Jumlah Perjaka Tua di Jepang Meningkat
A
A
A
TAKASHI Sakai, 41, memiliki pekerjaan yang mapan dan selalu tersenyum. Namun, dia tak pernah memiliki pacar.
Dia juga tak pernah membangun rumah tangga. Dia satu dari ribuan lelaki Jepang berusia matang yang masih perjaka. ”Saya tidak pernah memiliki pacar. Hal yang mustahil bagi saya,” tutur Sakai, dikutip AFP. ”Jika saya tidak tertarik, saya tidak bisa jatuh cinta kepada perempuan. Tapi, saya tetap suka perempuan. Tapi, saya sulit jatuh cinta,” imbuhnya.
Cerita Sakai seperti menjadi bahan komedi film Hollywood. Tapi, ceritanya mirip dengan film yang dibintangi Steve Carell pada 2005 berjudul The 40-Year-Old Virgin . Berdasarkan survei Institut Nasional Populasi dan Penelitian Keamanan Sosial, seperempat pria Jepang yang belum menikah masih perjaka. Mereka disebut ”yaramiso ” dalam bahasa Jepang.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan 3% dibandingkan survei yang sama pada 1992. Pakar perjodohan Yoko Imamoto mengungkapkan, faktor ekonomi menjadikan lelaki Jepang enggan menikah dan memilih menjadi perjaka. Mereka sangat sulit mendapatkan kemapanan ekonomi. ”Banyak lelaki yang tidak percaya diri karena faktor ekonomi,” sebut Imamoto.
Dalam dua dekade terakhir, situasi bagi pria Jepang sangat keras dan kompetitif. Sedangkan bagi lelaki tua yang mapan, faktor kesibukan pekerjaan menyita waktu mereka menjalin hubungan cinta dengan perempuan. Shingo Sakatsume, pendiri lembaga nirlaba White Hands , mengkritik tradisi romantisme rakyat Jepang semakin menurun.
”Di Jepang saat ini tidak ada tempat untuk belajar membangun hubungan yang romantis,” tuturnya. Dia pun memilih mendirikan lembaga yang mengajari lelaki Jepang untuk belajar romantis dan mengenal perempuan.
Andika hendra m
Dia juga tak pernah membangun rumah tangga. Dia satu dari ribuan lelaki Jepang berusia matang yang masih perjaka. ”Saya tidak pernah memiliki pacar. Hal yang mustahil bagi saya,” tutur Sakai, dikutip AFP. ”Jika saya tidak tertarik, saya tidak bisa jatuh cinta kepada perempuan. Tapi, saya tetap suka perempuan. Tapi, saya sulit jatuh cinta,” imbuhnya.
Cerita Sakai seperti menjadi bahan komedi film Hollywood. Tapi, ceritanya mirip dengan film yang dibintangi Steve Carell pada 2005 berjudul The 40-Year-Old Virgin . Berdasarkan survei Institut Nasional Populasi dan Penelitian Keamanan Sosial, seperempat pria Jepang yang belum menikah masih perjaka. Mereka disebut ”yaramiso ” dalam bahasa Jepang.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan 3% dibandingkan survei yang sama pada 1992. Pakar perjodohan Yoko Imamoto mengungkapkan, faktor ekonomi menjadikan lelaki Jepang enggan menikah dan memilih menjadi perjaka. Mereka sangat sulit mendapatkan kemapanan ekonomi. ”Banyak lelaki yang tidak percaya diri karena faktor ekonomi,” sebut Imamoto.
Dalam dua dekade terakhir, situasi bagi pria Jepang sangat keras dan kompetitif. Sedangkan bagi lelaki tua yang mapan, faktor kesibukan pekerjaan menyita waktu mereka menjalin hubungan cinta dengan perempuan. Shingo Sakatsume, pendiri lembaga nirlaba White Hands , mengkritik tradisi romantisme rakyat Jepang semakin menurun.
”Di Jepang saat ini tidak ada tempat untuk belajar membangun hubungan yang romantis,” tuturnya. Dia pun memilih mendirikan lembaga yang mengajari lelaki Jepang untuk belajar romantis dan mengenal perempuan.
Andika hendra m
(ftr)