Merangkai Cerita Ramadan

Minggu, 21 Juni 2015 - 10:30 WIB
Merangkai Cerita Ramadan
Merangkai Cerita Ramadan
A A A
Membuat foto esai adalah cara fotografer untuk menunjukkan suatu cerita lengkap yang sulit dituangkannya hanya dalam satu foto. Rangkaian foto esai terdiri minimal lima hingga enam frame yang saling berhubungan dan memiliki keterkaitan.

Foto esai akan mampu menuturkan cerita dengan kuat, tapi proses pembuatannya memang tidak mudah. Pertama yang harus dilakukan adalah menemukan cerita atau tema untuk digarap. Banyak hal ataupun tema seharihari di sekeliling yang bisa digarap menjadi suatu esai yang menarik. Pasar malam dengan segala warna-warni permainan dan pedagang yang ada di dalamnya bisa menjadi tema untuk digarap.

Kehidupan nelayan atau fanatisme penggemar sepak bola juga tak kalah menariknya. Ragam nuansa kegiatan umat muslim saat Ramadan juga bisa menjadi salah satu tema untuk dijadikan foto esai. Hal yang dilakukan setelah mendapatkan tema adalah melakukan riset untuk mengetahui sedikit gambaran mengenai apa yang harus kita potret, di mana, dan kapan melakukannya.

Misalnya jika kita pilih tema Ramadan, carilah kegiatan ibadah ataupun tradisi yang hanya ada saat bulan puasa tersebut. Banyak kegiatan yang menarik dalam tema ini untuk diabadikan seperti pesantren kilat, pembuatan berbagai penganan khas Ramadan, kegiatan tadarus dan lainnya. Tiap kota biasanya mempunyai tradisi Ramadan yang unik dan berbeda.

Galilah tradisi di sekitar tempat tinggal kita dan buatlah foto yang menarik untuk diperkenalkan ke khalayak ramai. Setelah melakukan riset dan mengetahui sejumlah kegiatan yang akan menjadi objek foto, mulailah untuk memotret. Abadikan kegiatan-kegiatan itu dengan angle yang bervariasi untuk memudahkan kita merangkai foto di akhir pengerjaan.

Misalnya saat memotret pesantren kilat, mulai dengan memotret view keseluruhan peserta, membuat foto ruang tajam, hingga detail-detail unik peserta pesantren. Atau saat memotret aktivitas pembuat lemang, salah satu penganan khas Ramadan, mulailah dengan awal proses pembuatan, kemudian pembakaran, hingga proses penjualannya. Sebelum memotret di satu lokasi, usahakan terlebih dahulu berinteraksi dengan objek foto.

Perkenalkan diri, jelaskan apa yang hendak kita lakukan di sana, utarakan tujuan kita mengabadikan hal yang mereka kerjakan. Melakukan interaksi terlebih dahulu sangatlah penting agar objek tidak bersikap beda dengan biasanya saat kita memotret mereka. Kemudian jika memotret di tempat ibadah atau mengabadikan umat yang sedang beribadah, janganlah sampai mengganggu kekhusyukan mereka menjalankannya.

Pilihlah lokasi pemotretan yang baik, hindari berada terlalu dekat dengan mereka, gunakanlah lensa panjang jika dirasa kehadiran kita mengganggu. Foto yang baik tidak selalu dihasilkan dengan penggunaan lensa wide ataupun penempatan posisi yang dekat dengan objek. Kreativitas juga diperlukan untuk menghasilkan rentetan foto yang baik misalnya memotret jamaah yang tengah membaca Alquran di masjid dengan teknik siluet.

Foto karya fotografer KORAN SINDO, Ali Masduki, di atas bisa dijadikan sebagai contoh. Penerapan teknik lowspeed saat memotret aktivitas salat tarawih juga kerap menghasilkan foto yang dramatis seperti yang ditunjukkan fotografer KORAN SINDO, Kadri Boy Tarigan, pada foto kiri atas. Banyak lagi cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan foto yang menarik. Memadukan teknik ruang tajam dengan penempatan foreground merupakan salah satunya.

Gunakan diafragma lebar saat memotret untuk menghasilkan bidang blur pada ruang komposisi selain objek untuk lebih menguatkan focal point tersebut. Teknik ini digunakan pada foto jamaah yang tengah berzikir menggunakan tasbih dengan foreground jamaah yang tengah membaca Alquran.

Membuat foto esai memang membutuhkan latihan, mungkin tak cukup hanya satu-dua kali memotret untuk mendapatkan foto yang bagus. Eksplorasi angle dan kreativitas serta kedekatan dengan objek foto akan sangat berpengaruh pada hasil foto. Setiap tema mempunyai kisah sendiri, dan tugas kita untuk memotret dan menceritakannya kepada orang lain lewat rentetan foto yang kita abadikan.

Arie yudhistira
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6537 seconds (0.1#10.140)