Skandal Pengaturan Skor Gerogoti Sepak Bola

Rabu, 01 Juli 2015 - 09:21 WIB
Skandal Pengaturan Skor Gerogoti Sepak Bola
Skandal Pengaturan Skor Gerogoti Sepak Bola
A A A
Dugaan kasus pengaturan skor (match fixing) kembali menyeruak di kancah sepak bola nasional. Jika hal itu bisa dibuktikan kebenarannya maka kasus tersebut makin menambah panjang skandal pengaturan skor yang pernah mencabik-cabik dunia lapangan hijau.

KASUS DI ASIA

1.41 Pemain Korea Selatan Dilarang Bermain Seumur Hidup
Pada 2011, lebih dari 50 pemain dan pelatih di K-League terbukti menerima uang untuk pengaturan skor. Akibat kasus itu 41 di antaranya dihukum larangan bertanding seumur hidup. Pada Januari 2013, FIFA menambah berat hukuman tersebut dengan memastikan 41 pemain itu tak bisa bertanding di seluruh dunia.

2.Pengusaha Singapura Suap Wasit dengan PSK
Pada Juli 2014, Eric Ding, seorang pengusaha asal Singapura dihukum tiga tahun karena terbukti bersalah menyuap wasit dan asisten wasit pada laga yang berlangsung pada 2013. Ding menawarkan tiga pekerja seks komersil sebagai alat suap.

3. Sindikasi Judi Singapura Diberangus
September 2013, polisi Singapura menangkap 14 orang yang terlibat dalam sindikasi global pengaturan skor. Satu dari 14 orang tersebut adalah Dan Tan, orang yang disebut-sebut Interpol sebagai pemimpin dari sindikasi pengaturan skor paling besar dan agresif di dunia.

4. Pemain Vietnam Dipenjara 30 Bulan
Pada Agustus 2014, pengadilan Vietnam menjatuhkan hukuman penjara 30 bulan kepada pemain timnas Vietnam, Tran Manh Dung serta delapan pemain lain yang terbukti bersalah bekerja sama dengan bandar untuk mengalah pada laga Piala AFC pada Maret 2014. Sebagai timbal balik, para pemain diberi suap sebesar USD40.000.

5. Wasit Terbaik Tiongkok Dipenjara
Lu Jun, salah satu wasit terbaik Tiongkok yang pernah memimpin laga Piala Dunia 2010 dan 2002, dan juga terpilih dua kali oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) sebagai wasit terbaik, dipenjara. Ia mengaku telah menerima uang suap lebih dari USD128.000 untuk mengatur hasil tujuh pertandingan pada 2003.

KASUS DI DUNIA


1. Pada tanggal 4 Febuari, Europol (Interpol Eropa) membongkar adanya pengaturan skor di 380 laga yang melibatkan 425 pemain, ofisial dan pihak lainnya.

2.Kasus Calciopoli di Liga Italia terkuak di tahun 2006.
Pengaturan skor tersebut sangat mengguncang sepak bola Italia karena melibatkan tim papan atas Seri A maupun Seri B seperti Juventus, AC Milan, Fiorentina, Lazio, dan Regina. Akibatnya, Juventus harus menerima sanksi turun ke Seri B dan dua gelarnya dicopot. satu diberikan kepada Inter Milan, satu lagi dibiarkan tak bertuan.

3.Skandal wasit Byron Moreno di Piala Dunia 2002 Korsel dan Jepang.
Dalam pertandingan perempatfinal Piala Dunia 2002, Moreno ditunjuk memimpin laga antara tuan rumah Korsel kontra Italia. Saat itu, banyak keputusan Moreno yang justru menguntungkan tuan rumah. Hasilnya, Gli Azzurri harus tersingkir setelah kalah 2-1. Setelah dilakukan penyelidikan, Moreno didakwa terlibat pengturan skor dan tidak boleh memimpin dua laga

4. Wasit Robrt Hoyzer
terbukti menerima suap saat memimpin laga antara Hamburg SV dan Paderborn di tahun 2004. Dalam pertandingan tersebut, Hoyzer memberikan dua penalti kontrovesial kepada Paderborn yang menang 4-2. Hoyzer akhirnya mengaku sudah mengatur 13 pertandingan sepanjang 2004. Hoyzer menerima sanksi tidak boleh terlibat dalam sepak bola seumur hidup dan dipenjara selama 29 bulan

5. Skandal Olympique Marseille.
Marseille membutuh kemenangan saat melawan Valenciennes untuk memastikan gelar juara Ligue 1 Prancis di tahun 1993. Marseille saat itu berhasil mengalahkan lawannya 1-0 dan layak atas gelar domestik. Namun kemudian, gelar tersebut dicabut setelah ditemukan adanya bukti penyuapan kepada Valenciennes untuk mengalah

KASUS DI INDONESIA

1 .Klub Penajam Medan Jaya (PMJ) Klub Divisi I kepada anggota Komdis tahun 2007
Pelaku: TMN (Komdis PSSI), KS (Wakil Sekjen PSSI), SR (Manajer PMJ), A (Asisten PMJ).
Nominal: 100 Juta
Kepentingan: Agar PMJ bisa ikut berkompetisi di Divisi I musim 2007.
Sanksi/Proses Hukum: Tidak ke polisi, hukuman PSSI minimalis dan cenderung tidak adil. Penerima hanya diberhentikan dari PSSI. Pemberi dihukum non aktif 5 tahun dari PSSI daerah dan sepakbola nasional.

2. Persijam Jambi Kompetisi 2007
Pelaku: Radjoni Manap (Manajer) Persikoba Batu Persik Kuningan
Nominal: 100 Juta
Kepentingan: Menjual pertandingan dengan walk outpada dua laga vs Persikoba dan Persik.
Sanksi/Proses Hukum: Ditangani Komdis PSSI namun tidak tuntas

3. Arema Malang, Kompetisi ISL 2007
Pelaku: Ketua Panitia Pelaksana Arema menyuap salah satu anggota Komdis PSSI
Nominal: 10 persen hasil penjualan tiket Arema Malang
Kepentingan: Agar Arema tidak disanksi Komdis karena supporter meluber ke lapangan saat melawan Persema.
Sanksi/Proses Hukum: Ditangani komdis, penyuap dihukum 20 tahun non aktif dari sepakbola. Sasaran suap tidak disanksi.

4. PSBL Bandar Lampung kompetisi 2007
Pelaku: Deriansyah (Manajer PSBL), Afif Subarkah (Asisten Pelatih Perseba Bangkalan) Diduga juga menyeret anggota Badan Liga Indonesia (BLI).
Nominal: 150 Juta
Kepentingan: Agar Perseba mengalah pada pertandingan U-18 babak 8 Besar.
Sanksi/Proses Hukum: Ditangani Komdis namun tak tuntas

5. Persiku Kudus, Pengurus Daerah PSSI Jawa Tengah kepada pemain Persis Solo Divisi Utama tahun 2010
Pelaku: Muhammad Ridwan (Manajer Persiku) salahs eorang anggota Pengda PSSI Jateng, pemain-pemain Persis Solo.
Nominal: Percobaan penyuapan: pembayaran gaji dan ajakan gabung Persiku
Kepentingan: Agar Persis Solo mengalah dan Persiku menang playoff Divisi Utama.
Sanksi/Proses Hukum: Sudah dilaporkan ke Komdis, tidak ada tindak lanjut.

6. Wasit dengan Persibo Bojonegoro
Pelaku: Oknum wasit Imam Sarjono dengana Asisten Manajer Persibo Satono.
Nominal: 1Percobaan Pemerasan Rp10 juta
Kepentingan: Janji Persibo akan diuntungkan saat melawan Persema
Sanksi/Proses Hukum: Sudah Dilaporkan ke Komdis tapi tidak tuntas

DUGAAN KASUS

Pusamania Borneo FC vs Persebaya Surabaya
Dalam kasus ini, mantan pemain sepak bola yang pernah memperkuat Arema Malang, Johan Ibo diduga menjadi runner (penghubung) antara bandar dan pemain yang ingin disuap (3 Pemain PBFC). Bahkan, Johan Ibo ternyata bukan hanya sekali ini melakukan suap-menyuap, dia juga pernah melakukannya terhadap salah satu tim asal Papua.

Bontang FC vs PSLS Lhokseumawe
Kali ini masalah datang dari Liga Prima Indonesia tahun 2013, dimana saat itu mempertemuakan antara klub Bontang FC melawan PSLS Lhokseumawe. Laga itu sendiri dimenangkan Bontang FC dengan skor 4-3, saat itu Camara Fode diplot sebagai pelatih. Camara disebut sebagai pihak yang membagikan uang kepada pemain, dimana uang itu berasal dari pihak ketiga bernama Michael yang diduga mafia asal Malaysia. Uang itu diberikan melalui Yusuf, yang dikatakan berasal dari Surabaya. Camara diduga kemudian membagikan uang kepada pemain di hotel.

Persipur Purwodadi
Baru-baru ini mantan pelatih Persipur Purwodadi, Gunawan membeberkan apa yang pernah terjadi di dalam klub yang pernah ditanganinya pada tahun 2013 ini. Klub asal Purwodadi ini melakukan pengaturan skor dengan bayaran Rp 400 juta satu pertandingan.

Persegres Gresik United vs Persik Kediri
Dugaan pengaturan skor ini diungkapkan oleh mantan pelatih Persegres Gresik United, Agus Yuwono. Menurut pengakuan Agus, dirinya sempat mendapatkan tawaran untuk mengikuti hasil yang diinginkan oleh Bandar yaitu hasil imbang saat Persegres menghadapi Persik Kediri.

Advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH)
melaporkan dugaan pengaturan skor ke Bareskrim Mabes Polri. Dalam laporannya, tim advokasi LBH menduga adanya pengaturan skor dalam pertandingan sepak bola di SEA Games 2015 Singapura. Saat ke Bareskrim tim advokasi LBH membawa BS, seseorang yang berusaha mengungkap mafia sepak bola di Indonesia.

380 PERTANDINGAN DI EROPA SUDAH DIATUR

-Kepolisian Eropa, Europol, mengungkap skandal besar dalam dunia sepak bola Eropa. Direktur Europol, Rob Wainwright, mengatakan terdapat pengaturan skor dalam 380 hasil pertandingan dalam laga sepak bola di Benua Biru, termasuk di Liga Champions dan penyisihan kualifikasi Piala Dunia
-Europol menduga pengaturan skor ini melibatkan 425 ofisial pertandingan, direktur klub, pemain, dan anggota jaringan penjahat. Ini bukan pertama kali sepak bola Eropa diterjang skandal pengaturan skor. Pada musim panas 2012, Italia kembali ditimpa masalah serupa, yang menyeret sejumlah pemain bintang, antara lain Domenico Criscito, Cristiano Doni, dan Stefano Mauri.
-Europol, menyatakan sedikitnya 425 kru terlibat dalam skandal pengaturan skor pertandingan sepak bola dunia di Eropa. Kru itu meliputi wasit, pemain, dan ofisial lapangan lainnya.
-Pengaturan skor sebagian besar terjadi pada kejuaraan di Turki, Jerman, dan Swiss. Bahkan, Europol menyebut dua laga Liga Champions Eropa dan kualifikasi piala dunia juga ikut diatur.
-Europol menunjukkan pertandingan yang diduga sarat kecurangan yakni pada laga internasional junior antara Argentina dan Bolivia, yang dipimpin wasit asal Hungaria. Pertandingan itu aneh karena wasit memberikan hukuman penalti pada akhir pertandingan.
-Ada 300 pertandingan mencurigakan lain yang teridentifikasi di luar Eropa, yakni di Afrika, Asia, Amerika Selatan, dan Amerika Tengah -Skandal pengaturan skor dalam sepakbola Eropa diduga menguntungkan sindikat judi sampai 8 juta euro atau setara Rp 104 miliar.
-Menurut data Europol sindikat itu mengeluarkan uang sekitar Rp26 miliar kepada pihak-pihak yang terlibat dalam skandal ini di setiap pertandingannya -Dikabarkan dana sekitar 1.7 juta Pounds telah dikeluarkan kepada para pemain dan pejabat untuk melakukan aksi pengaturan skor
-Di Spanyol sedikitnya terjadi 8 hingga 10 pengaturan pertandingan. Sedangkan di Rusia saat ini ada 12 klub yang tengah diselidiki.

MODUS PENGATURAN SKOR


Situs resmi Pusat Inovasi Tata Kelola Internasional (CIGI) menyebutkan, pasar taruhan illegal sepak bola berpusat di Asia. Nilai perputaran uang di bisnis ini disebut mencapai 93 miliar hingga USD1 triliun.

-Para pengatur skor, atau disebut The Fixer, ini memiliki seorang "runner" yang akan bekerja sebagai agen. Mereka adalah orang yang berada di dasar piramida skandal pengaturan skor
-Agen-agen ini akan mengontrak seorang "manajer proyek" yang biasanya anggota resmi tim, entah itu pelatih, manajer, dan pemain senior. Satu ciri yang dibutuhkan oleh seorang "manajer proyek" adalah ia harus memiliki kredibilitas dan pengaruh dalam tim
-Kepada agen, runner lalu akan memberikan sejumlah uang yang digunakan untuk mempengaruhi para pemain agar mau mengatur hasil pertandingan.
-Para "manajer proyek" ini lah yang akan mengidentifikasi pemain-pemain yang bisa dipengaruhi untuk mengatur hasil pertandingan.
-Setelah semuanya terkoordinasi, runner akan menelepon fixer di Asia tentang cara pertandingan akan diatur. Hal ini bukan sekadar mengatur apakah satu tim akan kalah atau menang, namun lebih rumit lagi.

PASAR TARUHAN ASIA YANG ILEGAL


Menurut Declan Hill, seorang penyidik yang mengkhususkan dirinya menyelidiki masalah pengaturan skor olahraga dan juga pengarang buku The Fix: Soccer and Organized Crime, kasus-kasus pengaturan skor sangat terkait dengan pasar taruhan ilegal, terutama di Asia, sebagai pusat judi ilegal di dunia.

-Pasar taruhan resmi di Las Vegas, Amerika Serikat, Amerika Utara (yang terletak di Kosta Rika, dan Karibia), serta pasar judi resmi Inggris dan Australia, hanya membentuk sebagian dari total perputaran uang judi olahraga di dunia yaitu 30%
-Sisa perputaran uang judi terletak di Asia dan kebanyakan pasar taruhan tidak memiliki izin.
-Pasar-pasar taruhan tersebut dikelola oleh sindikasi judi dari Tiongkok. Karena bentuknya yang ilegal, sulit untuk memperkirakan jumlah yang akurat dari total pasar taruhan -Seorang pejabat senior di Asosasi Lotere Dunia, sebuah organisasi yang menaungi perusahaan judi legal mengklaim bahwa jumlah putaran uang judi ilegal mencapai hingga USD90 miliar dengan kebanyakan pasar judi beredar di Asia
-Besarnya perputaran uang ini membuat bandar judi berusaha untuk mengatur hasil pertandingan, bukan hanya saja yang terletak di Asia namun juga di seluruh dunia. -Para pengatur skor lalu menyebar ke Eropa, Amerika Latin, Afrika, Amerika Utara, dan Australia, dan membentuk sindikasi dengan jaringan penjahat di negara masing-masing
-Kombinasi ini menjadi perpaduan sempurna. Para pengatur skor dari Asia mendapatkan akses kepada pemain dan tim di seluruh dunia, sementara para penjahat lokal memiliki akses ke pasar taruhan Asia yang memiliki putaran uang yang luar biasa
-Dengan cara inilah mereka bisa mengatur skor pertandingan di setidaknya 60 negara di dunia, mulai dari pertandingan di kompetisi untuk pemain muda hingga ke tingkat Liga Champions.

Foto-Foto: Istimewa/Grafis: Bobby Firmansyah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3013 seconds (0.1#10.140)