KCJ Datangkan 120 Unit KRL

Rabu, 24 Juni 2015 - 10:15 WIB
KCJ Datangkan 120 Unit...
KCJ Datangkan 120 Unit KRL
A A A
JAKARTA - PT Kereta Commuter Line Jakarta (KCJ) mendatangkan 120 unit kereta rel listrik (KRL) dari Jepang. Kedatangan KRL ini dapat menambah kemampuan rangkaian kereta di lima rute perjalanan yang ada.

Penambahan dilakukan secara berkala, mulai Juni hingga September mendatang. ”Untuk tahap awal akan ada 30 unit KRL di Pelabuhan Tanjung Priok pada Senin (29/6),” kata Direktur Utama PT KCJ MN Fadhila kemarin. Tambahan unit KRL akan membuat perjalanan kereta di limarute menjadibertambahsebanyak 102 dari total perjalanan sebelumnya 880 perjalanan setiap harinya.

”Ini akan membuat perjalanan KRL semakin padat dengan headway (jarak antarkereta) menjadi 5-7 menit pada jam sibuk dan 10 menit pada siang hari,” ungkapnya. Pada 2019 diperkirakan terdapat 1.450 unit KRL. Dengan demikian, layanan angkut penumpang mencapai 1,2 juta orang per hari. Banyaknya unit KRL juga membuat PT KCJ gencar melakukan perbaikan dan pelayanan, mulai dari metode perawatan sarana, penyediaan suku cadang, serta perbaikan KRL.

”Metode penurunan gangguandigenjotmulai2014sekitar 46,61%, lalu meningkat pada 2015 sebanyak 58,9%,” ucapnya. Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunissa menuturkan, sejak tiga bulan lalu animo masyarakat terhadap KRL cukup terasa. Hal ini terbukti pada Senin (15/6) lalu, jumlah penumpang KRL mengalami rekor tertinggi dalam okupansi penumpang mencapai 914.840 orang per hari.

Berdasarkan data selama tiga bulan, pihaknya mencatat ratarata penumpang KRL telah melebihi dari target yang ditentukan. Pada April KCJ yang menargetkan 688.909 orang per hari mampu menembus 705.689,7 orang per hari dengan okupansi tertinggi 818.773 orang.

Kondisi demikian mampu dipertahankan KCJ pada Mei yang menargetkan 685.257 orang dengan realisasi rata-rata 715.371,5 orang per hari dengan nilai tertinggi 830.954 penumpang. Pada Juni hingga kemarin, dari target 707.056 orang, okupansi KRL setiap harinya mampu mencapai angka rata-rata sebesar 736.189,4 orang dengan nilai tertinggi mencapai 914.840 orang.

”Dari catatan kami, mayoritas jumlah penumpang terjadi pada Senin. Angka terendah penumpang KRL terjadi pada weekend (Sabtu- Minggu),” kata Eva. Demi pelayanan maksimal, sejak Selasa (16/6) khusus Lintas Duri-Tangerang, tiga stasiun yakni Stasiun Grogol, Taman Kota, dan Tanah Tinggi resmi beroperasi kembali.

Meski beroperasi baru genap satu minggu, KCJ mencatat ratarata penumpang yang menggunakan kereta di tiga stasiun tersebut cukup baik seperti Stasiun Grogol 1.325 orang per hari, Stasiun Tanah Tinggi 1.093 orang, dan Stasiun Taman Kota 650 orang. Pengamat transportasi Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengapresiasi tambahan unit kereta yang otomatis menambah perjalanan kereta.

Adanya penambahan perjalanan saat ini maupun ke depan, PT KCJ maupun Daop I PT KAI dapat berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. Dia menilai masih banyak sejumlah perlintasan yang tidak dijaga yakni 375 perlintasan oleh PT KAI harus menjadi bahan kajian dua pihak (pemda dan PT KAI).

”Koordinasi tetap harus ada. Kita tahu penambahan jadwal akan menyebabkan percepatan perjalanan. Jangan sampai karena hal ini, masyarakat yangmenjadikorban,” kataYayat. Menurut dia, rata-rata warga yang tewas yakni tujuh orang dalam seminggu dianggap masih tinggi. Dia berharap ada upaya meminimalisasi angka kematian, bisa dengan cara pembuatan pintu atau flyover di beberapa perlintasan sebidang.

”Dananya mungkin dari CSR KAI atau perusahaan lain atau bisa dari pemda setempat,” ucapnya. Dia menilai koordinasi antara PT KAI dan pemerintah daerah setempat maupun pemerintah pusat masih kurang maksimal. Soal koordinasi ini, pekerjaan rumah (PR) bagi PT KAI dan pemerintah untuk disampaikan ke pimpinan atas hingga masyarakat agar konflik bisa diantisipasi.

”Kebanyakan saat dibangun flyover atau ditutup perlintasan akan berkonflik. Ini tugas pemda dan KAI menyampaikannya agar tidak terjadi itu (konflik),” kata Yayat. Sebelumnya, Senior Manager Corporate Communication PT KAI Daop 1 Jakarta Bambang S Prayitno mengatakan, dari total 533 perlintasan yang ada, hanya 158 perlintasan yang dijaga dan 48 telah dibuatkan underpass ataupun flyover.

Sementara sisanya, 35 dijaga oleh pihak luar, 106 tidak dijaga, dan 186 dinyatakan sebagai perlintasan liar. Banyaknya perlintasan liar, menurut Bambang, disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap regulasi. Dia tidak menampik perlintasan liar rawan kecelakaan.

Yan yusuf
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8735 seconds (0.1#10.140)