PM Nepal Pastikan Bantuan Gempa Tak Dikorupsi
A
A
A
KATHMANDU - Perdana Menteri (PM) Nepal Sushil Koirala memastikan semua bantuan akan sampai pada korban gempa. Dia menjamin tidak ada bantuan yang dikorupsi. Pernyataan tersebut disampaikan Koirala saat meminta bantuan kepada para donatur internasional dalam pertemuan di Kathmandu, kemarin.
Nepal membutuhkan sekitar USD6,7 miliar (sekitar Rp89 triliun) untuk pemulihan nasional pascabencana gempa bumi dahsyat pada April lalu yang menewaskan lebih dari 8.800 orang. Bencana itu juga menghancurkan hampir setengah juta rumah dan meninggalkan ribuan korban yang membutuhkan makanan, air bersih dan tempat tinggal. Beberapa donatur internasional lambat dalam menyalurkan bantuannya karena khawatir lemahnya birokrasi dan perencanaan akan menyebabkan bantuan yang disalurkan tidak efisien.
Koirala juga mendesak delegasi termasuk menteri luar negeri dari negara adidaya seperti China dan India serta Bank Dunia, PBB dan Uni Eropa untuk bekerja sama dengan pemerintah Nepal. ”Kami memastikan bahwa dukungan yang diberikan akan diperuntukkan sesuai tujuannya. Kami bertanggung jawab kepada warga negara kami sendiri,” ujarnya saat membuka pertemuan tersebut dikutip AFP.
Bank Dunia berjanji akan memberikan bantuan senilai USD500 juta (sekitar Rp66 miliar) untuk rekonstruksi pembangunan. Sushil Koirala menjabat sebagai PM Nepal sejak 11 Februari 2014. Dia juga dipilih menjadi Presiden Kongres Partai Nepal sejak bergabung dengan partai tersebut.
Koirala sempat berada di pengasingan politik di India selama 16 tahun setelah pengambilalihan kerajaan 1960. Kongres Nepal muncul sebagai partai terbesar pada pemilu Majelis Konstituante di bawah kepemimpinan Koirala.
Ananda nararya
Nepal membutuhkan sekitar USD6,7 miliar (sekitar Rp89 triliun) untuk pemulihan nasional pascabencana gempa bumi dahsyat pada April lalu yang menewaskan lebih dari 8.800 orang. Bencana itu juga menghancurkan hampir setengah juta rumah dan meninggalkan ribuan korban yang membutuhkan makanan, air bersih dan tempat tinggal. Beberapa donatur internasional lambat dalam menyalurkan bantuannya karena khawatir lemahnya birokrasi dan perencanaan akan menyebabkan bantuan yang disalurkan tidak efisien.
Koirala juga mendesak delegasi termasuk menteri luar negeri dari negara adidaya seperti China dan India serta Bank Dunia, PBB dan Uni Eropa untuk bekerja sama dengan pemerintah Nepal. ”Kami memastikan bahwa dukungan yang diberikan akan diperuntukkan sesuai tujuannya. Kami bertanggung jawab kepada warga negara kami sendiri,” ujarnya saat membuka pertemuan tersebut dikutip AFP.
Bank Dunia berjanji akan memberikan bantuan senilai USD500 juta (sekitar Rp66 miliar) untuk rekonstruksi pembangunan. Sushil Koirala menjabat sebagai PM Nepal sejak 11 Februari 2014. Dia juga dipilih menjadi Presiden Kongres Partai Nepal sejak bergabung dengan partai tersebut.
Koirala sempat berada di pengasingan politik di India selama 16 tahun setelah pengambilalihan kerajaan 1960. Kongres Nepal muncul sebagai partai terbesar pada pemilu Majelis Konstituante di bawah kepemimpinan Koirala.
Ananda nararya
(bbg)