Kebakaran Tewaskan Enam Sekeluarga
A
A
A
MAKASSAR - Kebakaran hebat terjadi di Jalan Pampang, Panakukkang, Makassar, Sulawesi Selatan, dini hari kemarin. Enam orang sekeluarga tewas terpanggang. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 02.30 Wita di rumah panggung semipermanen milik korban Daeng Ratna, 70, di Jalan Pampang I, belakang SD I Pampang.
Diduga api berasal dari kompor yang ditinggal saat memasak makanan untuk santap sahur. Beberapa warga juga mendengar ledakan keras yang kemudian disusul suara teriakan histeris dari rumah korban sehingga membuat warga lainnya terbangun. ”Ada suara ledakan, lalu sesaat kemudian orang berteriak keras sekali. Kami kaget lalu menuju arah sumber suara, ternyata kebakaran dan api sudah membesar,” ujar salah satu warga, Ramli.
Salah satu korban selamat, Jamaluddin, 37, mengaku lolos dari kobaran api setelah menjebol dinding semipermanen rumahnya dengan menggunakan peralatan seadanya. ”Dinding saya jebol sampai bisa lolos. Namun saya tidak bisa menyelamatkan keluarga saya,” kata Jamaluddin yang berprofesi sebagai buruh harian itu. Keenam orang keluarga Jamaluddin yang menjadi korban tewas adalah Rismawati, 32, istrinya, Daeng Ratna (mertua), serta ketiga anaknya, Resky, 12, Rizky, 10, dan Suci, 6.
Satu korban lagi bernama Ramadhan, 20, merupakan cucu Daeng Ratna. Mereka ditemukan di beberapa tempat dalam rumah terbakar tersebut. Jasad Risma dan putranya, Rizky, misalnya, ditemukan dalam kondisi berpelukan di bagian ruang pintu keluar rumahnya. Kedua jasad inilah yang pertama kali didapati warga setempat saat api mulai padam sekitar pukul 03.00 Wita.
Kedua jasad yang sudah gosong itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar, untuk diautopsi. Diduga, ibu dan anak ini berusaha menyelamatkan diri melalui pintu depan, tetapi terjebak kobaran api yang membesar. Warga kemudian menemukan tiga jenazah lainnya, yakni Resky, Ramadhan, dan Suci, di bagian teras rumah.
Adapun jenazah Daeng Ratna yang merupakan guru mengaji anakanak sekitar ditemukan di kamarnya di dekat dapur. Salah satu warga, Abdul Pamat, mengatakan rumah panggung yang terbakar itu memiliki beberapa kamar di lantai atas. Adapun di lantai bawah digunakan sebagai dapur tempat memasak.
Menurut warga, saat pemadaman petugas pemadam kebakaran (damkar) sempat terkendala lantaran lokasi kebakaran berada jauh dari jalan aspal. Alhasil, petugas harus menggunakan selang panjang agar bisa menjangkau rumah yang terbakar. ”Kami telah menerjunkan 10 mobil damkar untuk menjinakkan si jago merah dan, setelah satu jam, api baru bisa berhasil dipadamkan,” ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar Imran Samad.
Kapolsek Panakukkang Kompol Woro Susilo mengatakan pihaknya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dibantu tim Labfor Polda Sulsel. Mereka bekerja untuk memastikan penyebab kebakaran yang juga menghanguskan dua unitmotor. Jenazah keenamkorban tewas sendiri sudah dimakamkan di Kabupaten Maros. ”Dugaan penyelidikan berdasarkan laporan masyarakat, yakni ada yang menyebut dari korsleting listrik, ada pula yang mengatakan kompor meledak,” ujarnya.
Sementara itu, saat datang ke RS Bhayangkara, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto berusaha menenangkan Jamaluddin yang masih terlihat shock setelah mengalami peristiwa tragis tersebut. Wali kota terus berusaha membuatnya tegar dan tidak menyalahkan dirinya karena tidak mampu menyelamatkan anggota keluarganya itu. ”Tetaplah bersabar karena Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang melampaui kemampuan dari hamba-hambanya itu,” ujar Ramdhan.
Danny, sapaan akrab Wali Kota, menambahkan, istri Jamaluddin, Rismawati, sebenarnya selamat dari musibah itu. Namun Risma yang sehari-hari berjualan kue itu memutuskan masuk kembali untuk menyelamatkan tigaanaknyayangmasihberada di dalam rumah. Sayangnya, dia keburu terjebak si jago merah sehingga tewas terbakar.
Andi ilham/ budi santoso/ant
Diduga api berasal dari kompor yang ditinggal saat memasak makanan untuk santap sahur. Beberapa warga juga mendengar ledakan keras yang kemudian disusul suara teriakan histeris dari rumah korban sehingga membuat warga lainnya terbangun. ”Ada suara ledakan, lalu sesaat kemudian orang berteriak keras sekali. Kami kaget lalu menuju arah sumber suara, ternyata kebakaran dan api sudah membesar,” ujar salah satu warga, Ramli.
Salah satu korban selamat, Jamaluddin, 37, mengaku lolos dari kobaran api setelah menjebol dinding semipermanen rumahnya dengan menggunakan peralatan seadanya. ”Dinding saya jebol sampai bisa lolos. Namun saya tidak bisa menyelamatkan keluarga saya,” kata Jamaluddin yang berprofesi sebagai buruh harian itu. Keenam orang keluarga Jamaluddin yang menjadi korban tewas adalah Rismawati, 32, istrinya, Daeng Ratna (mertua), serta ketiga anaknya, Resky, 12, Rizky, 10, dan Suci, 6.
Satu korban lagi bernama Ramadhan, 20, merupakan cucu Daeng Ratna. Mereka ditemukan di beberapa tempat dalam rumah terbakar tersebut. Jasad Risma dan putranya, Rizky, misalnya, ditemukan dalam kondisi berpelukan di bagian ruang pintu keluar rumahnya. Kedua jasad inilah yang pertama kali didapati warga setempat saat api mulai padam sekitar pukul 03.00 Wita.
Kedua jasad yang sudah gosong itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar, untuk diautopsi. Diduga, ibu dan anak ini berusaha menyelamatkan diri melalui pintu depan, tetapi terjebak kobaran api yang membesar. Warga kemudian menemukan tiga jenazah lainnya, yakni Resky, Ramadhan, dan Suci, di bagian teras rumah.
Adapun jenazah Daeng Ratna yang merupakan guru mengaji anakanak sekitar ditemukan di kamarnya di dekat dapur. Salah satu warga, Abdul Pamat, mengatakan rumah panggung yang terbakar itu memiliki beberapa kamar di lantai atas. Adapun di lantai bawah digunakan sebagai dapur tempat memasak.
Menurut warga, saat pemadaman petugas pemadam kebakaran (damkar) sempat terkendala lantaran lokasi kebakaran berada jauh dari jalan aspal. Alhasil, petugas harus menggunakan selang panjang agar bisa menjangkau rumah yang terbakar. ”Kami telah menerjunkan 10 mobil damkar untuk menjinakkan si jago merah dan, setelah satu jam, api baru bisa berhasil dipadamkan,” ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar Imran Samad.
Kapolsek Panakukkang Kompol Woro Susilo mengatakan pihaknya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dibantu tim Labfor Polda Sulsel. Mereka bekerja untuk memastikan penyebab kebakaran yang juga menghanguskan dua unitmotor. Jenazah keenamkorban tewas sendiri sudah dimakamkan di Kabupaten Maros. ”Dugaan penyelidikan berdasarkan laporan masyarakat, yakni ada yang menyebut dari korsleting listrik, ada pula yang mengatakan kompor meledak,” ujarnya.
Sementara itu, saat datang ke RS Bhayangkara, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto berusaha menenangkan Jamaluddin yang masih terlihat shock setelah mengalami peristiwa tragis tersebut. Wali kota terus berusaha membuatnya tegar dan tidak menyalahkan dirinya karena tidak mampu menyelamatkan anggota keluarganya itu. ”Tetaplah bersabar karena Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang melampaui kemampuan dari hamba-hambanya itu,” ujar Ramdhan.
Danny, sapaan akrab Wali Kota, menambahkan, istri Jamaluddin, Rismawati, sebenarnya selamat dari musibah itu. Namun Risma yang sehari-hari berjualan kue itu memutuskan masuk kembali untuk menyelamatkan tigaanaknyayangmasihberada di dalam rumah. Sayangnya, dia keburu terjebak si jago merah sehingga tewas terbakar.
Andi ilham/ budi santoso/ant
(bbg)