Banjir, Banyak Binatang Buas Masuk Permukiman
A
A
A
TBILISI - Pemerintah Georgia benar-benar dibuat kerepotan dengan kaburnya binatang-binatang buas dari kebun binatang ke wilayah permukiman setelah banjir meluap di Tbilisi kemarin.
Pasukan khusus diterjunkan untuk menangkap kembali binatang- binatang tersebut. Menteri Budaya Georgia, Mikheil Giorgadze, mengatakan pemerintah akan berupaya mengendalikan situasi di Tbilisi, terutama dengan mengamankan hewan yang berhasil kabur. ”Pasukan khusus akan melakukan apa pun untuk mengatasi permasalahan ini. Kami semua akan turun,” kata Giorgadze seperti dikutip NBC News.
Sementara warga di sekitar Tbilisi diminta tetap berlindung di dalam rumah mengingat singa, harimau, beruang, hiena, serigala, dan kuda nil masih berkeliaran. Dalam aksinya, pasukan keamanan menggunakan peluru obat bius untuk melumpuhkan hewan yang terlepas ke area publik. Mereka juga terkadang tidak memiliki pilihan selain menembak mati hewan yang bertindak agresif.
Hujan deras dan angin kencang di Tbilisi menyebabkan air Sungai Vere meluap. Sedikitnya 11 orang tewas meski 3 di antaranya perlu menunggu penyelidikan karena meninggal di Kebun Binatang Tbilisi. Otoritas terkait setempat mengatakan sedikitnya 20 orang mengalami luka-luka akibat banjir. Mereka mendapatkan pertolongan dan perawatan. Sementara itu, beberapa orang dilaporkan hilang. Pasukan keamanan Georgia didukung helikopter memantau dan mengawasi situasi di Tbilisi.
Mereka meminta agar warga Tbilisi hanya keluar rumah jika dalam keadaan yang sangat darurat dan mendesak. Maklum, selain masih terdapat hewan buas, beberapa titik di sekitar Tbilisi masih digenangi banjir dan lumpur. Juru bicara Kebun Binatang Tbilisi, Mzia Sharashidze, mengatakan banyak sekali hewan yang tewas ditelan banjir atau ditembak mati pasukan khusus Georgia. Namun dia mengaku tidak tahu jumlah hewan yang masih tersisa hidup.
”Tidak banyak yang tersisa, tapi tetap saja menghitung yang berhasil kabur sulit,” tandasnya. Direktur Kebun Binatang Tbilisi, Zura Gurielidze, mengatakan hampir seluruh fasilitas kebun binatang rusak parah. ”Ini merupakan tragedi yang sulit kami percaya. Benar-benar diluar dugaan,” tandas Gurielidze. ”Ya, betul. Banyak sekali hewan yang mati, baik karena terseret air banjir ataupun karena ditembak setelah melarikan diri,” sambungnya.
Menurut Gurielidze, satu stafnya yang meninggal akibat banjir bernama Guliko Chitadze, 56. Dia mengonfirmasi Chitadze pernah kehilangan tangannya karena digigit harimau. Namun Chitadze tidak mau menyalahkan harimau dan ingin kembali bekerja. Dia bersama suaminya yang juga bekerja di kebun binatang tewas. Beberapa foto yang diambil media lokal menunjukkan seekor kuda nil sedang berkeliaran di tepi jalan atau tengah dibius polisi. Seekor beruang juga terlihat sedang memanjat jendela apartemen.
”Pasukan keamanan berhasil menyudutkan satu kuda nil di satu titik kota dan melumpuhkannya dengan obat bius,” kata Sharashidze. Polisi membawa senapan laras panjang rifle. Mereka melakukan operasi pencarian hewan yang berkeliaran di sekitar kebun binatang. Seekor hiena ditembak mati di Universitas Negara Tbilisi (Tbilisi State University). Hiena itu, kata polisi, mengejar seorang staf perguruan tinggi yang akhirnya mengunci diri di sebuah gudang.
Pasukan khusus berhasil menembak mati enam serigala di sebuah pekarangan depan rumah sakit penyakit infeksi. Bangkai seekor singa, hiena, dan serigala lainnya juga tergeletak di atas tanah. Hewan-hewan tersebut diyakini tewas akibat banjir. Jumlah resmi kerugian akibat banjir tersebut belum diketahui. Beberapa warga yang memiliki senjata rifle juga menembak mati hewan yang mereka temukan di area publik. Alasannya untuk menjaga keamanan.
Namun Gurielidze meminta kepada warga untuk tidak menembak secara sembarangan karena beberapa hewan itu masih bisa diselamatkan sebelum bisa dikembalikan ke kebun binatang. Pihak kebun binatang melihat adanya tragedi lain dalam insiden ini. Mereka kehilangan singa langka berwarna putih yang mereka namai Shumba.
Menurut pihak kebun binatang, Shumba merupakan salah satu hewan yang menyedot banyak pengunjung. Sebagian dari mereka, terutama anak-anak, terkesan dengan Shumba. Wali Kota Tbilisi David Narmania mengatakan sejauh ini pihaknya masih mencoba menghitung jumlah kerugian yang ditelan Pemerintah Tbilisi.
”Tapi, taksiran saya, jumlahnya diperkirakan mencapai 10 juta euro,” kata Narmania. Situasi di Tbilisi yang banyak diseraki puing-puing belum kondusif. Kota ini dihuni sekitar 1,1 juta jiwa.
Muh shamil
Pasukan khusus diterjunkan untuk menangkap kembali binatang- binatang tersebut. Menteri Budaya Georgia, Mikheil Giorgadze, mengatakan pemerintah akan berupaya mengendalikan situasi di Tbilisi, terutama dengan mengamankan hewan yang berhasil kabur. ”Pasukan khusus akan melakukan apa pun untuk mengatasi permasalahan ini. Kami semua akan turun,” kata Giorgadze seperti dikutip NBC News.
Sementara warga di sekitar Tbilisi diminta tetap berlindung di dalam rumah mengingat singa, harimau, beruang, hiena, serigala, dan kuda nil masih berkeliaran. Dalam aksinya, pasukan keamanan menggunakan peluru obat bius untuk melumpuhkan hewan yang terlepas ke area publik. Mereka juga terkadang tidak memiliki pilihan selain menembak mati hewan yang bertindak agresif.
Hujan deras dan angin kencang di Tbilisi menyebabkan air Sungai Vere meluap. Sedikitnya 11 orang tewas meski 3 di antaranya perlu menunggu penyelidikan karena meninggal di Kebun Binatang Tbilisi. Otoritas terkait setempat mengatakan sedikitnya 20 orang mengalami luka-luka akibat banjir. Mereka mendapatkan pertolongan dan perawatan. Sementara itu, beberapa orang dilaporkan hilang. Pasukan keamanan Georgia didukung helikopter memantau dan mengawasi situasi di Tbilisi.
Mereka meminta agar warga Tbilisi hanya keluar rumah jika dalam keadaan yang sangat darurat dan mendesak. Maklum, selain masih terdapat hewan buas, beberapa titik di sekitar Tbilisi masih digenangi banjir dan lumpur. Juru bicara Kebun Binatang Tbilisi, Mzia Sharashidze, mengatakan banyak sekali hewan yang tewas ditelan banjir atau ditembak mati pasukan khusus Georgia. Namun dia mengaku tidak tahu jumlah hewan yang masih tersisa hidup.
”Tidak banyak yang tersisa, tapi tetap saja menghitung yang berhasil kabur sulit,” tandasnya. Direktur Kebun Binatang Tbilisi, Zura Gurielidze, mengatakan hampir seluruh fasilitas kebun binatang rusak parah. ”Ini merupakan tragedi yang sulit kami percaya. Benar-benar diluar dugaan,” tandas Gurielidze. ”Ya, betul. Banyak sekali hewan yang mati, baik karena terseret air banjir ataupun karena ditembak setelah melarikan diri,” sambungnya.
Menurut Gurielidze, satu stafnya yang meninggal akibat banjir bernama Guliko Chitadze, 56. Dia mengonfirmasi Chitadze pernah kehilangan tangannya karena digigit harimau. Namun Chitadze tidak mau menyalahkan harimau dan ingin kembali bekerja. Dia bersama suaminya yang juga bekerja di kebun binatang tewas. Beberapa foto yang diambil media lokal menunjukkan seekor kuda nil sedang berkeliaran di tepi jalan atau tengah dibius polisi. Seekor beruang juga terlihat sedang memanjat jendela apartemen.
”Pasukan keamanan berhasil menyudutkan satu kuda nil di satu titik kota dan melumpuhkannya dengan obat bius,” kata Sharashidze. Polisi membawa senapan laras panjang rifle. Mereka melakukan operasi pencarian hewan yang berkeliaran di sekitar kebun binatang. Seekor hiena ditembak mati di Universitas Negara Tbilisi (Tbilisi State University). Hiena itu, kata polisi, mengejar seorang staf perguruan tinggi yang akhirnya mengunci diri di sebuah gudang.
Pasukan khusus berhasil menembak mati enam serigala di sebuah pekarangan depan rumah sakit penyakit infeksi. Bangkai seekor singa, hiena, dan serigala lainnya juga tergeletak di atas tanah. Hewan-hewan tersebut diyakini tewas akibat banjir. Jumlah resmi kerugian akibat banjir tersebut belum diketahui. Beberapa warga yang memiliki senjata rifle juga menembak mati hewan yang mereka temukan di area publik. Alasannya untuk menjaga keamanan.
Namun Gurielidze meminta kepada warga untuk tidak menembak secara sembarangan karena beberapa hewan itu masih bisa diselamatkan sebelum bisa dikembalikan ke kebun binatang. Pihak kebun binatang melihat adanya tragedi lain dalam insiden ini. Mereka kehilangan singa langka berwarna putih yang mereka namai Shumba.
Menurut pihak kebun binatang, Shumba merupakan salah satu hewan yang menyedot banyak pengunjung. Sebagian dari mereka, terutama anak-anak, terkesan dengan Shumba. Wali Kota Tbilisi David Narmania mengatakan sejauh ini pihaknya masih mencoba menghitung jumlah kerugian yang ditelan Pemerintah Tbilisi.
”Tapi, taksiran saya, jumlahnya diperkirakan mencapai 10 juta euro,” kata Narmania. Situasi di Tbilisi yang banyak diseraki puing-puing belum kondusif. Kota ini dihuni sekitar 1,1 juta jiwa.
Muh shamil
(ars)