Marinir Segera Tambah Batalion Taifib
A
A
A
JAKARTA - Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Buyung Lalana berencana menambah Batalion Intai Amfibi (Taifib) Marinir. Penambahan tersebut untuk memperkuat pertahanan laut Negara Kesatuan Republik Indonesia.
”Ya, pasti itu (penambahan Batalion Taifib), pasti akan ada pengembangan lagi karena kita berorientasi pada laut. TNI AL termasuk Korps Marinir harus kuat,” ujarnya saat meresmikan markas baru Batalion Intai Amfibi-2 Korps Marinir (Yontaifib- 2 Mar) Kesatrian Marinir Baroto Sardadi, Jalan Sungai Tiram Marunda, Jakarta Utara, kemarin. Menurut Dankormar, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia dengan jumlah pulau yang cukup banyak, yakni 17.000 lebih pulau.
Banyaknya jumlah pulau yang dimiliki tentu memerlukan pengawalan yang kuat baik di pantai, laut, dan di darat. ”Ancaman di laut sangat bervariasi, perompakan, kriminal yang arahnya pelanggaran hukum dan sebagainya. Marinir biasanya diperbantukan untuk penguatan di Kotama-Kotama TNI AL sehingga kita bisa berperan dalam penanganan tindak pidana pelanggaran di laut,” ujarnya.
Seluruh perairan di wilayah NKRI dari Sabang sampai Merauke, imbuh Dankormar, masuk dalam pengawasan. Hal ini untuk melindungi perairan Indonesia dari berbagai ancaman. Termasuk ancaman terorisme di laut seperti, yang menimpa kapal tanker Malaysia yang dibajak.
”Jalur rawan itu yang kemarin terjadi di Kepulauan Riau, di mana salah satu kapal tanker Malaysia dibajak, Marinir siap melaksanakan pembebasan karena itu bisa juga dianggap teror, karena menakutkan dan membuat pelayaran itu tidak aman,” paparnya. Karena itu, pemindahan Markas Pasmar-2 dari Kesatrian Marinir Cilandak, Jakarta Selatan ke Marunda, Jakarta Utara sangat tepat mengingat tugas Yontaifib-2 Mar yang semakin kompleks.
Sebagai pasukan khusus Yontaifib-2 Mar memerlukan kesatrian sendiri yang lebih spesifik dan berbeda dengan markas kesatuan lainnya. Dipilihnya Marunda sebagai markas baru karena lokasi tersebut memiliki nilai taktis dan strategis dalam pembinaan satuan khusus amfibi baik dalam latihan maupun operasi sehingga lebih optimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
”Ini merupakan program pengembangan Korps Marinir TNI AL, salah satu kesatuan kita pindahkan dari Jakarta Selatan ke Jakarta Utara di Marunda, agar lebih segar lagi satuan ini sekaligus menjaga aset TNI AL yang berada di wilayah ini. Harapannya, profesionalisme dan humanisme prajurit bisa berkembang di Marunda,” ujarnya.
Kepala Dinas Penerangan Kormar Letkol Marinir Suwandi menyatakan, Yontaifib-2 Mar merupakan salah satu komando pelaksana (Kolaks) Pasmar- 2, dituntut mampu memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit dalam melaksanakan tugas pengintaian amfibi, pengintaian darat, dan operasi tempur darat maupun operasi khusus dalam membantu satuan tempur lainnya.
Kesatuan ini juga memiliki tugas pokok membina dan menyediakan kekuatan serta kemampuan unsur amfibi maupun pengintaian darat guna pelaksanaan tugas-tugas operasi khusus seperti pendaratan amfibi, operasi TNI AL.
Sucipto
”Ya, pasti itu (penambahan Batalion Taifib), pasti akan ada pengembangan lagi karena kita berorientasi pada laut. TNI AL termasuk Korps Marinir harus kuat,” ujarnya saat meresmikan markas baru Batalion Intai Amfibi-2 Korps Marinir (Yontaifib- 2 Mar) Kesatrian Marinir Baroto Sardadi, Jalan Sungai Tiram Marunda, Jakarta Utara, kemarin. Menurut Dankormar, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia dengan jumlah pulau yang cukup banyak, yakni 17.000 lebih pulau.
Banyaknya jumlah pulau yang dimiliki tentu memerlukan pengawalan yang kuat baik di pantai, laut, dan di darat. ”Ancaman di laut sangat bervariasi, perompakan, kriminal yang arahnya pelanggaran hukum dan sebagainya. Marinir biasanya diperbantukan untuk penguatan di Kotama-Kotama TNI AL sehingga kita bisa berperan dalam penanganan tindak pidana pelanggaran di laut,” ujarnya.
Seluruh perairan di wilayah NKRI dari Sabang sampai Merauke, imbuh Dankormar, masuk dalam pengawasan. Hal ini untuk melindungi perairan Indonesia dari berbagai ancaman. Termasuk ancaman terorisme di laut seperti, yang menimpa kapal tanker Malaysia yang dibajak.
”Jalur rawan itu yang kemarin terjadi di Kepulauan Riau, di mana salah satu kapal tanker Malaysia dibajak, Marinir siap melaksanakan pembebasan karena itu bisa juga dianggap teror, karena menakutkan dan membuat pelayaran itu tidak aman,” paparnya. Karena itu, pemindahan Markas Pasmar-2 dari Kesatrian Marinir Cilandak, Jakarta Selatan ke Marunda, Jakarta Utara sangat tepat mengingat tugas Yontaifib-2 Mar yang semakin kompleks.
Sebagai pasukan khusus Yontaifib-2 Mar memerlukan kesatrian sendiri yang lebih spesifik dan berbeda dengan markas kesatuan lainnya. Dipilihnya Marunda sebagai markas baru karena lokasi tersebut memiliki nilai taktis dan strategis dalam pembinaan satuan khusus amfibi baik dalam latihan maupun operasi sehingga lebih optimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
”Ini merupakan program pengembangan Korps Marinir TNI AL, salah satu kesatuan kita pindahkan dari Jakarta Selatan ke Jakarta Utara di Marunda, agar lebih segar lagi satuan ini sekaligus menjaga aset TNI AL yang berada di wilayah ini. Harapannya, profesionalisme dan humanisme prajurit bisa berkembang di Marunda,” ujarnya.
Kepala Dinas Penerangan Kormar Letkol Marinir Suwandi menyatakan, Yontaifib-2 Mar merupakan salah satu komando pelaksana (Kolaks) Pasmar- 2, dituntut mampu memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit dalam melaksanakan tugas pengintaian amfibi, pengintaian darat, dan operasi tempur darat maupun operasi khusus dalam membantu satuan tempur lainnya.
Kesatuan ini juga memiliki tugas pokok membina dan menyediakan kekuatan serta kemampuan unsur amfibi maupun pengintaian darat guna pelaksanaan tugas-tugas operasi khusus seperti pendaratan amfibi, operasi TNI AL.
Sucipto
(bbg)