Dramatis, Beregu Putra Rebut Emas

Sabtu, 13 Juni 2015 - 10:16 WIB
Dramatis, Beregu Putra Rebut Emas
Dramatis, Beregu Putra Rebut Emas
A A A
SINGAPURA - Luar biasa perjuangan tim Indonesia pada final beregu putra badminton kontra Thailand di SEA Games ke-28 Singapura tadi malam.

Lewat pertarungan dramatis, Indonesia merebut medali emas pertama di cabang badminton setelah unggul 3-2. Lagu Indonesia Raya pun berkumandang di Singapore Indoor Stadium, Kallang, Singapura. Tunggal Indonesia Ihsan Maulana Mustofa menjadi penentu kemenangan Merah Putih selepas menaklukkan Suppanyu Avihingsanon 20-22, 21-16, 21- 9.

Sebelumnya di semifinal, dia juga menjadi kunci sukses tim Indonesia atas Malaysia dengan mengalahkan Muhammad Arif Abdul Latif 21-12, 22-20. ”Saya sangat senang tim Indonesia bisa meraih medali emas. Saya berpikir, kapan lagi? Inilah saatnya, saya harus menang,” ujar Ihsan seusai pertandingan.

Diiringi yel-yel ”Pasti Bisa, Pasti Bisa” dari tribun penonton, Ihsan tampil on fire. Duel Ihsan kontra Suppanyu berlangsung menegangkan lantaran kedua pemain saling melancarkan serangan dengan smes keras serta penempatan bola yang sulit dijangkau. Saat dia meraih champion point pada game ketiga, tim Merah Putih langsung berhamburan ke lapangan dan memeluk Ihsan.

”Kunci kemenangan saya adalah yakin akan kemampuan sendiri. Beban itu ada, tapi saya bersemangat saja, jadi lupa beban. Pokoknya berpikir bagaimana dapat poin. Saya ingatkan diri sendiri bahwa saya lebih kuat dari lawan,” imbuh Ihsan. Medali emas ini dipersembahkan Ihsan untuk seluruh masyarakat Indonesia, keluarga, pelatih, serta rekanrekannya.

” Penampilan Ihsan sungguh luar biasa, dukungan dari semua membuat kami semangat. Kami sudah antisipasi karena Suppanyu pemain yang ulet, tetapi ternyata Ihsan begitu luar biasa,” kata Pelatih Hendry Saputra melayangkan pujian untuk Ihsan.

Pada final yang berlangsung di Singapore Indoor Stadium, Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand di partai pertama. Tunggal Indonesia Jonatan Christie tak berdaya menghadapi gempuran Tanongsak Saensomboonsuk dan menyerah 21- 17, 21-19. ”Pergerakan kaki saya kurang pas, kadang langkah dan loncatan saya terlalu cepat,” ujar Jonatan setelah ditumbangkan Tanongsak.

Dia mengungkapkan smes keras Tanongsak sering kali gagal dikembalikan dengan baik olehnya. Selain itu, rasa gugup lantaran tampil sebagai tunggal pertama menjadi salah satu penyebab tidak berkembangnya permainan Jonatan. ”Mungkin ada faktor tegang juga sebagai tunggal pertama.

Tanongsak pemain yang bagus, tetapi saya sebetulnya bisa mengatasi. Dia berusaha unggul di permainan net, sebaliknya permainan net saya malah tidak keluar,” imbuhnya. Indonesia mampu menyamakan kedudukan 1-1 setelah pasangan ganda putra Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi mengandaskan Bodin Issara/ Nipitphon Puangpuapech 21-15, 21-13. Angga/Ricky menguasai jalannya pertandingan.

Poin demi poin relatif mudah diraih pasangan juara Singapore Open Super Series 2015 ini. ”Kami merasa lebih konsentrasi, menang kalah nanti dulu, yang penting main bagus. Secara teknik, kami merasa unggul, mungkin karena mereka pasangan baru, jadi masih saling beradaptasi,” papar Ricky dalam rilis Humas PBSI.

Sayang, di partai ketiga, Indonesia kembali kehilangan poin. Tunggal Firman Abdul Kholik kalah 7-21, 14-21 dari Boonsak Ponsana. Pemain muda jebolan klub Mutiara Cardinal Bandung ini memang kalah kelas dari sang lawan yang jauh lebih senior. Selain tak bisa mengembangkan permainan, pertahanan Firman juga tak sebaik biasanya.

Dia beberapa kali gagal meredam smes keras yang dihujamkan Boonsak. ”Saya selalu berada di bawah tekanan dan sulit untuk keluar. Pola permainan saya juga mudah diantisipasi lawan. Saya kurang sabar dan terlalu buru-buru. Sementara permainan Boonsak lebih rapi,” kata Firman.

Dia mengakui, lantaran kalah pengalaman, Boonsak sering melakukan pukulan tipuan. ”Arahnya tidak bisa ditebak. Pengalaman berbicara, dia lebih bisa mengatur ritme permainan,” tambahnya. Pada pertandingan perorangan, Firman akan kembali bertemu dengan Boonsak di partai pertama. Firman mengaku telah mengambil banyak pelajaran dari pertemuan tadi malam. ”Pokoknya di perseorangan nanti harus bisa tampil beda. Bagaimanapun caranya, harus bisa,” tuturnya.

Pada partai selanjutnya di final beregu putra, pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/ Marcus Fernaldi Gideon mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Kevin/ Marcus menundukkan Pakkawat Vilailak/Wannawat Ampunsuwan lewat rubber game 21-19, 18-21, 21-14.

Duel Kevin/Marcus kontra Vilailak/Ampunsuwan berlangsung menegangkan khususnya di game pertama dan kedua. Kevin/ Marcus unggul di game pertama, tapi harus kehilangan game kedua. Faktor angin di lapangan disebut Kevin/Marcus cukup memengaruhi permainan. Pada game kedua, pasangan Thailand ada di posisi lapangan yang searah dengan arah angin sehingga serangan mereka lebih tajam dan sulit dikembalikan.

Di awal game ketiga, giliran Kevin/Marcus yang mendapat posisi lapangan searah angin. Mereka pun memanfaatkan hal ini dengan mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya hingga unggul jauh 11-5. Ketika berganti lapangan, Kevin/ Marcus sudah mengontrol jalannya pertandingan dan sulit untuk dikendalikan Vilailak/ Ampunsuwan. ”Ada beban karena (posisi Indonesia) sedang tertinggal, kami hanya bermain dengan mengeluarkan kemampuan terbaik kami,” ujar Kevin.

Pada akhirnya, kemenangan Ihsan pada partai kelima menjadi garansi diraihnya medali emas SEA Games. Adapun tim beregu putri mempersembahkan medali perunggu.

Raikhul amar
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9325 seconds (0.1#10.140)
pixels