Gedung Putih Diancam Bom

Kamis, 11 Juni 2015 - 09:13 WIB
Gedung Putih Diancam Bom
Gedung Putih Diancam Bom
A A A
WASHINGTON - Gedung Putih mendapatkan ancaman bom yang memaksa para pegawai dan jurnalis dievakuasi. Saat itu terjadi Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama tidak dievakuasi meski berada di kantornya.

Bersamaan dengan ancaman bom tersebut, Gedung Senat AS juga dikabarkan mendapatkan teror melalui telepon pada Selasa (9/10) waktu setempat. Namun, belum jelas apakah dua peristiwa terpisah itu saling berkaitan atau tidak. Ancaman telepon itu disampaikan kepada Departemen Polisi Metropolitan di Washington.

emberitahuan ada ancaman bom itu tepat pada konferensi pers harian yang digelar di Gedung Putih. Jurnalis dan para pegawai di ruangan tersebut diminta untuk meninggalkan lokasi tersebut dalam waktu 30 menit. Evakuasi para jurnalis karena target utama ancaman bom itu adalah ruang konferensi pers. ”Agen Secret Service dan anjing pelacak mencari bukti dan menutup semua pintu masuk Gedung Putih,” kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest, dikutip Reuters.

Dia menambahkan, Presiden Obama berada di Kantor Oval, hanya beberapa langkah dari ruang konferensi pers. ”Presiden Obama tidak dievakuasi saat ada ancaman bom,” tambahnya. Ibu Negara Michelle Obama dan dua putrinya juga berada di kediaman Gedung Putih. Mereka juga tidak dievakuasi. ”Posisi mereka tidak dalam bahaya sehingga tidak dievakuasi,” imbuhnya.

Earnest mengaku dia percaya dengan profesionalisme para agen Secret Service. Mereka membuat pertimbangan untuk melakukan beberapa langkah untuk menjamin keamanan penghuni dan tamu di Gedung Putih. Juru bicara Secret Service Brian Leary membenarkan Obama dan keluarganya memang tidak dievakuasi. ”Evakuasi hanya terbatas di ruang konferensi pers karena ancamannya sangat spesifik,” kata Leary pada Selasa malam lalu.

Para jurnalis, termasuk reporter AFP, yang dievakuasi mengungkapkan anjing pelacak dikerahkan untuk memeriksa ruangan konferensi pers. Selain itu, halaman utara Gedung Putih juga disterilkan. ”Ancaman bom via telepon di Gedung Putih itu ditujukan kepada Departemen Polisi Metropolitan. Polisi langsung menghubungi Secret Service untuk melakukan langkah pengamanan. ”Demi keselamatan, mereka perlu mengosongkan ruangan dan memeriksa kondisi,” kata Earnest.

Menyusul ancaman bom tersebut, beberapa jalan dan kawasan di sekitar Gedung Putih langsung ditutup. Menurut saksi mata, lapangan Lafayette di Pennsylvania Avenue juga ditutup untuk wisatawan dan warga AS. Secret Service juga memperketat penjagaan di sekitar kawasan Gedung Putih.

Selama pemeriksaan di Gedung Putih, lembaga pengawal pribadi Presiden AS itu tidak menemukan benda yang berbahaya. Mereka juga memeriksa seluruh paket pos dan tidak menemukan bom. Secret Service juga berkoordinasi dengan petugas kepolisian untuk memeriksa ancaman di dua Gedung Senat AS.

Polisi Gedung Capitol AS memeriksa seluruh bagian Gedung Dirksen, salah satu gedung di Kompleks Senat. Mereka juga menggeledah rumah para senator AS dan staf di dekat gedung tersebut. Mereka tidak menemukan benda yang mencurigakan. ”Karena proses investigasi masih berjalan, Secret Service tidak dapat mendiskusikan keterkaitan ancaman bom di Gedung Putih dan ancaman di Gedung Senat,” kata Leary.

Dilansir CNN, seorang penasihat Senat diberi tahu polisi tentang ancaman bom yang menargetkan lokasi yang spesifik. Itu membuat seluruh pegawai di Gedung Dirksen tersebut merasa itu sebagai ancaman serius. Penasihat senat yang enggan mengungkapkan identitasnya mengatakan pengancam menyatakan bom diletakkan di Kantor Komite Keamanan Dalam Negeri di lantai tiga.

Sementara itu, Secret Service memang menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Itu menyusul banyak skandal memalukan seperti banyak orang yang melompat pagar, penembakan ke arah Gedung Putih, hingga pesawat drone yang jatuh di kantor dan kediaman Presiden AS. Selain itu, lembaga pengamanan presiden itu juga tengah disorot dalam proses rekrutmen agen keamanan.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Mark Meadows mengungkapkan, puluhan agen Secret Service baru yang direkrut dikabarkan belum mendapatkan national security clearance - surat keterangan yang dikeluarkan oleh instansi. Surat tersebut jaminan loyalitas dan bebas tindakan kejahatan bagi seluruh agen Secret Service.

Direktur Joseph P Clancy berjanji akan memperbaiki hal tersebut secepatnya. ”Secret Service bekerja keras untuk menerbitkan security clearance,” ujar salah satu pejabat Secret Service yang enggan disebutkan namanya kepada Washington Post.

Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8905 seconds (0.1#10.140)
pixels