Rumah Terbuka Gaya Eropa

Minggu, 21 Juni 2015 - 10:33 WIB
Rumah Terbuka Gaya Eropa
Rumah Terbuka Gaya Eropa
A A A
Berawal dari kebiasaan membuka-buka majalah bertema griya, lalu dilanjutkan dengan konsultasi kepada arsitek, Head of Corporate Communications PT Bio Farma Nurlaela Arief atau kerap disapa Lala Arief akhirnya bisa berinovasi membangun rumah sendiri. Seperti apa konsepnya?

Rumah ini dibangun delapan bulan lalu. Jika dilihat dari depan, bangunan tersebut terlihat kecil. Tapi, ketika kita masuk ke dalam, space- nya terasa sangat luas lantaran bentuknya yang memanjang dan berdiri di atas tanah seluas 2.500 meter persegi. Di pelataran rumah terdapat halaman kecil yang didesain sedemikian rupa sehingga tampak asri. Di taman itu tumbuh rerumputan serta berbagai macam tanaman hias yang mampu mencerahkan mata siapa pun yang melihatnya.

Sementara, pintu utama dari jati bercat cokelat dengan bentuk pola anyaman datar akan menyambut penuh kehangatan para tamu yang singgah di rumah ini. Lala mendesain rumahnya yang berada di kawasan Cimahi, Jawa Barat, secara lapang tanpa banyak sekat. Bangunan fasadnya dibuat dengan konsep minimalis dan dibagi menjadi dua lantai. Lantai satu difungsikan sebagai public area , sementara lantai dua merupakan private area.

Di lantai atas itu terdapat tiga by safeweb"> kamar yang tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang. Adapun, di lantai satu dibangun ruang bersekat seperti toilet yang dihiasi marmer asal Makassar, musala, dapur kotor yang mengaplikasikan kitchen table dari India, dan garasi mobil. Sedangkan ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, minibar, halaman belakang, dan news by safeweb"> room yang biasa digunakan Lala untuk menulis atau membaca buku dibiarkan terbuka tanpa ada sekat yang menghalanginya.

Di ruangan yang disebut paling akhir itu terdapat rak yang menyimpan sekitar 300 judul buku dari berbagai disiplin ilmu. Rumah ini sengaja didesain seperti itu oleh Lala bersama sang arsitek jebolan Institut Teknologi Bandung, Ir Sugianto. Dari berbagai referensi yang didapatnya, Lala lebih memilih rumah bergaya Eropa. Gaya tersebut dirasakannya cukup nyaman karena rumah jadi memiliki kesan yang terbuka.

Lala mengatakan, rumah ini sebenarnya sudah berdiri sejak 12 tahun silam. Hanya, delapan bulan lalu baru menjalani tahap renovasi besar-besaran. Proses renovasi itu dimulai ketika suaminya mengaku memiliki teman seorang arsitek, lantas obrolan dengan sang arsitek pun tercipta. Arsitek itulah yang menyarankan Lala agar membangun hunian yang sesuai dengan kepribadiannya.

”Karena saya bekerja di bidang komunikasi, saya menilai diri saya sebagai sosok yang terbuka. Kebetulan, beberapa kali saya melihat rumah di Eropa, ketika dimasuki, kesannya terbuka semua. Jadi, ya sudah, saya pilih yang berkonsep terbuka saja,” beber Lala. Jabatan Lala sebagai Ketua Perhimpunan Humas Indonesia Bandung juga menjadikan huniannya ”terbuka” bagi orang lain. Tak jarang rumah ini dijadikan lokasi berkumpul bagi berbagai macam komunitas.

”Banyak komunitas yang selalu berkumpul di sini, saya welcome . Bahkan, pernah ada tamu dari Jakarta yang ingin mencicipi nasi liwet, daripada jauh-jauh ke Lembang, saya ajak saja ke rumah saya,” kisahnya. Sofa dan kursi kayu tampak mengisi beberapa bagian rumah ini. Furnitur tersebut juga sudah mendapat sentuhan renovasi. Dari warna cokelat yang telah usang, dicat kembali dengan warna putih.

Sementara, tiap kamar memiliki bukaan berupa jendela yang cukup lebar agar sirkulasi udara dan cahaya berjalan lancar. Khusus untuk kamar utama, Lala membuatnya dengan desain yang unik. Di salah satu sisi dinding, Lala mengaplikasikan material kaca yang cukup lebar agar tidak membatasi penglihatannya ke arah luar kamar. ”Saya sengaja memasang kaca transparan itu. Jadi, kalau saya lelah sepulang dari kantor lalu ingin tiduran di kamar, pandangan saya tidak dibatasi dan lapang untuk melihat ke luar,” tandasnya.

Selain dari kamar, pemandangan nan sedap dipandang mata juga tampak di areal halaman belakang rumah. Di sinilah Lala biasa merehatkan pikiran setelah bekerja seharian di kantor. ”Kalau pulang kantor saya juga suka duduk di sini untuk rehat sejenak dari kesibukan pekerjaan. Di sini terdapat berbagai macam tanaman hias, salah satunya anggrek. Enak dipandang dan membuat pikiran segar,” celoteh Lala.

Bicara soal warna, rumah ini bisa dibilang didominasi oleh nuansa putih, abu-abu, cokelat, krem, dan oranye. Beberapa bagian dinding juga mengaplikasikan wallpaper dengan motif beragam. Ada motif tanaman, garis, bahkan abstrak. Hanya, sebagian besar motif wallpaper yang digunakan adalah garis datar dan memanjang dengan warna-warna cerah. Motif ini dirasa Lala sangat sederhana dan cocok untuk hunian berkonsep minimalis.

”Wallpaper mampu memberikan pemandangan yang berbeda. Mempercantik tembok rumah dengan cat juga dapat memunculkan aura positif dengan suasana yang nyaman dan tenteram,” ujar Lala. Pemilihan warna cat ataupun wallpaper akan sangat memengaruhi keindahan rumah. Warna yang tepat juga akan membuat rumah minimalis tampak lebih indah.

”Sebelumnya tembok ruang keluarga sempat dipasang wallpaper pola bunga. Karena tidak sesuai dengan kepribadian saya, maka saya menggantinya,” imbuh Lala. Lala menilai, penataan di rumahnya saat ini sudah maksimal, meskipun ada sedikit kekurangan.

”Kurang unsur air. Nanti saya akan membuat kolam ikan koi di halaman belakang,” ujarnya. Mengenai budget yang dikeluarkan demi memperoleh hunian yang ideal ini, Lala enggan mengungkapkan. ”Selagi ada, itu tidak masalah. Yang terpenting sederhana, terbuka, dan nyaman,” pungkasnya.

Wisma putra
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5705 seconds (0.1#10.140)