Lima Hari Terjadi Lima Perampokan

Kamis, 25 Juni 2015 - 10:17 WIB
Lima Hari Terjadi Lima...
Lima Hari Terjadi Lima Perampokan
A A A
BEKASI - Aksi perampokan di Kota Bekasi akhir-akhir ini kian mengkhawatirkan. Betapa tidak, dalam lima hari terakhir saja tercatat ada lima kasus perampokan.

Dari lima kasus itu empat di antaranya perampokan di minimarket dan satu lagi modus ban kempes dengan korban nasabah bank. Untuk kasus di minimarket diduga rangkaian perampokan ini dilakukan komplotan yang sama. Hal itu berdasarkan ciri-ciri pelaku yang terekam di kamera pengintai (closed circuit television /CCTV) yang dipasang di sejumlah lokasi kejadian.

Kasus perampokan terbaru menimpa tiga minimarket yang terjadi hanya dalam hitungan jam. Dari tiga lokasi itu perampok membawa kabur uang puluhan juta rupiah. Perampokan pertama terjadi di minimarket Perumahan Jakasetia, Jalan Raya Nakula 6, RT 02/08, Jakasetia, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Selasa (23/6) pukul 22.00 WIB. Para pelaku berhasil menggasak uang Rp14 juta yang tersimpan di meja kasir dan brankas.

”Pelaku mengambil uang di dalam brankas Rp9 juta dan di kasir Rp5 juta,” kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Bekasi Selatan Iptu Dimas kemarin. Saat perampokan berlangsung, minimarket dijaga empat karyawan, yaitu Yani, 24; Kukuh, 23; Rais, 25; dan Dede, 23. Keempat pelaku datang mengendarai dua sepeda motor serta memakai helm dan masker. Dua pelaku masuk minimarket dan menodongkan pistol disertai ancaman ke setiap karyawan.

Dua pelaku lainnya menutup rolling door dan bersiaga di atas sepeda motornya. Yani, karyawan minimarket, menjelaskan, pelaku menodongkan pistol ke dia, Kukuh, dan Rais; Dede tengah tertidur pulas di belakang minimarket karena masuk shift kedua. Sambil mengancam pelaku minta ditunjukkan ke ruang brankas. Karena ketakutan akhirnya uang Rp9 juta di brankas diserahkan ke perampok.

Tidak sampai di situ, pelaku juga mengambil paksa uang yang tersimpan di kasir sebanyak Rp5 juta. Setelah itu para pelaku melanjutkan aksinya di minimarket Jalan Kemang Sari, depan Perumahan PAM Jaya, Jatikramat, Jatiasih, Kota Bekasi. Di sana mereka menggarong uang di kasir Rp8 juta. Karyawan minimarket, Roni, 22, menuturkan, pada saat datang pelaku langsung menodongkan pistol ke arahnya dan meminta uang yang ada di kasir.

Setelah mengambil uang, pelaku melarikan diri. ”Prosesnya cepat, ambil uang dan langsung pergi. Kami tidak dilukai,” katanya. Dari sana perampok beralih ke minimarket yang tidak jauh dari lokasi kedua, di Jalan Kemang Sari, Jatibening Baru, Jatiasih, Kota Bekasi. Di sini mereka mengambil uang Rp7 juta yang tersimpan di meja kasir. Pelaku sempat melukai karyawan yang mencoba mengulur-ulur waktu. Seusai melancarkan aksinya mereka melarikan diri ke arah Pekayon, Bekasi Selatan.

Sehari sebelumnya para pelaku menyatroni minimarket di Jalan Swatantra I, RT 01/04, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, dan menggasak uang Rp46 juta dari dalam berangkas. Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Jatiasih Iptu Yusron enggan memberikan banyak keterangan terkait rangkaian perampokan ini. ”Masih kami dalami dan meminta keterangan dari saksi serta meneliti CCTV,” tuturnya.

Diduga pelaku juga kawanan yang sama dalam perampokan di tiga minimarket di Rawalumbu, Jatiasih, dan Pondok Gede, Jumat (5/6) lalu. Sejam beraksi, perampok membawa kabur puluhan juta. Sebelumnya Polda Metro Jaya memprediksi tren kejahatan selama Ramadan hingga Lebaran diprediksi terus meningkat. Polda Metro Jaya mengimbau masyarakat selalu mewaspadai kejahatan yang kerap terjadi selama Ramadan hingga Lebaran.

Sejumlah kejahatan yang diprediksi meningkat selama Ramadan adalah perampokan nasabah bank, perampokan minimarket, perampokan toko emas, pembiusan pemudik, dan pencurian di rumah kosong. Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Yogo Tri Hendiarto menjelaskan, kejahatan jalanan umumnya terjadi karena tiga hal: ada pelaku, sasaran potensial, dan kesempatan.

Aksi perampokan minimarket di Bekasi bisa jadi disebabkan adanya kesempatan. Kemungkinan sistem keamanan kurang sehingga menjadi celah pelaku beraksi. ”Mereka tentu ada tujuan, yaitu mendapatkan materi yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup,” ujarnya. Selain membekali diri, para pelaku membaca situasi dan calon korban.

Mereka juga mengup grade dirinya agar sanggup menyesuaikan diri dengan situasi. Untuk itu, yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kewaspadaan diri guna meminimalisasi agar tidak menjadi korban. Misalnya, tidak menjadi pribadi yang mencolok dengan memperlihatkan barang berharga yang dimiliki di muka umum. ”Pelaku sudah mengidentifikasi korban sebelum beraksi,” katanya.

Upaya preventif yang dilakukan pihak keamanan juga tidak menjamin kejahatan jalanan tidak terjadi lagi. Petugas juga tidak berjaga selama 24 jam di semua lokasi. Tentunya lokasi yang tidak dijagalah inilah dijadikan sasaran pelaku kejahatan. ”Itulah gunanya meningkatkan kewaspadaan,” ujar Yogo.

Abdullah m surjaya/ r ratna purnama
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0783 seconds (0.1#10.140)