Andalkan Obat Herbal dan Farmasi

Selasa, 30 Juni 2015 - 08:45 WIB
Andalkan Obat Herbal dan Farmasi
Andalkan Obat Herbal dan Farmasi
A A A
Bermula dari usaha keluarga yang memproduksi obat-obatan alam, Sido Muncul perlahan bertransformasi mewujudkan cita-cita menjadi produsen obat herbal dan farmasi.

Didirikan lebih dari enam dekade silam, Sido Muncul terus berkembang dengan cara membangun kepercayaan masyarakat melalui produk-produk berkualitas dan inovatif. Kemitraan untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan menjadi kunci sukses lain dari produsen jamu ngetop Tolak Angin ini.

“Selain itu yang penting adalah doa. Kita musti berupaya yang benar, tapi hasilnya kan kehendak Tuhan saja. Karena ada doa, Tuhan menjadikan Sido Muncul ini besar,” kata CEO PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat kepada KORAN SINDO beberapa waktu lalu.

Meskipun pada mulanya Sido Muncul berkomitmen untuk fokus pada produk herbal, Irwan merasa keberadaan obat-obat farmasi juga penting dan keduanya bisa saling mendukung. Memiliki perusahaan yang bisa menghasilkan keduanya, obat herbal dan farmasi, bahkan sudah dicitacitakan Irwan sejak 30 tahun lalu. “Pengalaman saya selama ini menjaga kesehatan itu dibutuhkan dua hal tersebut, saling melengkapi,” ungkap cucu dari pendiri Sido Muncul itu.

Puluhan tahun membangun kepercayaan masyarakat, pada November 2013 Sido Muncul menyatakan go public dan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten SIDO. Menurut Irwan, dengan menjadi perusahaan terbuka maka diharapkan perseroan lebih langgeng dan dipercaya masyarakat, di samping akan lebih mudah mendapatkan dana.

“Kebutuhan ini penting karena dunia ini begitu banyak peluang dan bisnis makin kompetitif. Kalau punya ide, ada peluang, dan dana bisa cepat tersedia, kami bisa cepat mengakuisisi,” tuturnya. Tak sampai setahun setelah menjadi perusahaan publik, perseroan mulai melebarkan sayap ke bisnis industri farmasi dengan mengakuisisi perusahaan farmasi PT Berlico Mulia Farma dengan nilai investasi Rp125 miliar.

Akuisisi perusahaan yang telah berdiri sejak 1976 itu merupakan salah satu rencana jangka panjang Grup Sido Muncul dalam mewujudkan visi menjadi pemimpin di industri farmasi. Menurut Irwan, proses perizinan industri farmasi yang lama dan sulit merupakan salah satu alasan mengapa pihaknya memilih mengakuisisi ketimbang mendirikan pabrik baru farmasi.

PT Berlico Mulia Farma yang telah memiliki sertifikat CPOB berkedudukan di Kalasan, Yogyakarta, memproduksi sekitar 80 jenis obat yang terdiri dari produk-produk ethical , over the counter (OTC), food supplement , dan medical herbal . Berbagai merek yang dipasarkan, antara lain Anacetine (obat penurun panas), Combicitrine (obat cacing), Berlosid (obat mag), Anabion (multivitamin anak), Suprabion (multivitamin orang dewasa), dan minyak telon cap 3 anak.

Kegiatan produksi dilakukan di luas tanah berukuran 7,246 meter persegi telah dilengkapi fasilitas produksi baik untuk memproduksi obat dalam bentuk cairan berbentuk sirup/suspensi, tablet, tablet salut, dan krim. Perusahaan ini juga dilengkapi fasilitas penunjang, seperti laboratorium penelitian dan pengembangan, ruang pengawasan pengendalian mutu dan gudang penyimpanan, serta sarana pengolahan limbah, baik limbah udara, padat, maupun cair.

Pabrik baru PT Berlico Mulia Farma di Klaten, Jawa Tengah, saat ini sedang dalam tahap desain dan izinnya belum terbit. “Kemungkinan kami akan mulai konstruksi pada tahun depan,” ujarnya. Irwan menambahkan, untuk membuat konsumen percaya terhadap merek-merek Indonesia, maka produsen harus bisa membuat produk yang bagus agar bisa diekspor.

Saat ini produk-produk Sido Muncul telah diekspor ke sekitar 15 negara, di antaranya Malaysia, Singapura, Brunei, Australia, Korea Selatan, Nigeria, Aljazair, Hong Kong, Amerika Serikat, Arab Saudi, Mongolia, Rusia. “Tiga bulan mendatang kami rencananya mau masuk Filipina,” ungkapnya. Sementara itu, jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) awal 2016, Irwan mengusulkan pemerintah untuk membentuk badan urusan kehumasan atau public relation (PR).

Menurut dia, keberadaan badan ini penting untuk membangun opini atau mengklarifikasi isu-isu negatif yang merugikan Indonesia. Irwan mencontohkan saat Sido Muncul diterpa isu melanggar lingkungan pada Februari lalu, perseroan merasa dirugikan lantaran isu itu terbukti tidak benar namun beritanya sudah telanjur menyebar ke luar negeri.

“Menghadapi MEA ini pemerintah perlu mengubah paradigma, yaitu bagaimana melindungi masyarakat dan pengusaha yang baik dan benar. Bagaimana produk kami ini bisa laku di luar negeri kalau dianggap mencemari lingkungan?” ujarnya. Irwan menegaskan, Sido Muncul memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan telah melaksanakan pengolahan limbah sesuai rekomendasi Badan Lingkungan Hidup sehingga limbah hasil pengolahan sudah sesuai baku mutu yang dipersyaratkan.

Sementara itu, masih terkait lingkungan, pada awal Juni ini Sido Muncul meraih penghargaan Indonesia Green Awards 2015 dari The La Tofi School of CSR. Penghargaan diterima berdasar kategori pengembangan keanekaragaman hayati, di mana Sido Muncul memiliki program Pemberdayaan Masyarakat berupa program Desa Rempah.

Adapun, tanaman yang telah dikembangkan di Desa Rempah, antara lain kayu ulet, kayu manis, kunyit, jahe, kencur, daun sirih, daun kemangi, dan pandan. Hingga saat ini Sido Muncul telah memproduksi lebih dari 200 macam jamu, dengan produk unggulannya, antara lain Tolak Angin, Kuku Bima Energi, Kopi Ginseng Kuku Bima, Kopi Jahe Sido Muncul, Alang Sari Plus, Kunyit Asam, dan Jamu Komplit.

Inda susanti
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5424 seconds (0.1#10.140)