Islah Dua Kubu Partai Golkar Masih Stagnan
A
A
A
JAKARTA - Saling klaim atas kantor DPP Partai Golkar oleh pengurus Munas Bali dan Munas Ancol kembali memanaskan tensi dua kubu partai beringin.
Tindak lanjut islah sementara yang sudah ditandatangani dua kubu pun terganggu dan belum menunjukkan hasil yang signifikan. Bahkan, rencana pertemuan tim penjaringan pilkada dua kubu yang sedianya digelar pekan ini, terpaksa kembali ditunda akibat masalah perebutan kantor DPP ini.
Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie (ARB) mengatakan, dua kubu sama-sama berhak menggunakan kantor yang kini dikuasai pihak Munas Ancol tersebut. ARB juga menolak tudingan Agung Laksono bahwa pihak Munas Bali telah berupaya melakukan penyerangan ke kantor itu pada Senin (8/6).
Demi mencari jalan tengah, ARB setuju dengan usulan agar kantor DPP Golkar di Jalan Anggrek Nelly, Jakarta Barat tersebut dikosongkan sementara agar steril dari penguasaan kedua pihak. ”Kalau mau dikosongkan, ya kita kosongkan. Kita menghargai hukum. Saya minta juga ke Sekjen (Idrus Marham) untuk gembok juga. Jadi ada dua gembok,” ujar ARB di Jakarta kemarin.
ARB mengaku kecewa dengan kubu Munas Ancol yang dinilainya tidak mematuhi putusan sela Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang mengakui kepengurusan Munas Riau 2009. ”Kita akan hadapi terus. Kubu Munas Ancol tidak dibolehkan melakukan kegiatan kepartaian dengan bentuk atau alasan apa pun. Tidak boleh mengatasnamakan partai, tapi dilanggar,” kata mantan menko kesra ini.
Sebelumnya, Agung Laksono menyayangkan ada upaya penyerangan Kantor DPP Partai Golkar oleh sekelompok orang tak dikenal. Menurutnya, upaya itu mengganggu proses islah yang telah disepakati. ”Semata-mata kami ingin secara khidmat menjalankan islah yang juga diprakarsai tokoh senior kami. Islah adalah pertanggungjawaban kami untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa,” kata Agung pada Selasa (9/6).
Agung menambahkan, agenda pertemuan tim penjaringan yang telah dibentuk kedua kubu juga terpaksa ditunda hingga Senin (15/6), lantaran upaya penyerangan Kantor DPP Golkar tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil Munas Bali Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) menampik tudingan ada upaya penyerangan Kantor DPP Golkar. ”Enggak ada yang diserang. Saya sudah tanya Kapolres Jakarta Barat. Diajawab tidak ada,” ujar Titiek di sela-sela acara Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) di Jakarta kemarin.
Titiek meluruskan kabar yang beredar ihwal rombongan Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) yang disebut- sebut ingin mengambil alih kantor tersebut. Menurut dia, kedatangan 60 perempuan anggota KPPG ke kantor tersebut bertujuan melaksanakan doa bersama memperingati haul mantan Presiden Soeharto.
Sucipto/sindonews
Tindak lanjut islah sementara yang sudah ditandatangani dua kubu pun terganggu dan belum menunjukkan hasil yang signifikan. Bahkan, rencana pertemuan tim penjaringan pilkada dua kubu yang sedianya digelar pekan ini, terpaksa kembali ditunda akibat masalah perebutan kantor DPP ini.
Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie (ARB) mengatakan, dua kubu sama-sama berhak menggunakan kantor yang kini dikuasai pihak Munas Ancol tersebut. ARB juga menolak tudingan Agung Laksono bahwa pihak Munas Bali telah berupaya melakukan penyerangan ke kantor itu pada Senin (8/6).
Demi mencari jalan tengah, ARB setuju dengan usulan agar kantor DPP Golkar di Jalan Anggrek Nelly, Jakarta Barat tersebut dikosongkan sementara agar steril dari penguasaan kedua pihak. ”Kalau mau dikosongkan, ya kita kosongkan. Kita menghargai hukum. Saya minta juga ke Sekjen (Idrus Marham) untuk gembok juga. Jadi ada dua gembok,” ujar ARB di Jakarta kemarin.
ARB mengaku kecewa dengan kubu Munas Ancol yang dinilainya tidak mematuhi putusan sela Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang mengakui kepengurusan Munas Riau 2009. ”Kita akan hadapi terus. Kubu Munas Ancol tidak dibolehkan melakukan kegiatan kepartaian dengan bentuk atau alasan apa pun. Tidak boleh mengatasnamakan partai, tapi dilanggar,” kata mantan menko kesra ini.
Sebelumnya, Agung Laksono menyayangkan ada upaya penyerangan Kantor DPP Partai Golkar oleh sekelompok orang tak dikenal. Menurutnya, upaya itu mengganggu proses islah yang telah disepakati. ”Semata-mata kami ingin secara khidmat menjalankan islah yang juga diprakarsai tokoh senior kami. Islah adalah pertanggungjawaban kami untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa,” kata Agung pada Selasa (9/6).
Agung menambahkan, agenda pertemuan tim penjaringan yang telah dibentuk kedua kubu juga terpaksa ditunda hingga Senin (15/6), lantaran upaya penyerangan Kantor DPP Golkar tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil Munas Bali Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) menampik tudingan ada upaya penyerangan Kantor DPP Golkar. ”Enggak ada yang diserang. Saya sudah tanya Kapolres Jakarta Barat. Diajawab tidak ada,” ujar Titiek di sela-sela acara Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) di Jakarta kemarin.
Titiek meluruskan kabar yang beredar ihwal rombongan Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) yang disebut- sebut ingin mengambil alih kantor tersebut. Menurut dia, kedatangan 60 perempuan anggota KPPG ke kantor tersebut bertujuan melaksanakan doa bersama memperingati haul mantan Presiden Soeharto.
Sucipto/sindonews
(ftr)