Kunjungan Wisatawan Tak Terganggu
A
A
A
Ketegangan hubungan yang kerap terjadi antara Indonesia dan Australia ternyata tidak cukup berpengaruh terhadap daya tarik pariwisata kedua negara.
Sejauh ini kunjungan wisatawan kedua negara cukup stabil. Para turis Australia masih menjadikan Bali sebagai salah satu destinasi wisata favorit. Beberapa aktivis sempat meminta warga Australia untuk memboikot Bali setelah dua terdakwa narkoba Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, dieksekusi mati dalam kasus ”Bali Nine”.
Namun, warga Australia tetap memilih Bali sebagai destinasi wisata. Mereka berkilah bahwa warga Australia yang dihukum mati di Indonesia merupakan pelaku kriminal. Meski Perdana Menteri(PM) Tony Abbottmengajukan protes kepada Indonesia, sejak awal kampanye dia mengatakan penjahat narkoba perlu dihukum sangat berat. Jarak antara Bali dan Australia cukup dekat jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang ada di sekeliling Indonesia.
Tak heran jika jumlah warga Australia yang datang ke Bali lebih banyak daripada negara lain. Berdasarkan laporan Lembaga Pariwisata Bali, hampir sekitar satu juta warga Australia berkunjung ke Bali setiap tahun. Bisnis pariwisata memang tidak berlaku dua arah. Namun, jumlah kelas menengah di Indonesia terus tumbuh hingga 50 juta orang. Perkembangan itu membuka peluang bagi sektor pariwisata Australia.
Saat ini biaya visa menuju Australia sangat tinggi yakni AUD564 per keluarga dengan hitungan empat orang, sedangkan menuju Indonesia hanya AUD100. Lembaga Riset Pariwisata Australia tak menampik Indonesia menjadi salah satu tujuan paling favorit. Sebanyak 801 warga Australia menginjakkan kaki di Indonesia sampai September 2013.
Semua itu terbagi lagi menjadi beberapa bagian karena 669 di antaranya pergi untuk urusan wisata, sementara 132 sisanya untuk kepentingan bisnis. Dinas Pariwisata Bali menyatakan wisatawan dari Australia masih menjadi yang terbesar. Sampai akhir tahun lalu jumlah turis asal Australia yang berlabuh di Bali mencapai 991.923 orang dari total 3,7 juta turis asing atau sekitar 26%.
Jumlah turis Australia hanya didekati China (586.300 orang/15%) dan Jepang (217.402 orang/5,8%). Jumlah warga Australia yang berkunjung ke Bali dalam Februari-Maret lalu naik sekitar 16,74% dari masa yang sama pada tahun sebelumnya. Pada Januari jumlah turis dari Australia mencapai 85.059 orang. ”Ini menunjukkan bahwa wisatawan Australia mengabaikan peringatan dari pemerintah mereka sendiri,” kata pemerhati pariwisata, Tjok Gede Agung, dikutip Antara .
Di sisi lain, kasus yang melibatkan turis Australia juga terbilang banyak. Beberapa orang Bali bahkan menyebut turis Australia suka berulah. Sebagian besar memang anak remaja yang baru lulus sekolah menengah atas (SMA). Mereka sering melanggar hukum seperti berkeliaran menenteng bir atau narkoba.
”Turis Australia di Bali terkadang arogan, tapi tidak semuanya,” kata Didi Suprapta, pengusaha travel di Bali, dikutip Rappler. ”Mereka terkadang berkendara sambil mabuk,” sambungnya.
Muh shamil
Sejauh ini kunjungan wisatawan kedua negara cukup stabil. Para turis Australia masih menjadikan Bali sebagai salah satu destinasi wisata favorit. Beberapa aktivis sempat meminta warga Australia untuk memboikot Bali setelah dua terdakwa narkoba Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, dieksekusi mati dalam kasus ”Bali Nine”.
Namun, warga Australia tetap memilih Bali sebagai destinasi wisata. Mereka berkilah bahwa warga Australia yang dihukum mati di Indonesia merupakan pelaku kriminal. Meski Perdana Menteri(PM) Tony Abbottmengajukan protes kepada Indonesia, sejak awal kampanye dia mengatakan penjahat narkoba perlu dihukum sangat berat. Jarak antara Bali dan Australia cukup dekat jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang ada di sekeliling Indonesia.
Tak heran jika jumlah warga Australia yang datang ke Bali lebih banyak daripada negara lain. Berdasarkan laporan Lembaga Pariwisata Bali, hampir sekitar satu juta warga Australia berkunjung ke Bali setiap tahun. Bisnis pariwisata memang tidak berlaku dua arah. Namun, jumlah kelas menengah di Indonesia terus tumbuh hingga 50 juta orang. Perkembangan itu membuka peluang bagi sektor pariwisata Australia.
Saat ini biaya visa menuju Australia sangat tinggi yakni AUD564 per keluarga dengan hitungan empat orang, sedangkan menuju Indonesia hanya AUD100. Lembaga Riset Pariwisata Australia tak menampik Indonesia menjadi salah satu tujuan paling favorit. Sebanyak 801 warga Australia menginjakkan kaki di Indonesia sampai September 2013.
Semua itu terbagi lagi menjadi beberapa bagian karena 669 di antaranya pergi untuk urusan wisata, sementara 132 sisanya untuk kepentingan bisnis. Dinas Pariwisata Bali menyatakan wisatawan dari Australia masih menjadi yang terbesar. Sampai akhir tahun lalu jumlah turis asal Australia yang berlabuh di Bali mencapai 991.923 orang dari total 3,7 juta turis asing atau sekitar 26%.
Jumlah turis Australia hanya didekati China (586.300 orang/15%) dan Jepang (217.402 orang/5,8%). Jumlah warga Australia yang berkunjung ke Bali dalam Februari-Maret lalu naik sekitar 16,74% dari masa yang sama pada tahun sebelumnya. Pada Januari jumlah turis dari Australia mencapai 85.059 orang. ”Ini menunjukkan bahwa wisatawan Australia mengabaikan peringatan dari pemerintah mereka sendiri,” kata pemerhati pariwisata, Tjok Gede Agung, dikutip Antara .
Di sisi lain, kasus yang melibatkan turis Australia juga terbilang banyak. Beberapa orang Bali bahkan menyebut turis Australia suka berulah. Sebagian besar memang anak remaja yang baru lulus sekolah menengah atas (SMA). Mereka sering melanggar hukum seperti berkeliaran menenteng bir atau narkoba.
”Turis Australia di Bali terkadang arogan, tapi tidak semuanya,” kata Didi Suprapta, pengusaha travel di Bali, dikutip Rappler. ”Mereka terkadang berkendara sambil mabuk,” sambungnya.
Muh shamil
(ars)