksi” lewat menu-menu yang dapat diatur sebelumnya (pre-defined).
”Favorit saya adalah Edge Contacts, di mana saya bisa mengatur lima kontak yang paling sering dihubungi. Mulai suami, babysitter, manajer, hingga sopir,” katanya. Desain melengkung pada Samsung Galaxy S6 Edge, dirasakan Dian sangat menonjol dan mencuri perhatian.
”Ketika saya mengeluarkan ponsel dari tas, pasti langsung jadi perhatian. Karena bentuknya yang tidak biasa,” papar ibu dari Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo dan Ishana Ariandra Nariratama Sutowo ini. Dian paling memfavoritkan fitur kamera depan Galaxy S6 Edge dengan lensa f1.9 yang sangat mumpuni untuk selfie. Ini lantaranmampumerekamcahaya lebih banyak dan memiliki sudut pandang yang lebar.
”Hasilnya natural banget,” katanya. Marketing Director IM Business PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN) Vebbyna Kaunang mengatakan, desain Samsung Galaxy S6 Edge memang dirancang dari nol. Tidak berpijak dari model sebelumnya seperti Galaxy S5 atau S4. ”Ketika mendesain, kami langsung mendengarkan apa yang diinginkan konsumen.
Kami ingin agar desain bisa memecahkan masalah-masalah yang biasa mereka hadapi,” paparnya. Vebby, begitu dia biasa disapa, mencontohkan notifikasi yang bisa ditampilkan ke layar lengkung S6 Edge tanpa perlu mengaktifkan layar utamanya. ”Ketika rapat, smartphone di atas meja.
Namun, notifikasi pada smartphone akan tetap terlihat lewat layar lengkung di sisinya tanpa harus mengganggu fokus orang lain,” ungkap Vebby. Suatu desain, menurut Vebby, dilakukan lewat riset lama dan melibatkan ribuan staf research & development (R&D) demi menghadirkan produk yang benar-benar diinginkan oleh konsumen.
”Harus punya fungsi maupun filosofi,” ungkap Vebby. Selain itu, dalam menciptakan desain yang di luar pakem model smartphone yang ada di pasar saat ini tidak mudah. ”Kami harus memikirkan hardware-nya, misalnya menggunakan kaca Corning Gorilla Glass 4 yang relatif tangguh menghadapi benturan.
Kemudian, software-nya pun harus diubah dan dirancang sedemikan rupa agar dapat mengakomodasi layar yang lengkung. Semua itu harus dipikirkan,” katanya.
Cahyandaru Kuncorojati.
”Dulu orang memilih ponsel dengan mengutamakan fungsi. Tapi dalam perkembangannya, desain justru menjadi prioritas utama,” ungkap pemerhati teknologi sekaligus pendiri Gadtorade, Lucky Sebastian, dalam Round Table Discussion (RTD) bertema ”What is Design with Purpose?” yang diselenggarakan Samsung dan KORAN SINDOdi Auditorium Gedung SINDO kemarin.
Menurutnya, desain smartphone saat ini tidak hanya harus memiliki nilai estetika, ramping, dan cantik, namun harus memiliki tujuan, antara lain memiliki fungsi guna. Dia lantas mencontohkan Samsung Galaxy S6 edge dengan konsep fluid architectural lewat layar melengkung dikeduasisinya.
Lengkungan tersebut, menurut Lucky, bukan hanya untuk mempercantik tampilan ponsel, melainkan juga punya banyak fungsi. Misalnya tampilan yang disebut ”immersive” saat melihat gambar ataupun video di layar S6 Edge. ”Seolah-olah seperti mendapatkan pengalaman tiga dimensi (3D),” katanya.
Fungsi lainnya, menurut aktris serta pengusaha Dian Sastrowardoyo yang memang menggunakan Samsung Galaxy S6 Edge, adalah fitur yang disebut dengan People Edge. People Edge adalah fitur yang dirancang khusus untuk mengoptimalkan sudut melengkung Galaxy S6 Edge, di mana pengguna bisa ”berinteraksi” lewat menu-menu yang dapat diatur sebelumnya (pre-defined).
”Favorit saya adalah Edge Contacts, di mana saya bisa mengatur lima kontak yang paling sering dihubungi. Mulai suami, babysitter, manajer, hingga sopir,” katanya. Desain melengkung pada Samsung Galaxy S6 Edge, dirasakan Dian sangat menonjol dan mencuri perhatian.
”Ketika saya mengeluarkan ponsel dari tas, pasti langsung jadi perhatian. Karena bentuknya yang tidak biasa,” papar ibu dari Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo dan Ishana Ariandra Nariratama Sutowo ini. Dian paling memfavoritkan fitur kamera depan Galaxy S6 Edge dengan lensa f1.9 yang sangat mumpuni untuk selfie. Ini lantaranmampumerekamcahaya lebih banyak dan memiliki sudut pandang yang lebar.
”Hasilnya natural banget,” katanya. Marketing Director IM Business PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN) Vebbyna Kaunang mengatakan, desain Samsung Galaxy S6 Edge memang dirancang dari nol. Tidak berpijak dari model sebelumnya seperti Galaxy S5 atau S4. ”Ketika mendesain, kami langsung mendengarkan apa yang diinginkan konsumen.
Kami ingin agar desain bisa memecahkan masalah-masalah yang biasa mereka hadapi,” paparnya. Vebby, begitu dia biasa disapa, mencontohkan notifikasi yang bisa ditampilkan ke layar lengkung S6 Edge tanpa perlu mengaktifkan layar utamanya. ”Ketika rapat, smartphone di atas meja.
Namun, notifikasi pada smartphone akan tetap terlihat lewat layar lengkung di sisinya tanpa harus mengganggu fokus orang lain,” ungkap Vebby. Suatu desain, menurut Vebby, dilakukan lewat riset lama dan melibatkan ribuan staf research & development (R&D) demi menghadirkan produk yang benar-benar diinginkan oleh konsumen.
”Harus punya fungsi maupun filosofi,” ungkap Vebby. Selain itu, dalam menciptakan desain yang di luar pakem model smartphone yang ada di pasar saat ini tidak mudah. ”Kami harus memikirkan hardware-nya, misalnya menggunakan kaca Corning Gorilla Glass 4 yang relatif tangguh menghadapi benturan.
Kemudian, software-nya pun harus diubah dan dirancang sedemikan rupa agar dapat mengakomodasi layar yang lengkung. Semua itu harus dipikirkan,” katanya.
Cahyandaru Kuncorojati.
(bbg)