Sudah Punah

Sabtu, 20 Juni 2015 - 12:43 WIB
Sudah Punah
Sudah Punah
A A A
BUS TINGKAT

Sebelum ada City Tour, bus tingkat pernah populer di Jakarta sebagai alat transportasi umum. Double decker yang pada era Menhub Rusmin Nuryadin itu beroperasi sejak 1984 hingga sekitar 1990-an. Rutenya beragam, namun yang paling legendaris adalah P67 (Senen – Blok M) dan P70 (Blok M – Kota).

Pembangunan fly over dan under pass menjadi salah satu alasan mengapa bus tingkat dihapus operasinya karena memiliki jarak yang landai dan ketinggian yang lebih dari bus lain sehingga tidak bisa bermanuver dengan leluasa. Ditambah suku cadang yang sulit dicari dan jalannya yang lambat sehingga dirasa tidak lagi cocok untuk kebutuhan transportasi di Jakarta.

Kini armadanya sudah banyak menjadi bangkai. Namun, di daerah Blok M, ada yang memanfaatkannya sebagai bangunan distro. Dengan dua ruang atas dan bawah, bus ini terbukti menghemat ruang pemakaian jalan. Karena alasan itu, sejak Februari 2014, bus tingkat dengan nama City Tour dilahirkan sebagai kebutuhan pariwisata di Jakarta. Bus gratis ini melayani rute Blok M – Bundaran HI, Bundaran HI – Monas dan Bundaran HI – Tanah Abang.

TREM

Trem pernah dimiliki Batavia sejak pertengahan 1800 hingga 1900- an di Batavia. Ada tiga jenis trem dengan masing-masing eranya, yaitu trem kuda, trem uap, dan trem listrik sebagai generasi yang terakhir. Buku Engineers of Happy Land yang ditulis Rudolf Mrazek menyebut bahwa trem listrik pertama dibangun di Batavia pada 1899.

Kala itu, trem bersama dengan kereta api uap, menurut Mrazek, adalah simbol modernitas di Hindia-Belanda. Tanah Jawa –termasuk Batavia– menjadi salah satu medan yang paling cocok dilalui rangkaian gerbong berbasis rel di Asia karena datar dan cukup keras. Hingga tahun 1950-an, ada sekitar 5 lin (“Ijin” dalam bahasa Belanda, artinya lintasan) di Jakarta. Antara lain Kampung Melayu, Jalan Cut Meutia, Jalan Tanah Abang Raya (kini Jalan Abdul Muis), Harmoni dan Pasar Ikan. Operasi trem dihentikan pada 1959.

LAIN-LAIN


Ada juga oplet yang dikenal lewat tayangan Si Doel Anak Sekolahan. Pada 1960-an dan 1970-an, oplet menjadi kendaraan umum paling populer di Jakarta yang kala itu masih jarang bus sedang dan besar. Pintu keluar-masuk penumpangnya ada di belakang. Hampir seluruh bodinya terbuat dari kayu. Sejak 1980, keberadaannya digantikan mikrolet yang lebih modern.

Kemudian ada helicak yang bentuknya seperti gabungan antara helikopter dengan becak. Kendaraan dengan mesin skuter Lambretta 150cc ini persis seperti becak yang juga sudah tidak lagi diperbolehkan beroperasi di Jakarta. Jika terjadi kecelakaan, penumpang yang lebih dulu celaka. Sang sopir pun akan kena panas dan hujan.

Karena alasan itu, akhirnya helicak dilarang beroperasi lagi pada 1987. Sedangkan becak, ada yang berpendapat bahwa kendaraan itu justru mengeksploitasi manusia atas manusia. Selain itu, ada juga mobet (motor betcak) yang masih digunakan warga di sekitar wilayah Senen dan Kemayoran.

RAHMAT MUSTAKIM
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3580 seconds (0.1#10.140)